Hari-hari belakangan saya agak jarang tertawa. Kalau tersenyum sih sering, tapi saya inginnya ya ketawa ngakak kalau bisa sampai guling-guling. Tetapi ternyata sekarang ini tertawa itu sulit, jauh lebih sulit tertawa daripada menangis. Kalau tidak percaya, tinggal cemplungkan smartphone kesayangan anda ke dalam got yang becek, kemungkinan anda menangis akan jauh lebih besar daripada anda tertawa.

Kembali soal keinginan saya untuk tertawa ngakak. Di hari terakhir tahun 2013 ini akhirnya saya menyadari kalau ternyata untuk bisa tertawa itu mahal harganya. Jauh lebih mahal daripada menangis. Kalau mau nangis saya tinggal minta jempol kaki saya diinjak spatu hak tingginya teman sekantor udah deh jadi nangis. Tapi kalau tertawa ngakak?! Banyak modal yang saya perlukan. Mulai dari TV, antena, kabel listrik hingga listriknya. Kenapa mesti ribet betul?
Karena untuk tertawa saya harus menonton acara lawakan di TV. Itupun belum tentu bisa ketawa sampai ngakak. Belum lagi banyak pihak yang meng-haram-kan acara lawakan di TV yang katanya tak beretika, tidak cerdas, kasar, mengexploitasi, tidak kreatif, dsb dsb. Sehingga merasa malu nonton acara yang katanya tidak cerdas dan tidak mendidik. Semakin susah saja ketawa.
Lebih lagi katanya kalau mau nonton acara lawakan TV harus yang cerdas, dan katanya saat ini lawakan yang cerdas itu adalah modelan Stand Up Comedy. Gimana mau nontok kalau channel-nya kadang nangkep kadang tidak. Yang nangkap ya lawakan yang isinya joget-joget atau yang pakai Styrofoam buat macam-macam itu.

Semakin susah ketawa ngakak yang murah kalau setiap kali bertemu teman-teman yang harusnya bisa ngobrol dan ketawa-ketawa isinya adalah melototi HP pintar masing-masing. Ini saya serius, pernah sekali waktu saya kumpul-kumpul dengan teman-teman lama yang niatnya temu kangen, tapi pas ketemu semua sibuk memandangi dan memenceti HP mereka sambil senyam-senyum (tetap tidak ketawa ngakak). Sedangkan saya? HP saya tidak pintar, dan lagi karena meniatkan diri temu kangen ya HP saya liburkan, jadilah saya bengong memandangi waiter yang lalu lalang sambil tersenyum menyapa tamu (tidak ketawa ngakak). Ditambah pula kalau bertemu teman-teman ini biasanya di tempat makan, mesti pesan makan atau paling tidak minum. Semakin lengkap, sudah mahal tidak ketawa pula!!

Menyadari kondisi ini menurut saya yang hebat ya Olga Syahputra. Lihat saja Olga Syahputra, macam bis Sarbagita saja dia bolak-balik di hampir semua stasiun TV. Karena stasiun TV percaya cuma Olga yang bisa bikin orang-orang se-Indonesia ketawa ngakak. Pantas saja Olga bayarannya mahal (tuh kan mahal) padahal tugasnya hanya untuk membuat orang tertawa ngakak.

Saya doakan di tahun depan Olga dan pelawak yang sering wara wiri di TV diberikan kesehatan sehingga bisa tetap menghibur. Meski belum bisa membuat saya tertawa ngakak, tetapi niat mulianya untuk membuat saya tertawa (meski mahal) sangaaaat saya hargai.

Sanur, 31/12/13, 12.55 pm