Tak ada manusia yang saat ini tidak membahas Corona. Mulai dari Bill Gates sampai nenek saya di kampung. Dari Donald Trump sampai ibu-ibu yang belanja sayur di depan kosan saya. Semua! Tapi entahlah apakah orang-orang di Timbuktu juga sedang panik Corona atau tidak.

Berbagai himbauan tentang hidup sehat sudah kita lihat berseliweran setiap hari. Mulai dari cara cuci tangan sambil menyanyi happy birthday, minum vit c, sampai social distancing. 
Dari mengkritisi putusan pemerintah yang belum lock down, sampai anggota DPR yang minta tes corona.

Kita kebanjiran informasi. Tak hanya dari berita di TV. Facebook page saya isinya teman-teman yang membagikan serba serbi corona. Pun di Instagram. Tak jauh beda. Belum lagi berseliweran di berbagai Whatsapp group. Saya senang, karena semakin banyak referensi, semakin menambah pengetahuan.

Tapi nyatanya, selain banyak hoax, banyak juga berita clik bait yang menyesatkan. Dampaknya yang paling jelas adalah ibu-ibu yang panik (termasuk ibu dan tante-tante saya), semakin frustrasinya masyarakat dan menganggap pemerintah tak mampu menangani situasi kritis.

Anyhow, saya bukan ahli apapun. Jadi saya mau menepi sedikit dari ranah lockdown, tidak lockdown, tes massal dan lainnya, as much as I can do adalah membatasi movement saya kosan - kantor - kosan. Saya jg blm sanggup work from home. Hari ini misalnya, harus tetap ke kantor utk finalize salary. Kalau sy tidak ke kantor, system tidak bisa diakses dan kami tidak gajian (kok ngelantur Winda ini!)

Balik lagi ke judul, kenapa saya meminta teman-teman rajin membaca? Ya itu, agar terhindar dari hoax dan clickbait. Membaca juga harus lebih teliti lagi. Sedihnya memang saat kacau begini, masih banyak orang tolol yang memanfaatkan kesempatan untuk cari panggung. No need to worries sih, mereka tidak hanya di Indonesia kok, di seluruh dunia ada makhluk macam ini.

Ini salah satu contoh yang baru saja terjadi di WAG kluarga saya. Ibu saya membagikan foto ini:


Tante-tante saya langsung panik! Heboh! Gimana ini, belum ada perbekalan, kok 4 hari trus pasar apa  juga tutup. Wawa wewe tak berkesudahan.

Usut punya usut, setelah saya cari beritanya di link ini: Pulau Bali di-Lockdown Empat Hari Lagi Untuk Nyepi, ternyata penulis artikel ini entah terlalu pandai memainkan kata-kata atau memang agar beritanya banyak di baca saja.

Isinya, ya seperti teman-teman baca, beritanya ditulis tanggal 20 Maret, Nyepi itu tanggal 25 Maret, terhitung tanggal 24 Maret tengah malam semua akses ke Bali di tutup. Yang mana ya hitungannya 4 hari dari tanggal 20 Maret. Ngeselin kan?!?!? Belum lagi menggunakan kata yang sedang hitz dan memicu kontroversi "LOCKDOWN" makin-makin deh. 

Akhirnya, saya jelaskan pada para tante, mereka mulai ngakak menertawakan kebodohannya.

Belum selesai sampai disitu, salah satu kawan saya tiba-tiba mengunggah gambar (yg lupa saya save) bahwa Pak Ganjar Pranowo membebaskan semua cicilan bank di Jawa Tengah karena Corona. Di captionnya, si kawan saya tulis "Ayo Pak Gubernur Bali Kapan Nih?"

Mungkin krn saya kepo, dan saya memang tinggal di Jawa Tengah, jadi saya langsung berusaha browsing berita itu. Tidak ada satupun. Sampai saking penasaran saya telpon contact person perusahaan kami di BRI, beliau sendiri malah bingung, dan memastikan berita itu tidak benar.

Lagi-lagi saya jelaskan ke kawan saya, dan meski sedih karena itu hoax dia dengan sadar menghapusnya.

Paling parah tentunya adalah saya sendiri! Baru malam tadi.
Kemarin salah satu teman kerja mengirim saya foto ini:

Teman kerja tersebut menyampaikan ke saya kalau beliau menerima ini dari kawannya yang bekerja di BTN Syariah. Dia bahkan kirimkan ke sy juga format surat permohonan yang dibuatkan oleh pihak Bank. Wah sepertinya meyakinkan, dan euforia karena banyak teman-teman akan mendapat keringanan. Terjadilah kebodohan itu, otak saya pindah ke jempol! Saya langsung bagikan foto ini ke group Department Head dengan caption kurang lebih "Ibu Bapak, tolong share ke team masing-masing. Kalau ada yg perlu suratnya bisa saya siapkan!"

Langsung ramai, mendaftar dibikinkan surat keterangan nomor 2. Sampai akhirnya seorang kawan department head (makasi Mamih Yanita) mengingatkan sy, jangan-jangan itu hoax, krn ada salah satu teamnya bertanya langsung ke Bank dan berita tersebut dinyatakan tidak benar.

Pagi-pagi sekali langsung sy telpon ke bank, dan ternyata memang Hoax!
Sedih... dan merasa bodoh.
Yah, saya bodoh dan harus lebih mawas diri.

Mau tau contoh lebih banyak, coba deh buka account Lambe Turah. Banyak tuh berita-berita dan postingan-postingan hoax yang di klarifikasi.

Disinilah pentingnya membaca dengan teliti ya kawan-kawan. Tanpa masukin emosi dulu. Biar kita bisa tahu semua faktanya. Apakah masuk logika atau tidak. Kalau rasanya tidak masuk akan coba di cek kembali ke portal-portal berita yang lebih terpercaya. Atau kalau memungkinkan konfirmasi langsung ke sumbernya. 

Lebih penting lagi, kalau anda sendiri tidak yakin dengan kebenaran berita. Berita belum terkonfirmasi, atau dari portal berita gurem, lebih baik jangan buru-buru share ya....

Kasihan nanti malah tambah panik, tambah kacau. Orang-orang bukannya berfokus pada kesehatan dan kebersihan diri malah fokus pada saling membenci dan menghakimi.

Saya percaya setiap orang sudah berdoa setulus-tulusnya agar kondisi membaik. Agar semua tetap sehat. Agar bencana ini segera berlalu,

Tetapi saya meminta tambahan doanya satu saja, semoga kita selalu diberikan kebaikan hati. Menurut saya itu penting.

Semoga tak lagi banyak yang terpedaya dengan hoax dan berita-berita click bait yang tidak terpercaya.

Jangan lupa cuci tangan! Kalau bosan lagu happy birthday dengan lagu lain juga boleh :)