Tau gak, bulan April kemarin saya ketemu Trinity!
Iya, Trinity yg nulis buku The Naked Traveler 1 sampai 8!
Yang bukunya dijadiin film trus diperanin sama Maudy Ayunda!

Iya, Trinity yang itu!!!!

Trinity yang ini! Difotoinnya sama Koh Alex (yang juga super terkenal ituh)


Rasanya?
Deg2an kayak mau ngedate pertama kali (mudah-mudahan masih inget gimana rasanya)

Awalnya lihat IG story-nya dia kok ya lagi di Sultan Qaboos Grand Mosque yg di Muscat. Terus di DM juga sma teman-teman IG klo Trinity lagi di Oman. Pada tau klo saya nge-fans bgt kali ya.

Langsung saya blingsatan! Segala kebetulan, pas itu saya juga sedang di Grand Mosque. Tapi Trinity sudah duluan pergi. Membulatkan tekad, nekat DM dia, lempeng aja nanyain ada jadwal ke Jabal Akhdar, eh di balas!!

Sumpah saya super senaaang!!! Salah tingkah (Padahal ini masih belum ketemu lho ya, baru dibalas kalau dia ada jadwal ke Jabal Akhdar). Tanya deh kelakuan saya saat itu ke si Wika dan BG. Mereka sih paham, ya namanya mau ketemu idola kan..

Semacam ibu-ibu komplek mau ketemu Nicolas Saputra!

Akhirnya janjian ketemu di Jabal Akhdar. Saya nekat aja ngundang dia main ke apartment karena kebetulan malam itu saya dan beberapa kawan memang sedang bikin barbeque. Sejujurnya ya, ekspektasinya adalah tawaran saya ditolak!

Kan pikir saya Mbak Trinity pasti sibuk toh..
Eng ing eng, setelah ngepas-ngepasin jadwal, bisa donk dia main ke apartment saya! Kebetulan juga dia menginapnya di hotel yang jaraknya kurang dari 5 menit dari apartment.

Belum mandi dan masih bau terasi karena berkutat dengan sambal, tetiba dia bilang kalau dinnernya sudah beres dan sudah bisa main ke apartment. Saya? Belingsatan! Sampai akhirnya kami jemput Mbak T di hotelnya dan langsung menuju rumah.

Duh, sy gemetaran! Ngomong juga sepertinya ga jelas!
Yang paling surprise itu, ternyata setelah sy DM, Mbak T mulai mencari tau tentang saya dan dia baca Blog saya! Makjleb ga sih!! Ini nulis ini aja rasanya masih starstruck! Hahaha...

Orangnya, persis seperti bayangan sy dari membaca buku-bukunya. Easy going, ceplas ceplos, dan down to earth banget! Untuk ukuran traveler kelas wahid yang sudah menjelajah seluruh dunia ya, pembawaannya nyantai.. jadi sayapun lebih nyaman.

Malam itu berlanjut dengan sesi tanda tangan buku! Yak, konspirasi semesta, buku TNT 8 baru saja dibawakan adik saya dari Indonesia.



Tak berakhir sampai disana, kami janjian lagi! Saya undang Mbak T untuk makan siang di tempat kerja saya. So, on that one fine afternoon we had a looong lunch di Alila Jabal Akhdar. Lagi-lagi ajaibnya seperti ngobrol dengan kawan lama! Tiba-tiba saja saya sudah cerita tentang kenapa saya sampai terdampar di Oman, sampai cerita tentang patah hati! Duh!

Apa yang membuat Trinity begitu special untuk saya?



Kampung saya itu di Busungbiu. Ya kampung, rumah saya literally di tengah kebun bahkan tak punya tetangga. Mall terdekat di Denpasar, 3 jam dari rumah. Nah kurang lebih paham kan kalau saya benar-benar anak daerah.

Jadi anak kampung, bapak guru, ibu jualan di kantin sekolah, jalan-jalan adalah kemewahan yang hanya bisa saya khayalkan. Lah, main ke kota kabupaten itu sudah jalan-jalan besar ukurannya. Saat itu, tidak ada di kamus saya untuk punya hobby jalan-jalan! Pertama kali naik pesawat saja setelah lulus SMA karena mau mencoba kuliah ke Bandung.

