Disclaimer: jika anda fans salah satu tokoh politik atau suka baper, lebih baik jangan baca tulisan ini.

Sudah cukup lama saya tidak peduli dengan kondisi politik Indonesia. Terlalu menyebalkan, tidak baik untuk kesehatan mental.

Lalu, heboh kasus menteri yang korupsi benur.

Lanjut, menteri korupsi dana BLT. Saya jijik!

Lalu pilkada, eh anak-anaknya si penguasa negeri menang pemilu di mana-mana! Njir, ini macam MLM sih menurut saya. Jadi kayak kalau kamu sudih di senior director, kamu punya "kaki-kaki"piramida yang banyak, nah nanti kaki-kaki ini yg akan menyokong agar posisimu makin tinggi. Otomatis kaki-kaki ini akan ikut mendukung program-program marketingmu agar jaringanmu tetap berjaya.

Saya merasa itulah yang terjadi sekarang.

Yang lebih absurd lagi, mengelola negara macam mengelola bisnis keluarga! Ya, bapaknya jadi CEO, anak laki-laki tertua disiapkan jadi CEO juga lah. Biasanya di suruh magang dulu di perusahaannya. Dari posisi rendah (tapi ya ga rendah-rendah banget, ya mana berani sama anak CEO), sampai akhirnya siap menggantikan si bapak. Happily Ever After.

Ga ada yang salah sebenarnya, kalau bisnisnya itu milikmu. Duitmu, bangkrut ya urusanmu, bukan aku. Lah ini kan negara. Punya seluruh penduduk Indonesia. 250 juta jiwa yang punya (eh hasil sensus penduduk sekarang katanya sudah 260an juta jiwa). Kalau negaranya bangkrut dan carut marut kan bukan urusan dia dan keluarganya doang, anjing saya di rumah juga bisa-bisa kena imbasnya!

Kaconya lagi, gak hanya anaknya. Sampai ke istri-istrinya, ponakan, sepupu, pokoknya intinya ya 4L! Lu lagi-lu lagi.

Lebih mending MLM, siapa pun bisa join. Yang para jagoan ini lakukan adalah bisnis keluarga, ga ada yg dikasi kesempatan masuk. Dia-dia aja dah! Duit banyak, kekuasaan luas, malu dah ilang. Pas! Blas! Makan dah semua! Gemes!

Lalu di FB saya lihatlah itu perdebatan tidak berfaedah (saya juga tolol knp tetap baca, jadinya misuh-misuh sendiri) pada bilang "loh kan pilihan rakyat, siapa mau nyalon ya boleh"

Eh Sambiloto! Ada yang namanya Etika! Di perusahaan tempat kerja saya bahkan ada training khusus tentang etika kerja ini! Boleh saja satu keluarga kerja di perusahaan yang sama, tetapi secara etika beberapa posisi tidak pantes kalau masih ada hubungan keluarga. Contohnya pekerjaan yang berkaitan dengan duit, personalia, dan keamanan. 

Kenapa? Karena manusia tempatnya khilaf! Kalau dia urusan personalia, nanti khilaf yang di rekrut tetangganya dari kampung semua.

Kalau dia bagian keamanan, nanti khilaf, bolehin sodaranya yg jadi karyawan nyelundupin daging ayam keluar dapur karena setiap 5 kilo daging selundupan si sekuriti kebagian sekilo dada ayam!

Karena kalau di bagian keuangan, nanti khilaf! kongkalikong nanti suppliernya semua sanak saudara dia. Jadinya monkey businness. Bisnisnya para monyet!

Itu baru perusahaan kecil. Kalau urusan negara harusnya lebih paham ya. Lebih dijaga etikanya. Bukannya malah tambah serakah! ga ada akhlak! Menjijikan!

Balik lagi urusan menteri korupsi ya.

Kalau si benteri benur saya tidak begitu paham, lebih paham si menteri sosial yang korupsi 10ribuan. Ya harga diri si menteri ini murah! Cuman 10ribu! Sayangnya harga diri dia doang yang murah, liciknya ga ketulungan. Dia obral harga dirinya itu kemana-mana! Macam prostitusi! Jadi berlipat-lipat. Sampai miliaran!Memalukan!

Mungkin sekarang di neraka, Lucifer dan pasukan iblisnya sedang bingung memikirkan cara menyiksa menteri 10ribuan ini. Nista begitu lho kelakuannya. Hukumannya harus yang paling menyiksa dah.

Jangan bicara hati dah, otak saja si menteri 10 ribuan ini sudah ga punya! Oh, atau waktu jaman kecil dulu ketika sunatan Anu-nya kepotong semua! Ga nyisa, makanya sudah ga ada malunya! Ga pake celana kemana-mana juga dia sanggup, apa yg mau ditutupi kan!

Sambil tulis ini saya sambil mikir, kalau dia sudah berani jual diri 10ribuan berkali-kali, ke banyak orang sampai jadi miliaran, pasti ini bukan pertama kalinya! Sama kayak orang buka warung, dari sedikit dulu, semakin lama semakin besar. Jangankan warung rumahan, indomaret aja gitu. Dari sedikit, sekarang setiap 100 meter ada.

Nah si menteri 10ribuan ini mungkin mikir, kan sudah (pernah) korupsi. Mungkin sudah sering tipu-tipu yang lain juga, jadinya ya gt, dah kadung banyak dosa. Nambah dosa 10ribuan ini cincailah ya. Toh akhirnya semua makhluk masuk neraka. Ya si menteri 10 ribuan, ya saya, ya kamu yang baca ini! Neraka semua! Mampos!

Ini para penguasa yang memuluskan anak, istri, ponakan, cucu, dan curutnya untuk berkuasa, lalu si menteri benur dan menteri 10 ribuan enaknya di doakan apa ya? Atau kalau dibuatkan sinetron versi indosiar judulnya apa ya?

Tulisan super absurd ini terjadi karena saya sungguh muak dengan politik di kampung saya ini.

Kalau memang pengen anaknya yang jadi putra mahkota, noh pindah ke Inggris kek, ke Oman kek, ke Arab juga bisa. Dah jelas kan mereka negara monarki.

Atau kalau mau obral diri murah-murah, ga usah sok-sok jadi menteri. Jadi lonte aja sudah. Sudah jelas, ada produknya, ada jasanya. Ngengeklah, sekolah jauh-jauh ke Amerika cuman pinter korupsi! Malu sama bulu idung!

Para makhluk super kuasa ini ga ada adab! Kawan-kawan saya di PHK karena korona, jangankan beli daging ayam, bayar air PAM aja ga sanggup! itu duit 10 ribu yang diembat pak menteri bisa dia buat beli beras sekilo buat dia makan sama keluarganya 2 hari full!! Ga tau diri memang! 

Dah ah, saya mending lanjut tidur!

Toh nanti saya juga masuk neraka, sapa tau saya satu komplek sama mereka-mereka itu, mau tak suir-suir mereka!

BHAY!!!