My (Not So Common) Dilamar Story
Setelah 2,5 tahun semua rencana untuk bertemu gagal maning gara-gara pandemi akhirnya kemarin ini saya bisa ketemu Issam. Keseluruhan prosesnya panjang dan menguras emosi. Bikin marah-marah dan bertengkar hebat. Sampai sok-sok minta putus segala karena sudah lelah.
Urusannya ga bisa sat set sat set kayak nikahan Maudy Ayunda. Kita yang rakyat jelata begini harus melewati berbagai halang rintang sebelum bisa ketemu.
Trus entah kenapa pemerintah Indonesia masih belum memasukkan Oman dalam list negara yang bisa masuk dengan Visa on Arrival (VOA), jadilah saya harus apply pre-arrange visa untuk Issam. Harganya 4 juta. Saran saya hati-hati pas cari agentnya, ada teman yang cerita kalau teman bulenya ketipu hampir 5 jutaan urusan agent visa ini.
Syarat lainnya kemarin itu harus ada asuransi yang mengcover COVID dan juga PCR test (ini katanya sekarang sudah tidak perlu lagi). Sukurnya sudah tidak perlu PCR test lagi upon arrival dan karantina. Alhamdulilah juga semua prosesnya lancar. Biarpun ketika di Imigrasi Jakarta dia sempat di tanya agak panjang urusannya datang ke Indonesia. Dengan santainya Issam bilang, mau ketemu pacar saya di Bali namanya Yulia Windayani. Ini dia lagi online saya saya, kamu mau ngomong langsung? π
Ketika jemput di bandara saya mules. Deg-degan macam mau interview kerja. Beneran deh, dan setelah ketemu mewek. Masih ga percaya kalau setelah ratusan hari (asek, mantap!) kami bisa ketemu. Bahkan dua-tiga hari pertama masih suka ga percaya kalau dia di Bali. Setelah 2,5 tahun hanya lewat telpon kadang suka lupa kalau Issam juga manusia, bukan kode biner π
Ini kali kedua Issam ke Bali. Kali kedua ketemu ibu bapak juga. Kebetulan yang menyenangkannya adalah, pas tanggal ibu ulang tahun. Ibu seneng banget sih. Super senang sepertinya. Dan di hari yang sama Issam melamar saya. Eheemm, yaps, lebih tepatnya meminta saya pada bapak dan ibu. Duh, kok nulis ini aja nangis sih.
Bukan lamaran romantis yang Issam berlutut memgang tangan saya dan memberi cincin. Kayaknya lamaran macam itu hanya ada di film-film dan atau kehidupan orang lain yang bukan Winda.
Ceritanya gini...
Hari itu kami pulang ke Buleleng, ke rumah Busungbiu untuk kejutan ulang tahun Ibu. Kejutan berhasil, ibu senang dengan kado-kado yang kami berikan. Lalu makan malam di restoran yang memang ibu mau. Salah satu Restoran dan Bar yang sedang hits di Buleleng.
Saya dan Issam minta tolong pada waiter untuk menyiapkan kue ulang tahun kecil untuk Ibu. Ternyata Issam juga meminta agar home band menyanyikan lagu ulang tahun "paling keren". Jadilah ibu surprise (lagi) dengan kejutan di restoran itu. Tak lama home band istirahat, suasana restoran menjadi lebih kalem dan bisa ngobrol dengan lebih enak.
Issam hanya bilang kalau dia mau ngobrol sama bapak, minta bantu diterjemahkan. Di tengah restoran itu dan sesaat setelah perayaan ulang tahun ibu, kurang lebih ini yang Issam sampaikan ke Bapak:
"Saya disini hari ini, setelah 2,5 tahun yang panjang untuk bisa bertemu Winda, melewati semua kesulitan berdua, niat saya hanya satu, saya mau meminta Winda menjadi istri saya. Saya hanya manusia biasa, saya punya masa lalu yang buruk, orang tua juga sudah tua dan mereka tidak bisa datang saat ini. Saya berharap Bapak bisa merestui"
Bukan Issam namanya kalau tidak absurd, setelah melihat raut wajah ibu dan bapak yang syok tapi bersahabat dan saya yang syok tapi harus tetap menterjemahkan semuanya dia menambahkan "Tapi kalau Bapak tidak merestui, saya tetap akan menikahi Winda. Saya akan menculik Winda" (saya sampai bingung ini harus disampaikan juga ke Bapak Ibu, tapi tetap saya sampaikan)
Saya tau Bapak sangat kaget dan tidak siap (ini berasa Issam ngelamar bapak sih) and there are some reasons why I am so gratefull being the Wirnadas. Salah satu karena Bapak jawab gini ke Issam "Kamu dan Winda sudah sama-sama dewasa. Buat saya yang paling penting adalah kebahagiaannya Winda. Kaluu dia bahagia sama kamu, saya pasti merestui. Apakah kalian sudah pikirkan semuanya baik-baik? Tentang jarak, tentang agama? Apakah Issam sudah siap dengan semua itu?"
Disini Issam menangis, dan jawaban dia manis sekali "Saya belum pernah jatuh cinta sebelumnya, dan Winda adalah cinta saya. Saya tidak akan mengambil Winda dari kalian. Menikah bukan berarti saya akan menjauhkan dia dari keluarga. Kami akan ngobrol untuk menentukan kapan waktu yang terbaik. Tentang apakah Winda akan tetap di Indonesia atau di Oman. Tapi niat saya, saya akan berusaha untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Indonesia. Tentang agama, dalam Islam kami diajari sebuah ayat yang berkata -- Untukmu agamamu, untukku agamaku -- Saya mencintai Winda, karena dia Winda"
Apapun ujungnya nanti, saya tidak bisa berhenti berterimakasih pada semesta karena mempertemukan saya dengan laki-laki absurd tapi manis ini.
Nggak bisa omong apa....ikut bahagia mendengar kabar bahagia dari Kalian berdua❤️❤️ ikut mewek bacanyaπ’π’
ReplyDeleteTerimakasih Supportnyaaaa... Sayangnya Anonym lho, jadi aku ga tau siapa yang komen...
Deleteππππ semoga berbahagia selalu adik ku... Dan dilancarkan semua rencana
ReplyDelete