Tulisan untuk mengingatkan diri saya untuk bahagia



Kalau anda pecinta film, terutama film komedi romantis, kemungkinan besar anda tahu film ini. Sebuah film yang bercerita tentang seorang laki-laki British yang ternyata bisa menjelajah waktu (ke masa lalu). Bakat ini diturunkan dari ayahnya, dan kakeknya, dan kakek buyutnya, dan kakek buyutnya lagi. Saat menjelajah ke masa lalu dia dapat mengubah hal-hal di masa lalu, tetapi hanya yang khusus berkaitan dengan hidupnya. Jadi seperti kata ayahnya, (sayangnya) mereka tidak bisa membunuh Hitler di masa lalu dan mencegah terjadinya perang dunia.

Secara keseluruhan, ceritanya sangat sederhana. Tim (si penjelajah waktu) adalah pemuda canggung yang belum juga menemukan pasangan hidupnya. Setelah melalui beberapa kejadian dan dibantu dengan kemampuannya kembali ke masa lalu, dia menemukan pasangan jiwanya, Mary. Cinta mereka sederhana, seperti kisah cinta kita. Tak perlu drama mengharu biru, tetapi indah. Hingga mereka menikah dan punya anak. Beberapa kali Tim melakukan perjalanan ke masa lalu untuk "memperbaiki" hal-hal kecil di hidupnya. Beberapa berhasil, tapi ada juga yang gagal.

Sampai suatu hari, dia mendapat kabar bahwa ayahnya divonis kanker dan hanya punya waktu beberapa minggu saja. Tim dan keluarganya mereka sangat dekat, sehingga mendengar kabar ini Tim sangat terpukul. Saat dia pulang dan menghabiskan waktu dengan ayahnya, ada satu rahasia kecil dari ayahnya tentang tips untu menggunakan kemampuannya menjelajah masa lalu. Kata ayah Tim, coba ulangi lagi hari yang sudah lewat sekali lagi tanpa mengubah apapun tetapi untuk mensyukuri setiap hal besar maupun kecil yang terjadi dalam hidup.



Nah, part ini yang benar-benar mengena untuk saya. Setelah nonton film ini sekali lagi, baru saya mendapat pesannya.

Entah apa mungkin karena sudah sifat dasar manusia, kita cenderung menghabiskan banyak waktu untuk meratapi ketidakberuntungan daripada mensyukuri segala kebaikan. Lihat saja contohnya di TV, ketika beritanya adalah tentang bencana, tentang kasus korupsi, ataupun kasus-kasus kotor lainnya pasti pemberitaannya bersegmen-segmen, berjam-jam. Sedangkan kalau berita-berita baik, seperti misalnya atlet memenangkan kompetisi, penanaman sejuta pohon, pemenang penghargaan kalpataru, atau anak SMA pemenang olimpiade matematika beritanya hanya seperempat segmen. Beberapa detik saja. Rasanya kurang imbang.

Kalau ditanya kenapa, alasannya karena berita baik kurang menarik minat penonton berita. Sementara namanya stasiun TV kalau tidak ada yang nonton, tidak ada iklan, tidak ada pemasukan, bisa bangkrut.

Ah, tulisan ini sebenarnya bukan tentang TV, ini lebih tentang bagaimana mensyukuri setiap kejadian-kejadian kecil setiap hari. Tidak usah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk setiap hal buruk yang terjadi dalam hidup. Karena kalau mau adil pada diri kita, dalam waktu satu hari, tidak semuanya buruk. Pasti ada hal-hal baik. Berbagi tawa disaat makan siang dengan sahabat, air panas untuk mandi di pagi hari, kelap kelip lampu kota yang menemani jam pulang kerja, pilihan lagu-lagu favorit di spotify, dan bahkan banyak hal indah lainnya!

