Holla...
I'm Back!! With new page address, biar agak keren gitu..

Anyway, masih dari negeri antah berantah, ini bulan ke empat saya bertahan hidup disini, dan anehnya selama 4 bulan ini saya betah disini saudara-saudara! Bukan sulap bukan sihir, maybe I am just get used with the weather, with the air, with the people, with my boss, with the donkey around. Now I could calmly said that, "Yes, this mountain, Jabal Akhdar, is home".

Sunset in Jabal Akhdar


How I end up with this state of mind, saya berusaha menemukan hal-hal yang bisa membuat saya bertahan setiap hari. Teman-teman lain yang memutuskan untuk tinggal jauh dari kampung halaman pun pasti melakukan hal yang sama. Menemukan hal-hal kecil yang mampu membuat kita bertahan.

Anyway, beberapa bulan disini, ada beberapa hal menarik yang saya observe. Ada yang bikin geleng-geleng kepala. Ada yang bikin mengangguk-angguk salut, ada pula yang membuat saya ingin berteriak WHYYYYYY...

So here we go with another list of random fact about Oman

1. Drive Thru = Lyfe Style
Kalau di Bali, yang drive thru itu adalah fast food (di beberapa ATM juga bisa drive thru). Tapiii, di Oman sini nyaris semua restaurant itu bisa drive thru! Mulai dri warung kopi pinggir jalan, sampe Turkish Restaurant besar yang super rame!

Awal-awal tinggal di Oman, saya sering di ajak mampir di warung kopi langganan anak-anak kantor. Saking langganannya, kita juga sering titip dokumen disana untuk vendor atau siapa saja yang tidak bisa mampir ke atas gunung, jadi tinggal ambil disana. Warung ini namanya Time of Tea kalau tidak salah. Kalau kita belanja, tinggal berhenti di parkiran, klakson-klakson, nanti waiternya datang mencatat pesanan, anterin pesanan, anterin kembalian, pokoknya kita tinggal duduk manis di mobil.

Saya pikir itu hanya karena kami sudah langganan dari jaman kapan tau kan, ternyataaaaaa...

Berapa hari kemudian di warung kebab out of nowhere, juga sama saja! Berhenti depan warung, klakson-klakson, disamperin waiter, pesenan diantar, beres! Pun ketika kami ke Arabic restaurant, sama! Begitu juga di Turkish restaurant besar yang super ramai, SAMA!

Sampai saya mikir ya, ini kalau kelakuan di Indonesia begini, berenti di depan restoran orang, klakson-klakson ga jelas bisa diamuk massa! Di hajar preman berlaskar-laskar dah.

Entah orang sini memang malas, atau karena memang restorannya terlalu memanjakan pelanggan, atau as simple as memang sudah kebiasaan saja. Satu hal yang saya sadari, kalau kita adalah makhluk hidup yang malas bertemu makhluk hidup lainnya, menyapa dan ngobrol, memang praktek drive thru ala Oman ini adalah penyelamat hidup anda!

2. Picnic & Camping to the Whole New Level
Jabal Akhdar, adalah salah satu tujuan piknik utama di Oman. Tidak hanya untuk orang Oman sendiri, tak jarang mereka yang tinggal di Dubai nyetir selama 6-7 jam untuk piknik di Jabal Akhdar. Alasan karena di Jabal Akhdar suhunya selalu bersahabat. Kalau summer, di kota suhunya bisa 45-50 C, di Jabal Akhdar palingan 20-24 C saja. Kalau kita di Bali semacam weekend di kebun raya Bedugul lah.

Nah, hampir setiap weekend saya melihat mobil-mobil dipenuhi berbagai peralatan piknik. Saya masih berpikir itu wajar, karena kan mereka sekalian camping. Jadi bawaannya macem-macem, dari makanan sampai toilet portable! Sama ketika saya beberapa kali main ke pantai di Muscat, melihat kuluarga-keluarga ini camping di pantai dengan perlengkapan komplit. Banyk dari mereka juga punya camping cars. Seru kan..

Nah, sampai suatu ketika, seorang kawan ngajakin saya piknik ke pantai. Ya saya kesenengan lah, kata dia sih dia mau mancing. Berbahagialah saya yang sukanya leyeh-leyeh ini kan, jadi di pikiran saya sudah pasti bakal lama main di pantainya.

Kalau cem kita di rumah, main ke pantai paling bawanya itu kain pantai dan segala rupa makanan kaaannnn, nah kawan saya ini (yang mana dia adalah orang oman), perlengkapan pikniknya paripurna! Tenda, picnic chair, cooler box, day bed, segala rupa makanan dan cemilan, dan belum lagi alat mancingnya dia ya...

Masnya yg siapin segala urusan per-piknikan
Saya cuman bengong aja ngeliatinnya.
Awalnya saya sempat ngerasa ga enak kan, kok ya repot banget demi ke pantai ini. Tapi kata dia ya memang begitulah adanya. Dan beneran, tetangga kanan kiri yang piknik di bantai juga sama kelakuannya. Bahkan banyak yang sampai membawa grill untuk barbeque segala!

Lalu kemarin sempat piknik sama anak-anak sekantor, niatnya sungguh mulia! Ya begitulah, sampai selimut pun dibawa! Makanannya tidak sekedar bakaran jagung ya, mulai dari salad, berjenis-jenis ikan, lamb mishkak (satenya orang oman), chicken barbeque, segala rupa soft drinks samapai buah dan snack! Padahal itu kita mungkin tidak sampai 10 orang saja!

Ini yang namanya Mishkak


Jadi kalau diajakin piknik sama orang Oman itu enak!

3. Meat Lover? Come to Oman
Kalau kalian macam adik saya si Esa yang kalau ketemu sayur mau muntah, cocok dah tinggal disini.

Dari observasi (yang mungkin tidak valid) saya, makanan favorit orang Oman adalah daging, daging dan daging. Sapi, Domba, Kambing, sampai Unta! Mulai dari di panggang, jadi semacam curry, atau sejenis tumisan, yang jelas dalam olahannya tidak mengikutkan sayur.



Sayur biasanya dijadikan side dish yang dipandang sperempat mata! Iya beneran deh, sayur biasanya adalah irisan sayur (niatnya salad mungkin ya) campuran antara timun, tomat, kol, dan sayuran hijau lain. Udah di gletekin begitu saja. Bahkan tanpa dressing apapun, hanya lemon diatasnya yang kalau mau diperas ya monggo, kalau tidak juga ga ruh.

Dimana-mana ya sudah sayurnya begitu saja.
Pertanyaan saya, mereka apa ga susah pup ya kalau jarang makan sayur?



4. Masih Punya Hutangan Denda? Ga boleh keluar negeri!
Yang bagus dan mungkin perlu kita adaptasi di Indonesia dari Oman adalah integrasi data kependudukan mereka. Cakep deh! Belum lagi birokrasinya yang tidak berbelit-belit. Tentu saja hal-hal semacam koneksi orang dalam masih berguna, tapi secara umum, prosesnya dibuat sangat sederhana!

Pengalaman saya waktu membuat Resident Card kemarin, tidak sampai 1 jam sudah beres dan saya sudah punya kartunya! Dengan punya resident card, segala urusan jadi gampang. Membuat rekening bank tidak perlu lagi isi form berlembar-lembar, cukup mereka gesek resident card, scan finger print yang sudah terdaftar di awal, beres langsung dapat ATM.

Begitu juga ketika membuat SIM. Semua menggunakan data yang sama di resident card.
Nh, pun ketika kita di denda, misalnya karena over speed (10 OMR per kejadian atau sekitar 350ribu), nanti akan di bill ke kita.

Nah kemarin saya lihat sendiri di bandara, kita-kita yang punya resident card kalau mau pergi ke luar negeri kita lewat jalur khusus dimana sangat mudah sebenarnya, tinggal scan finger print, scan resident card dan boarding pass. Akan jadi ribet ketika kita scan resident card, lalu lampu tetiba berwarna merah artinya kita masih punya tunggakan hutang denda! Itupun ditontong oleh orang sebandara ya..

Jangan harap bisa lewat kalau denda belum di bayar, disana ada counter kecil tempat kita membayar segala tunggakan, setelah itu baru bisa pergi. Cakep kan systemnya!

Yaps, karena baru 4 bulan, ceritanya 4 saja dulu ya..
Give me some more time to observe and I will tell you more about this amazing place!

Happy weekend peeps..