Kemarin saya nonton film di netflix judulnya Gangubai Kathiawadi. Bagus banget! Acting semua aktornya mantap poll. Saya menangis sesenggukan. Apalagi setelah menyadari kalau ceritanya diangkat dari kisah nyata. Seorang pelacur, germo, dan sekaligus aktivis di India, seorang perempuan yang tadinya adalah korban, lalu menjadi advokat untuk sesamanya. Memperjuangkan hak-hak pelacur bahkan sampai berhasil bertemu dan mendapatkan dukungan dari Jawaharlal Nerhu!
Film ini membuat saya terpikirkan beberapa perempuan hebat Indonesia. Khususnya penulis novel perempuan. Sudah tau kan kalau perempuan Indonesia itu hebat-hebat? Meskipun dalam banyak hal masih selalu menjadi "kasta nomor 2" dibandingkan laki-laki (urusan hak terutama), tetapi tidak menghentikan para perempuan hebat ini untuk terus berkarya.
Buktinya novel-novel yang favorit saya ini. Novel terbaik yang menjadi favorit saya sepanjang masa. Urutannya ini bukan based on paling suka ya. Hanya random saja. Karena kalau disuruh merangking paling suka yang mana saya belum sanggup.
Kalau mau buku-buku lain, cek ke IG buku saya Windabookshelf atau ke goodreads account saya yang catetan buku-bukunya lebih banyak.
Ini dia daftarnya
Entrok - Okky Madasari
Goodreads rating: 4,06 / 5
Susah sekali menentukan novel favorit diantara semua novel yang ditulis Okky Madasari. Rata-rata novelnya bercerita tentang perempuan atau keperempuanan dan problematikanya. Sudut pandangnya dari sisi sosial, budaya, bahkan sering kali politis.
Saya memutuskan Entrok adalah novel tebaik Okky Madasari versi saya. Ceritanya lintas generasi. Marni seorang perempuan buta huruf yang masih memuja leluhur dan meminta restu para dewa untuk setiap hal yang dilakukannya. Dari keinginan sederhana untuk membeli bra (entrok), Marni tanpa pernah paham tentang kesetaraan gender dan tetek bengeknya dengan berani mendobrak norma dan dogma. Mulai dari menjadi kuli angkut, yang saat itu hanya dilakukan pria. Sampai jualan sayur keliling dan akhirnya berhasil menjadi juragan kaya raya.
Lalu dari pernikahan dengan suaminya yang lebih sebagai karena kepatutan dan kewajiban, Marni punya anak perempuan bernama Rahayu. Tentu saja Marni tak mau hidup Rahayu semenderita dia dulu. Semua ibu pasti begitu. Segalanya diberikan untuk Rahayu. Termasuk pendidikan tinggi. Tapi bukannya membawa ketenangan, Rahayu menjungkir balikkan hidup mereka.
Pejuangan dua perempuan ini ditengah dunia yang sangat maskulin, berusaha sekuat gunung. Kisah tentang kasih sayang seorang ibu yang tak akan pernah pudar untuk anaknya.
Tidak sedikitpun saya merasakan melow galau dari sisi Marni. Okky menggambarkan Marni selayaknya perempuan Indonesia yang kuat. Saya seperti melihat nenek di sosok Marni. Para perempuan di jaman itu yang sekolah SD saja tidak lulus, tapi berhasil membawa keluarganya menjadi jauh lebih makmur dan sejahtera. Para perempuan yang dengan dengan segala keterbatasannya tetap bekerja dan berjuang tanpa pernah berhenti.
Novel lainnya dari Okky Madasari yang wajib baca: Maryam dan Pasung Jiwa
Laut Bercerita - Leila S. Chudori
Goodreads rating: 4,63 / 5
Sempat bingung apakah saya harus memasukkan Laut Bercerita atau Pulang. Keduanya sarat emosi. Tentang carut marut dan kusutnya perjalanan politik Indonesia. Akhirnya saya memilih Laut Bercerita karena mengingat lagi apa yang saya rasakan saat membaca keduanya. Laut Bercerita tak hanya membuat saya sesak, tapi bahkan membuat saya menangis tergugu.
Bercerita tentang Biru Laut, seorang mahasiswa yang juga aktivis politik. Berlatar kerusuhan besar 1998. Beberapa tahun sebelumnya Laut sudah menjadi aktivis. Lalu masa sesudahnya ketika Laut "hilang" dan keluarganya berusaha mencari tahu apa yang terjadi.
Nampak jelas bahwa novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Terutama kisah hilangnya banyak aktivis mahasiswa dalam kerusuhan 1998 yang bahkan kasusnya masih terhutang sampai sekarang. Dalam proses risetnya Leila mewawancarai banyak aktivis '98 tentang apa yang terjadi pada mereka saat itu. Konon bahkan sang penyair dalam novel terinspirasi dari sosok Wiji Thukul.
