Thursday, April 14, 2016

Setelah 10 tahun, rasanya saya sudah kebal. Ketika orang-orang tau pacar saya adalah pegawai pajak komentar mereka biasanya tidak jauh-jauh dari “wah, enak donk banyak duit” atau “wah, enak donk bisa korupsi kayak Gayus”. Paling banter hanya saya tanggapi dengan senyum. Tapi kalau lagi mumet jawaban pamungkas saya “iya, sudah tak suruh korupsi. Biar saya cepet2 bisa berenti kerja” hehehe…

Jelas khalayak menganggap bahwa pegawai pajak memiliki kesempatan besar untuk melakukan penggelapan uang pajak, korupsi, dan entah apa lagi istilah untuk menunjukkan tindakan menyimpang yang berkaitan dengan keuangan. Mengingat tugas mereka untuk mengingatkan dan menindaklanjuti pembayaran “upeti” setiap warga negara yang berpenghasilan kepada negara. Terlebih lagi kasus Gayus Tambunan mencuat, nah, orang-orang langsung berasumsi bahwa pegawai pajak adalah salah satu golongan manusia paling korup di muka bumi.

Saya tidak tahu persis kebenarannya. Mungkin itu benar terjadi jaman dulu. Ketika eyang kakung saya masih sehat. Sayapun dengar kabar itu, pacar saya yang pegawai pajak juga sesekali bercerita tentang era kuda makan besi itu. Tapi kini, semenjak Dirjen Pajak sudah mereformasi diri menjadi modern tak lagi ada yang namanya pegawai pajak bisa korupsi seenake udel. Kecuali memang sudah siap dan ikhlas di tangkap KPK. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat dan masyarakat yang semakin nyiyir. Hehehe…

Banyak yang berargumen bahwa pegawai pajak tidak boleh mengeluh sedikitpun (kalau ini saya juga setuju, siapa suruh jadi pegawai pajak!). Mereka beralasan bahwa gaji pegawai pajak kan paling tinggi di antara semua pegawai negeri. Jadi tiada alasan untuk mengeluh!

Sebenarnya jawaban saya sama saja dengan semua pertanyaan tentang keluhan pekerjaan, siapa suruh bertahan di pekerjaan itu kalau memang tak tahan! Tapi kalau saya jawab seperti itu, pasti saya sudah diamuk massa, dibilangnya saya tidak berperikeuangan.

Ada bebera argument yang bisa saya berikan untuk menjelaskan bahwa sah-sah saja pegawai pajak gajinya besar (tapi pasti akan lebih banyak lagi yang menghujat saya krn mengatakan masih banyak orang di luar sana yang jauh lebih menderita) beberapa yang bisa saya jelaskan:
  • Pegawai pajak (kecuali wanita sepertinya) akan menerima konsekuensi ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah nusantara (ya saya tau kok, prajurit TNI juga dan gaji mereka lebih kecil dari pegawai pajak). Jadi bersyukurlah kalian pegawai pajak yang ditempatkan dikampung halaman. Jangan baru dipindah kabupaten saja sudah mengeluh. Lihatlah mereka yang ditempatkan sampai ujung negeri. Sahabat kami sudah menjelang usia pensiun masih di mutasi ke Papua.

  • Pegawai pajak gampang banget gajinya dipotong! Beneran deh, telat 1 menit potong gaji sampai 300 rebu! Ga masuk kerja krn sakit dan sekarat di RS potong gaji per hari sampe 350 rebu!! Lebih banyak lagi klo jabatan makin tinggi. Coba ini saya terapkan di perusahaan saya, sudah diumpankan ke tebing Uluwatu saya sama karyawan. Hahaha…

  • Pegawai Pajak kalau mau ambil cuti harus 3 hari kerja sekaligus dalam satu periode. Tidak boleh kurang, jadi kalau mau ambil cuti sehari saja buat urus SIM, KTP dan sebangsanya ya sekalian aja leyeh-leyeh di rumah sisanya. Dan kalau besok-besok perlu cuti tapi sisa cutinya kurang dari 3 ya DL (Derita Lu!), silahkan potong gaji, kurang lebih 800 rebu sehari. Murah! T_T

  • Pegawai Pajak kalau targetnya tidak tercapai akan potong gaji. Seperti tahun 2016 ini potongannya 20% dari tunjangan kinerjanya dan dipotongnya ya sepanjang tahun. Kalau tahun depan tidak tercapai lagi ya ditambah lagi 20% potongannya. Jadiiii, kalau ada yg sudah kadung cicil rumah atau daftarin asuransi anak-anaknya monggo istrinya bisa segera disuruh jualan online biar nutup! (Kalau di swasta biasanya, target tidak tercapai ya berarti tidak ada insentif. Itu aja)

