Timeline facebook dan IG saya cukup ramai dengan ucapan ulang tahun untuk almamater saya. SMA 1 Singaraja. Foto-foto jaman SMA juga bersliweran. Sayangnya, saya tidak punya foto jaman SMA. Jangankan foto, handphone saja saya baru punya setelah kelas 2 SMA. Itupun lungsuran dari entah siapa lupa. But then, still 3 tahun SMA adalah salah satu fase terbaik dan terajaib dalam hidup saya. And for that, I have to thank to SMA 1 Singaraja. 

Saya rasa, most of Alumni-nya SMANSA Singaraja akan sangat bangga bersekolah di sekolah terbaik ini. Regardless saat SMA dulu masuk kelas unggulan, juara olimpiade, group sispala, geng OSIS, atlet sekolah, gadis-gadis populer, atau bahkan anak nerd macam saya. We have one thing in common, we are so proud being "anak SMANSA". Satu kesamaan lainnya mungkin most of us adalah budak les pelajaran tambahan! I mean, everyday les pelajaran tambahan dari jam 3 sore sampai jam 8 malam. Sad.

The uniform tells it all. What so called batik smansa, yang mungkin karena kualitas kain atau entah apa, pasti akan menipis dan rombeng setelah beberapa lama di pakai (but I have a strange feeling now that the more rombeng the shirt, the cooler you got) membuat saya merasa agak jumawa sebenarnya. 

Yang paling menguntungkan, dan sebenarnya absurd adalah label. Yaps, ketika kita sebutkan bahwa sekolahnya di SMANSA Singaraja, hampir semua orang akan berasumsi bahwa kami anak pintar. Remember, asumsi! Of course not all of us adalah anak pintar. Termasuk saya. Saya cukup beruntung berada dalam lingkungan orang-orang pintar ini.

Sama seperti di SMA manapun, murid-murid SMA biasanya digolongkan dalam beberapa cluster utama. Kalau peng-cluster-an versi saya di SMANSA Singaraja ada golongan ini:

The Top Tier - The Genius Kids: di sekolahan saya isinya anak-anak olimpiade science. Ini yang Olimpiadenya sampe tingkat internasional lho ya. Ke luar negeri bukan buat jalan-jalan tetapi buat adu rumus fisika, kimia, matematika, biologi. Termasuk juga mereka yang juara lomba karya tulis ilmiah, tingkat internasional juga. Golongan ini yang paling mengintimidasi sebenarnya. You can find them easily. Mereka selalu di kelas unggulan, selalu tampak sangat nerd, sangat jarang bergaul dengan anak-anak di kelas lainnya. Setelah lulus juga kuliahnya cukup seragam kalau tidak di perguruan tinggi terbaik (ITB, UI, UGM, ITS, IPB), tinggal cek di Jurusan Kedokteran Unud atau sekolah kedinasan macam STAN dan STIS. Mereka berkeliaran disana. 

The Cool Kids - terkadang dianggap anak-anak bandel. Yaps, mereka juga biasanya akan berkawan bersama. Most of them sangat mengikuti trend at least untuk ukuran kota Singaraja. Motor, pakaian, gaya rambut, handphone. Beberapa dari mereka are good looking. Mungkin dari keluarga yang berkecukupan. (ini kenapa saya jadi profiling macam FBI sih!). Oh, banyak dari anak-anak cool kids ini juga anak band. Jadi kalau ada acara sekolah mereka pengisi acaranya. Saya tidak ingat apakah mereka menyanyi dengan baik atau tidak. Di acara-acara sekolah saya biasanya agak terlalu sibuk jajan. Sesekali mereka juga bandel. Kejadian yang melekat di ingatan saya adalah suatu ketika upacara bendera, entah kesalahan apa yang mereka lakukan, beberapa dari mereka harus berdiri di lapangan basket tanpa sepatu. Yang cukup impresif dari anak-anak ini, meskipun mereka di sekolah tidak masuk kelas unggulan, saat kuliah most of them masuk top tier university juga. Jurusan-jurusan favorit juga. Jangan tertipu dengan tampilan luar, they are all smart kids.

The Queen Bee's - terdengar shallow memang. Maafkan cara kerja otak saya waktu SMA. Group ini isinya memang gadis-gadis cantik. Good looking, good shape and presentable. Lumayan mudah memasangkan mereka dengan The Cool Kids. Profile-nya, seingat saya, most of them punya rambut panjang yang indah (saat itu saya belum sadar kalau ada namanya proses smoothing dan rebonding). Di saat kami yang lain ke sekolah dengan kemeja yang ukurannya 2 kali lebih besar dari ukuran badan kami, mereka memakai kemeja yang pas di badan. Bukan yang pas berlebihan, tapi cakep aja. Seringnya mereka akan selalu bersama-sama. Ke kantin, kumpul di lapangan sekolah, kelas mereka juga biasanya berdekatan. Mungkin faktor geographis kelas mempengaruhi eratnya tingkat pertemanan mereka. Saya tidak tau banyak tentang mereka. Agak menyesal kenapa saya kurang mengobservasi mereka.

