Ketika kamu merasa tidak baik-baik saja, tidak apa-apa. Akupun pernah begitu, dan akan begitu lagi. Aku juga yakin orang-orang disekitar kita merasakan hal yang sama. Tidak apa-apa, karena artinya kita manusia yang masih berpikir dan mengasah akal.

Ketika rasanya kamu sudah terlalu berkubang dalam sedih dan pikiran-pikiran tidak mengenakkan itu, berceritalah. Kepada siapapun yang kamu percaya dan kamu nyaman. Karena dengan bercerita mudah-mudahan kepenatan di kepala keluar, hati juga menjadi lebih lapang. Karena kamu itu seperti kamu terjebak dalam ruangan sempit, tanpa ventilasi udara, sendirian, pasti sesak. Belum lagi tanpa sengaja kamu kentut dan baunya naudzubillaaahhh, tambah sesak, mau pingsan. Cobalah buka pintunya, atau jendelanya, biarkan udara segar masuk, bau busuk kentutmu keluar. Biarpun ruangannya tidak bertambah luas, tapi setidaknya udaranya lebih segar, bernapas lebih bebas.

Tidak apa-apa kok kalau mau bersedih dan menggalau. Jangan pula malah tambah bersalah karena banyak orang akan berkata "Duh, kamu itu jauh lebih beruntung daripada orang lain yang makan aja susah" Mereka benar, tetapi kamu juga tidak salah untuk merasa gundah. Seperti ketika kamu jatuh dan lututmu berdarah-darah, rasanya perih sangat. Bukan berarti kamu tidak boleh menangis hanya karena alasan "Di rumah sakit banyak kok org kakinya patah dan jauh lebih kesakitan dari kamu!" Karena mengakui kalau kamu sedih, akan lebih melegakan daripada setiap saat berpura-pura kuat. Pasti sesekali capek. Harus istirahat sejenak, sebelum lanjut menjadi kuat lagi.

Ketika kamu bercerita pada orang-orang yang kamu sayang dan kamu percaya, mereka akan mendengarkan. Mereka akan mengerti, dan mereka tidak akan menghakimi. Bahkan mungkin mereka juga akan ikut bercerita, sehingga kalian akan saling menguatkan. Bukankah itu gunanya teman? 

Ketika kamu memikirkan berbagai jalan keluar untuk setiap masalahmu, menjadi banggalah! Karena kamu ternyata begitu kuat, tetap berusaha agar semuanya baik-baik saja. Tetapi, kadang kamu juga harus mengasihani dirimu. Beri dia waktu sejenak untuk melemaskan kaki dan menyegarkan jiwa. Jadi semakin masuk akal pilihan jalan keluar yang kamu pertimbangkan. Karena biasanya ketika pikiran sudah lebih waras, the world will be much more brighter than before.

Ya benar kata orang-orang, melihat ke atas agar kita bisa lebih terpacu dalam berusaha, dan melihat ke bawah untuk mensyukuri hal-hal yang kita punya. Mudah berkata demikian, tetapi ketika kamu terjebak dalam ruang sempit pikiranmu, atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang semuanya saru. Yang ada malah disorientasi arah dan tersesat. Sesekali bukalah pintu dan sejenak berjalan-jalan keluar. Sebelum kembali untuk memutuskan jalan keluar yang paling masuk akal untuk setiap masalahmu.

Karena kamu harus bahagia. Sebelum membuat orang lain disekitarmu bahagia. Karena ikhlas akarnya dari bahagia. Kalau tidak bahagia, berapapun banyaknya batu permata yang kamu punya tak akan cukup untuk kamu lepas dan kamu ikhlaskan. Aku harap kamu percaya, tetapi kalau tidak juga tak apa-apa. Aku sudah sangat senang kalau kamu mau bercerita.

Ketika kamu merasa tidak baik-baik saja, tidak apa-apa. Aku ada untuk mendengar cerita. Karena aku mau kamu menjadi bahagia. 


 
Photo by Bekka Mongeau from Pexels


Note: tulisan ini untuk kamu. Iya kamu yang aku cinta selalu!