  • Kalau memang Pegawai pajak itu hanya bisa korupsi, kenapa juga punya rapor Akuntabilitas tertinggi di negeri ini. Nilainya adalah 83.59 (skor A). Hebat ya, orang-orang bilang kerjanya cuma korupsi tetapi bisa memiliki kinerja terbaik!! Tidak percaya?! Boleh cek tautan ini http://www.menpan.go.id/berita-terkini/4170-rapor-akuntabilitas-kinerja-k-l-dan-provinsi-meningkat dan ini http://www.antaranews.com/berita/538215/ini-10-teratas-dan-terbawah-rapor-kementerianlembaga

Nah, bayangkan mereka yg bersuami pegawai Pajak. Memang enak kok, lha namanya saja sama suami masa ga enak. Maksud saya, kalau suami pegawai pajak otomatis anak istri biasanya ikutan nomaden ato sekalian anak istri tinggal dikampung halaman saja. Apa kabar coba kalau seperti pacar saya yang hampir setiap 2-3 tahun pasti di mutasi ke pulau lain. Gimana besok punya anak, capek pindah sekolah kan. Makanya banyak istri pegawai pajak yg memilih tinggal di kampung halaman, dengan sabar menunggu kedatangan suami tercinta.

Enak kan punya pacar pegawai pajak.. Gajinya besaaaarrrr, memang lebih besar daripada PNS lain, tapiiii kalau penempatan di ujung negeri si gaji sudah habis untuk biaya pulang kampung barang 3 kali setahun.

Memang enak punya calon suami pegawai pajak, gajinya juta-juta!! Tapiiii… para manager di kantor saya take home pay nya banyak yg jauh lebih tinggi dari pegawai pajak dan tidak usah takut penempatan di ujung negeri.

Memang enak punya calon suami pegawai pajak, bisa korupsi seperti Gayus Tambunan!! Tapiiii… apa guru tidak ada yang korupsi?! Apa pegawai Bank tidak ada yang korupsi (tau Malinda Dee?)?! Apa pegawai hotel tidak ada yang korupsi (Banyak, tanya saja yang kerja di hotel!)

Kemudian teman-teman penggiat medsos yang berkoar-koar untuk apa bayar pajak kalau akhirnya dikorupsi. Memang benar sih, kenapa harus bayar kalau begitu?! Sekalian saja, kenapa sekolahin anaknya tinggi-tinggi kalau sudah tau lulus SMA bakal minta kawin?! Sekalian saja, kenapa masih mau pilih presiden kalau sudah tau korupsi tetap merajalela?! Kenapa?!

Karena tidak semua pegawai pajak adalah Gayus Tambunan.

Tidak semua pegawai bank adalah Malinda Dee

Tidak semua politisi adalah Angelina Sondakh

Tidak semua petinggi partai adalah Luthfi Hassan Ishaaq

Tidak semua gubernur adalah Ratu Atut Chosiyah

Tidak semua polisi adalah Djoko Susilo

Tidak semua jaksa adalah Urip Tri Gunawan

Pesan saya bagi gadis-gadis di luar sana, jikalau adik masih punya pilihan, janganlah berpacaran dengan pegawai pajak. Kecuali memang cinta benar dengan si pegawai yang kerap dipandang sebagai koruptor, padahal sebagian besar dari mereka sama seperti kita, hanya menjalankan tugas semata.

Untuk Dje, sudah terlalu terlambat untukku berhenti mencintaimu hanya karena urusan banyak yang tak suka profesimu. Walaupun sekarang tambah jarang pulang akibat gajimu sudah berkurang banyak, apa mau dikata, sudah kadung cinta! ^.^

Untung kamu bukan Gayus Tambunan

28 comments:

  1. Dan setelah bertahun-tahun, masyarakat masih ingat gayus tambunan tapi mungkin sudah lupa dgn kasus Djoko Susilo dan nilai korupsinya yang fantastis.

    ReplyDelete
  2. Jadi inget ada saudara yg profesinya guru. Dipindah sekolah yg jaraknya cuman nambah 2km dari rumah nangis2 gak karuan curhat ke saya...

    Saya jadi bengong... Apa dia gak ngerti caranya bersyukur yah? Gimana kl dia dipindah 500km dari rumah seperti suamiku yah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Paramitha,. Salam kenal.. Iya, kadang kita dan bnyk temannlain lupa bersyukur.. Blm tw rasanya klo penempatannya di Nias.. Hehehe

      Suami penempatan dmn mbak?

      Delete
    2. Sekantor sama calonnya mbak :D

      Delete
    3. Waaahhh... Nanti klo sy ke lombok tak mampir ke tempat mbak Paramitha yaa..