The Trias Politica - terdengar ngeri. Dan memang mereka adalah para penegak keadilan dan penumpas kebatilan. Hahaha. No. Konsepnya di SMANSA Singaraja itu dulu ada OSIS, MPK (Majelis Perwakilan Kelas), dan Kamtib (Keamanan dan Ketertiban). Yang saya ingat, trias politica ini mengurusi razia ketertiban, lomba gerak jalan 17an, acara ulang tahun sekolah, MOS (dalam terjemahan bebas saya: Masa Olok-Olok Siswa Baru). Isinya cukup beragam. The cool kids ada disini, beberapa anak-anak yang serius dengan leadership kuat terutama dan paling banyak. The Genius nyaris tidak ada, kalaupun ada biasanya karena mereka harus mewakili kelas. Ingatan paling kuat saya adalah saat kelas 1 SMA sebenarnya kami dilarang naik motor sendiri, tentu saja saya melanggar. Jadi saat razia kena hukuman karena mereka menemukan kunci motor saya. Sampai akhirnya saya cukup cerdik punya tempat persembunyian kunci motor yang tidak akan saya ceritakan dimana! HA!

Unclassified - I think this is where I belong. Bersama dengan sebagian besar anak-anak lainnya. Tidak cukup pintar untuk disebut genius. Tidak cukup keren untuk menjadi cool atau queen bee's, dan di kasus saya terlalu malas untuk masuk menjadi bagian dari trias politica

Saya sangat beruntung sebenarnya. Bukan menjadi pusat perhatian orang-orang, saya punya cukup banyak waktu untuk observing. Melihat interaksi teman-teman saya dan belajar banyak dari sana. I mean, apa yang saya percaya saat ini, dan cukup fundamental, berawal dari masa SMA itu. Ketika saya bertemu dengan orang-orang pintar itu. Dengan pemikiran-pemikiran yang mungkin tidak mudah untuk dipahami banyak orang tetapi entah kenapa pas dengan ide-ide di kepala saya. Hal-hal yang sebenarnya agak terlalu berat untuk anak SMA. Tentang Tuhan, tentang agama, tentang spiritualitas, tentang kehidupan, alam semesta beserta isinya. Ini kenapa masa SMA saya ajaib.

Paling aneh adalah saya pernah masuk tim olimpiade matematika. What on earth saya bisa lolos coba. Waktu itu dipilih rangking 30 besar se-Bali, dan saya rangking 29 sepertinya. Hahaha. Itu asli hanya karena keberuntungan. Lalu selama beberapa minggu kami mendapat pelatihan intensif untuk mengerjakan soal-soal matematika rumit level olimpiade yang mungkin nantinya digunakan untuk menghitung volume pesawat ulang alik! Tidak sedikitpun pelajaran selama pelatihan itu yang nyantol di kepala. Ingatan saya selama pelatihan olimpiade adalah bagaimana caranya bolos dari kelas membosankan itu.

Meski nerd, saya juga punya geng kok. Sekumpulan teman-teman yang keren dan mau berteman dengan saya yang membuat masa SMA menjadi cukup normal. Ya, mereka dari golongan the genius, the cool kids, the queen bee's dan trias politica. Entah kejadian kosmik apa yang membuat kami betah berkawan. Bersama mereka saya merasakan menjadi bagian dari group teater sekolah yang tampil beberapa kali di muka umum. Merasakan riuhnya pesta ulang tahun. Ikut geram ketika seorang teman putus cinta. Beberapa kali menyukai teman satu angkatan atau kakak kelas yang tidak berujung kemana-mana. Dan yang sangat menyenangkan, akhirnya bertemu orang yang bisa saya ajak ngobrol tentang Harry Potter! 

Dan pada akhirnya, saya yang tak pandai berteman ini masih sangat sering ngobrol tak tentu hingga hari ini dengan beberapa dari mereka. If I mention your name please stand up: Win, Cika, Jati, Nia. Thank you for the friendship.

Saya tidak bisa berbagi photo keriuhan masa SMA, tetapi saya bisa berbagi cerita. Kenangan-kenangan ajaib dan absurd selama 3 tahun terbaik itu. 

Terimakasih SMANSA Singaraja sudah memberikan sahabat-sahabat terbaik. Cerita-cerita absurd. Pola pikir ajaib dan bertahan hingga kini,  membuat saya sangat bangga saat bercerita tentang masa SMA.

Dari Saya,
Yang saat ini lebih sering berada di seberang meja.

The Epic Gedung Utama Sekolah
Picture from: https://foursquare.com/v/smansa-singaraja/4c91f0514c19ef3bf45489e1?openPhotoId=4f9247a4e4b08038d70488aa