Sampai akhirnya, saya baca bukunya Mbak T. Lupa gmn cerita awalnya, yang jelas dari pertama kali membaca saya sudah jatuh cinta! Cerita yg pertama kali bercokol diingatan saya adalah cerita Mbak T long transit di bandara, tiduran di ruang tunggu dan kebangun gara-gara kena lampu sorot pesawat!

Dari sana saya mulai hobi jalan-jalan, meskipun hanya lewat tulisannya Mbak T. Sukurnya, saya kuliah pariwisata dan masuk jurusan (tanpa sengaja) yang kerja prakteknya adalah jalan-jalan. Tambah gede mimpinya untuk traveling sendiri.

Dan, berbekal tips-tips dari Mbak T, mulai serius nabung (duit dan cuti) untuk jalan-jalan dari hari pertama kerja, sampai sekarang. Saya bukan traveller sejati yang selalu kemana-mana sih, uangnya masih ditabung untuk ini itu juga, tapiiii kalau dapat THR atau bonus, sudah pasti untuk jalan-jalan! Hahaha...

Hampir yakin kalau selera jalan-jalan saya ke tempat yang eksotis (kalau bahasa balinya moong) itu dipengaruhi oleh buku-buku Mbak T. Sampai-sampai banyak teman-teman saya heran, seperti ketika traveling ke Pulau Komodo jaman pulau komodo masih belum banyak teman-teman saya kesana, mereka tanya, cari apa ke komodo (ya cari komodo, masa cari sepatu heels). Atau ketika memilih liburan ke Maumere ketika banyak kawan saya ngajakin ke Bangkok.

She just inspire me that much lho!
Salah satu traveling bucket list terbesar saya adalah melihat Masai Mara ke Namibia. Asli itu gegara baca tulisan Mbak T saat dia bersafari ke Namibia. Kalau tidak baca tulisan dia bahkan saya ga pernah tau ada negara namanya Namibia (ini pernah saya tulis di sini TRAVELING BUCKET LIST)!

Atau bucket list yang lain ke Palau (bukan Pulau, as Mbak T ingatkan di bukunya) ya gegara dia cerita di Palau ada danau dengan jelly fish yang baik hati karena ga nyengat. Kalau karena Mbak T mana tau ada tempat namanya Palau, mungkin malah mikirnya itu typo karena mau bilang Pulau.

Bukan hanya tentang tempatnya, yang terbaik tentang mbak T adalah, when she wrote about the people.

Orang-orang yang dia temuin selama perjalanan. Yang ga mungkin saya lupa adalah salah satu tulisan dia tentang orang-orang Filipina yang membuat bingung ketika mengucapkan P, V, dan F. Apalagi setelah saya pindah ke Oman, saya buktikan sendiri! Contoh, belanja di toko yang kasirnya orang Filipina, anda belanja 5 rial, maka mbak atau mas kasirnya akan bilang "paib rial please" (ini beneran asli ga boong!)

Lalu cerita serem dia tentang rupa-rupa operasi plastik untuk para ladyboys di Thailand. Yang kalau kata Mbak T, operasinya itu ada tingkatannya. Mau sekedar "berubah" jadi cewek yang artinya tinggal operasi kelamin dan permak dikit-dikit. Modelan mbak-mbak lady boy yang jualan street food atau yang berubahnya niat dan langsung berubah macam model victoria secret. But then, magic handnya Mbak T ga hanya cerita sebatas perubahan itu, but how they struggle setelahnya. Minum obat, perawatannya, dsb.

See, with that kind of story, masa ga ngefans! Masa ga pengen jalan-jalan juga?!
Jadi ngerti kan kenapa saya secinta itu sama The Naked Traveller.



Dan sama alam semesta punya selera humor yang aneh, kami dipertemukannya di Jabal Akhdar! Negeri antah berantah yang jaraknya hampir 8000 km dari Bali, di Indonesia aja ga pernah ketemu samasekali.

Jadi, seperti yang Mbak T tulis di salah satu pengantar bukunya (ini seingat saya ya, bukan kutipan aslinya): "saya bukan atlet atau orang terkenal, kalau saya tidak jalan-jalan nanti apa yang harus diceritakan ke anak cucu saya"

Bukan quotes yang manis atau dengan kata-kata super, but for me, that's trueee!

So, selamat menjelajah kengkawan, sapa tau papasan sama Mbak T di belahan bumi mana gitu :)