      Delete
  3. Yang cewek juga penempatannya di mana2..banyak yang pisah dengan anak2nya....

    ReplyDelete
  4. Hmmm kenyang kitah nomaden haha...emang enak kok jd istri pegawe pajak. Pissss!!! 😃😃😃

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Semangat Bunda Shirley.. Salam kenal 😊

      Delete
  5. Hmmm kenyang kitah nomaden haha...emang enak kok jd istri pegawe pajak. Pissss!!! 😃😃😃

    ReplyDelete
  6. Antara nomaden dan jauh dari calon suami yang sebentar lagi jadi suami. Semangat mba Yuli. Kita sama, semoga kuat selalu. Salam kenal dari sama-sama yang kadung cinta. 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. Kita korban propaganda cinta pegawai Pajak nih mbak Kiki.. Salam kenal ya.. Semangaaat 😊💪🏽

      Delete
  7. Alhamdulillah yaa mbak..masih gak perlu kena pasal malpraktek dan penugasan utk pengabdian yg tempatnya juga bs dipulau antah berantah tanpa dapat tunjangan yg layak yaa mbak

    Xixixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah.. Yg ini sy tau nih.. Nasibnya Pak n Bu dokter yg mulia.. Semangat!! Jgn biarkan org nyinyir menghentikan yugas mulia 😊💪🏽

      Delete
  8. Hmmm kenyang kitah nomaden haha...emang enak kok jd istri pegawe pajak. Pissss!!! 😃😃😃

    ReplyDelete
  9. salam kenal mbk..suamiku pegawai pajak mbk,msalah kya'gini sya sdh kenyang,tiap teman nanya suamimu krja dimana?sya jwb d pajak,psti mreka bilang,wahhhh temannya gayus ya,,,kalau g gitu adiknya gayus ya,,,jwaban sperti itu dah membuat telingaku tebal mbak,aplg d bilang gajinya gede,,,y Alhamdulillah,tapi mreka juga g ngerti telat 1detik ja dpotong banyak,blm lagi merantau gini,skali pulang kampung g ckup 3juta,blm lagi tunjangan yg baru dpotong 20%,orang awam g pernah tau,kala malam tahun baru ja semua pada lembur,orang lain senang2 main kembang api bersama keluarga,kita cuma bengong sama anak nunggu suami pulang jam 22.30,yang orang awam tau jadi istri/pegawai pajak itu enak,uangnya banyak&kaya,mereka g tau deritanya seperti apa,tapi semua disyukurin ja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneerrr bgt mbak Novita!! Sy smpe sering becandain pcr "katanya org pajak bnyk duit, tetep aja beli sepeda motornya cicil" hahaha... Semangat Mbak.. Kayaknya nanti seru klo dibikinin gathering istri2 korban LDR.. Hehehe

      Delete
    2. hahahaha y mbk,,,calonnya d kpp mana mbk

      Delete
    3. Sekarang di KPP Pratama Praya di Lombok mbak... 😊 Mbak Novita suami di KPP mana?

      Delete
  10. Setuju banget mbak, saya masih mahasiswa di STAN, tp udah tebel kupingnya denger begituan, gak pegawai pajak aja mbak, orang kemenkeu rata2 digituin. Masih mahasiswa aja uda banyak yg komentar adik klsnya Gayus haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. Jd inget dlu awal2 pacaran jg pas si Bli msh kuliah.. Org2 ud ngomong gt! Semangan terus Eka! Biasanya pegawai pajak juga salah satu golongan menantu idaman kok 😜

      Delete
  11. ga beda jauh mah sama instansi kemenkeu lainnya, orang taunya cuma duitx banyak padahal penderitaanx gak tau tuh. piiuuhhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Mas Tarmizi.. Org sukanya nyinyir dan iri.. Tp tetep semangat donk pastinya 😊

      Delete
  12. Artikel yang membuka pikiran setelah saya sempet amnesia sama yang namanya Gayus Tambunan. Memang tidak semua pegawai pajak itu korupsi, terkadang masyarakat lah yang terlalu overgeneralize. Tidak selalu loh gara-gara nila setitik rusak susu seblanga.

    ReplyDelete
  13. Suami mba Yuli lulusan prodi apa?
    Saya mahasiswa stan, siapa tau kaka tingkat saya, hehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mas Muhammad, calon suami saya jurusan akutansi angkatan 2004 😊

      Delete
  14. Haduh.. semangat setia ya mbak.
    Salam dari KPP Pratama Jepara. Semoga kelak saya juga bisa mendapatkan seseorang yang kadung cinta dengan saya seperti mbak yg kadung cinta dengan calon suaminya. :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal dari Bali mbak Nurul... Semangat! Klo jodoh ga akan ketuker 💪🏻😊

      Delete

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates