Ini adalah curhatan mbak-mbak kantoran biasa diantara orang-orang sedang berusaha untuk menjadi Anti-Mainstream.

Selalu ingin berbeda, ingin memiliki keunikan sendiri, kalau bahasa kerennya punya personal statement. Mungkin memang sudah ditakdirkan dari jaman batu bahwa pada dasarnya manusia ingin menjadi luar biasa. Ingin menjadi istimewa. Jangan salahkan rerata film superhero laris manis di pasaran (dah macam kancut obral 10 ribu dapat 3), karena yah memang kita semua ingin menjadi luar biasa.

Entah kenapa, dan sebenarnya sungguh disayangkan mbak-mbak kantoran ini "terjebak" dengan sadar dan ikhlas dalam lingkungan mainstream! Yah, kalau kata orang dianya ini berada di zona nyaman yang dihuni sejuta umat.

Kalau anda tahu hidupnya, pasti anda heran kenapa dia bisa bahagia dalam rutinitasnya yang biasa-biasa saja ini. Kalau orang lain mungkin sudah mati bosan.

Bayangkan saja, dia ini benar-benar tipikal mbak-mbak kantoran.

Kerja dari jam 9 pagi, pulang jam 6 sore. Kadang ya lembur sampai jam 7 malam. Weekend libur. Kerjanya ya di depan komputer, ngetik-ngetik, ruangan ber-AC, makan siang di kantor, sesekali keluar makan malam dengan teman-teman kantor. Banyak orang bertanya, kok kuat sih kerja kantoran? Ga bosan kerja di dalam ruangan, duduk di depan komputer seharian? Jawab dia: "saya malah senang dengan pekerjaan yang menurut banyak orang monoton ini. Ya saya suka!" Hahaha... Meski kurang keren dimata mereka, dia bahagia (agak terlalu bahagia malah) menjadi mbak-mbak kantoran.

Katanya sih kerja kantoran duitnya tidak melimpah ruah. Ya memang tidak sih, tapi cukup untuk dia. Cukup untuk belanja harian, sesekali jalan-jalan, sesekali jajanin ortu, sesekali nabung, sesekali membantu adik-adik kuliah (dan sering kali kebanyakan membeli novel). Banyak yang berkata padanya, sayang lho masa mudanya dipakai bersantai saja, padahal bisa meraih kesempatan untuk mendapat uang lebih banyak lagi.Ya sayang memang untuk mereka yang ingin kaya atau ingin jalan-jalan keliling dunia yang perlu duit banyak.

Masalahnya, cita-cita si mbak kantoran ini sederhana saja: 10 - 15 tahun dari sekarang dia ingin pindah ke Flores atau daerah timur lainnya untuk jualan sate plecing! Itu saja.

Pun selera untuk urusan lainnya, mungkin isi kepala si mbak memang sudah standar ya (semacam produk berlogo SNI) jadi seleranya juga standar. Sukanya membaca novel fiksi thriller, romantis dan sci-fi. Sekalinya diberikan buku yang "nyastra" sedikut langsung pusing tujuh keliling! Giliran berusahan untuk lebih cerdas dengan membaca buku-buku sejarah malah langsung bobok! Hahaha...

Ketika menonton film juga sama, begitu Benedict Cumberbatch nongol di layar langsung teriak-teriak histeris kegirangan. Menonton War For The Planet of The Apes mewek dari awal sampai akhir. Apalagi ketika menonton Me Before You, menangisnya lebih heboh sampai-sampai keesokan harinya di kantor teman-temannya mengira dia habis bertengkar dengan pacarnya! Yah begitulah, selera filmnya memang yang rata-rata air saja.

Urusan musik juga sama, masih suka Rihanna, Lady Gaga, dan sebangsanya. Yah model-modelan anak alay lah ya.. Giliran lagu Indonesia taunya hanya Glen Fredly, Chrisye (hail ballads!!), Nidji, dan The Overtunes.

Lalu apa yang membuat dia bahagia menjadi mbak-mbak kantoran ketika semuanya biasa saja?

1. Keteraturan waktu, sehingga dia tak perlu lagi riweh mengatur jadwalnya kesana kemari dan mengemudi kemacetan disana dan disini. Cukup bangun pagi, mandi, berangkat kerja dan pulang kerja. Aman tentram, damai (ini tak pantas ditiru kemalasan macam ini)

2. Kepastian penghasilan, ya itu dia, meski tidak melimpah tapi cukup. Cukup untuk ini itu. Yang paling penting cukup untuk jajan novel setiap bulan dan biaya kuliah adik-adik.

3. Kemudahan mengatur jadwal kerja. Entah kenapa mereka tidak setuju, katanya malah kalau bisnis sendiri lebih mudah atur waktu. Buat dia sih bikin bingung, kalau bisnis sendiri kan kita malah harus menyesuaikan waktu dengan pelanggan, jadi malah tidak pasti toh (maafkan otak cetek saya ini)

4. Gampang Libur!! Hahaha.. jadi dia bisa atur kapan mau jalan-jalan, saat itu dia ambil cuti panjang. Oh iya satu lagi, duit THR bisa buat jalan-jalan sampai puas juga! Hahaha...

5. Di bidang pekerjaan si mbak ini yang paling menyenangkan adalah ketika dengan berbagai hal kecil (hanya dengan ngobrol sana sini) dia bisa berteman dengan banyak orang dan apalagi jika bisa membuat kebahagiaan-kebahagiaan kecil untuk kawan-kawannya di kantor.

Jadi untuk dia, dia bahagia menjadi biasa-biasa saja.
Dia agak terlalu bahagia menjadi mbak-mbak kantoran.

P.S : tulisan ini tidak mewakili kelompok mbak-mbak kantoran manapun
P.P.S : Mbak-mbak kantoran dalam kisah ini nyata (bukan fiktif belaka, namanya juga bukan bunga)

P.P.P.S: Tulisan ini ditulisa ketika si mbak-mbak kantoran masih berkantor di Uluwatu, Bali. Tapi meski sekarang mbaknya sudah pindah ke negeri antah berantah, dia masih mbak-mbak kantoran yang sama dengan rutinitas biasa yang kurang lebih sama dan anehnya dia tetap bahagia :)

Si Mbak di Kantor Lamanya