Seorang kawan pernah berkata pada saya "in life you need both positive and negative energy Winda. Just like the battery, you need both side to get the power"

Sempat saya mempertanyakan beberapa keputusan yang saya ambil dalam hidup. Tidak sepenuhnya menyesali, tetapi mengevaluasi (dan menuju ke arah penyesalan! Hahaha...) Merasa bahwa tidak ada lagi hal baik yang terjadi di sekitar saya, berpikir kenapa saya bisa mengambil keputusan ini. Apalagi saat menjalaninya rasanya banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Rasanya terlalu banyak hal buruk terjadi. Menyalahkan keadaan, menyalahkan diri sendiri.

Pada akhirnya, saya malah kelelahan. Menghabiskan terlalu banyak energi untuk menyesal dan memarahi diri sendiri. Hasilnya, saya tambah stress! Ya, seolah-olah alam semesta berkonspirasi untuk membuat saya tidak nyaman. Parah kan!

Lalu, satu hari sabtu saya menonton ulang film ini. About Time. Dan disana saya merasa malu pada diri saya sendiri. Why on earth I did this to myself! Kenapa saya menyakiti diri saya sendiri. Kenapa saya tidak memberikan diri saya kesempatan untuk menikmati indahnya hidup.

Pelan-pelan saya berusaha untuk mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi. Dari yang paling kecil, seperti sedapnya mi instan rasa soto yang biasanya tidak pernah habis saya makan waktu di Bali. Hangatnya matahari pagi dengan sedikit hawa dingin yang menyapa kulit saya. Lalu cerita seorang sahabat yang menertawakan dirinya sendiri ketika dimarahi atasannya, sampai pelukan beberapa anak kecil yang akhir-akhir ini saya temui sebagai ungkapan terimakasih mereka pada saya.

Kartu ucapan tahun baru terbaik yang pernah saya terima. Bahagia!

Saya sadar, hal buruk itu tak lebih dari beberapa jam saja dari keseluruhan 24 jam. Kenapa saya harus fokus pada itu. Bukankah lebih banyak hal baik yang bisa membuat saya lebih bahagia??

Bahagia bukan tentang mengharapkan orang lain yang melakukannya untuk kita. Bahagia adalah state of mind, adalah tentang bagaimana kita memandang setiap keadaan. Tentang kita menghargai diri kita sendiri dan memberi kesempatan pada diri kita untuk bersyukur. Untuk saya, dari sana datang bahagia.

Seperti seorang sahabat kemarin mengingatkan saya, "watch and learn Winda, but don't let them change who you truly are!" Ah, betapa beruntungnya saya punya mereka. Mereka yang mengingatkan saya, siapa saya sebenarnya. Tidak akan saya biarkan beberapa hal yang tidak sesuai harapan membuat saya sedih terus-terusan, saya ingin menjadi saya yang bisa menertawakan setiap kejadian dalam hidup saya.

Yaps, banyak hal yang bisa membuat saya sedih, kecewa, marah dan sakit hati. Tetapi jauh lebih banyak lagi yang bisa membuat saya bahagia.

Terimakasih 2017 untuk segala hal luar biasa yang terjadi, dan 2018 adalah saatnya saya menikmati setiap detail kecil yang membuat hidup lebih berwarna.

Nebeng disini sekalian untuk cita-cita di tahun 2018 yaa:
1. Lebih banyak traveling - mudah-mudahan disempatkan ke Sumba
2. Lebih banyak menulis - 1 tulisan sebulan paling tidak
3. Lebih banyak membaca - 2017 membaca sekitar 50 buku, target 2018 dibuat jadi 60 buku mungkin ya!
4. Kumpul uang untuk 2 adik asuh kuliah!!! - ini alasan harus kuat!!! Apalah artinya berkorban sedikit demi mereka masa depannya lebih cerah! Semangat Kak Windaaaa!!!!!
5. Lebih banyak liburan dengan Ibu Bapak Wika Esa dan Kak Bayu!

Oman, 31 December 2017