Membaca Laut Bercerita seperti menyelami sejarah Indonesia dengan media yang sangat menggugah. Terutama bagi pembaca yang lahir setelah tahun 90an, yang masih asing dengan peristiwa 1998. Tentang ritual Kamisan yang masih berjalan sampai sekarang. Tentang keluarga korban yang tetap berusaha mengetahui kebenaran dari hilangnya putra-putri mereka.
Kalau sudah membaca Laut Bercerita, pasti tak ingin melewatkan membaca Pulang.
Damar Kambang - Masyari Muna
Goodreads rating: 3,82 / 5
Novel ini bercerita tentang perempuan yang tidak diperlakukan sebagai manusia dengan hak untuk menentukan nasibnya tetapi sebagai milik dan property keluarga, orang tua dan suaminya.
Berkisah tentang Cebhing seorang gadis usia 14 tahun yang dipaksa menikah demi kehormatan keluarga. Ada juga Marinten yang digiring begitu saja kelaur rumahnya oleh lawan judi karapan sapi karena suaminya kalah. Ya, nasib para perempuan ini tak lebih baik daripada nasib sapi-sapi yang akan disembelih menjadi sate madura itu.
Ketika tak ada yang bisa dimintai pertolonngan, para wanita ini mengira bahwa orang yang dianggap paham agama akan bisa menjadi harapan terakhir mereka. Kenyataanya? Lagi-lagi mereka hanya dianggap seonggok daging. Pemuka Agama yang seharusnya bisa menjadi pelindung, tak lebih daripada bromo corah pemerkosa, menikahi gadis dibawah umur dengan dalih agar Cebhing terlindung dari godaan ilmu gaib!!!
Membaca novel ini harus banyak-banyak tarik napas dalam dan mengurut dada. Membaca ketidakberdayaan begitu banyak wanita di Indonesia. Disaat bersamaan mensyukuri semua kemudahan yang saya miliki sebagai perempuan.
Tak hanya tentang kawin paksa. Masyari juga menambahkan banyak budaya Madura lainnya seperti karapan sapi, carok (pembunuhan dalam tradisi madura untuk mempertahankan harga diri), dan praktek ilmu mistis yang banyak dipercaya tak hanya di Madura, tetapi banyak daerah lainnya.
Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam - Dian Purnomo
Goodreads rating: 4.66 / 5
Awalnya saya berpikir bahwa ceritanya hanya fiksi belaka. Tetapi memang niatan mengunjungi Sumba berawal dari membaca novel karya Dian Purnomo ini. Setelah pulang dari Sumba, saya baca ulang novelnya. Astaga!!! Nyata! Senyata indahnya pantai-pantai di Sumba, sebegitu juga praktik kawin tangkap disana.
Lagi-lagi perempuan yang menjadi komoditas. Yang dianggap sebagai benda tak bernyawa harta keluarga dan suaminya. Bahwa jika mendapatkan suami, sekasar dan seburuk apapun suamimu tetap kamu harus bersyukur karena kamu sudah menyelamatkan kehormatan keluarga, meski harus meregang nyawa.
Itu yang terjadi pada Magi Diela. Diculik dan dipaksa menikah atas nama adat. Berusaha sekuat tenaga melawan norma sosial yang konon katanya membuatnya tidak akan pernah laku lagi sebagai perempuan dan bahkan ketika dia ingin membebaskan diri dari kawin paksa itu Magi Diela dianggap sebagai pembawa musibah dan aib bagi keluarga.
Yang Magi Diela lakukan memang gila, dia berusaha mengakhiri nyawanya ketika menjadi "tawanan"setelah di culik dengan cara menggigiti pergelangan tangannya hingga urat nadinya nyaris putus. Ya, dia memilih mati daripada harus menjadi istri Leba Ali jahanam. Membacanya membuat ngilu.
Ketika di Sumba, saya tanyakan fenomena kawin tangkap ini. Sayangnya, masih terjadi, meski tak sering, tetapi ada. Pun ketika saya coba cari-cari beritanya di internet, yang terdokumentasi media yang berhasil saya temukan terakhir terjadi tahun 2021. Baru saja. Beritanya ada disini: Kawin Tangkap. Sayangnya praktik biadab ini seolah "dilindungi" dibalik selimut tradisi. Tanya saja orang-orang Sumba sana, ya pemerintah mulai ikut intervensi, NGO perlindungan perempuan mulai bergerilya, tapi ketika korban dan keluarganya tidak menyadari dan tidak mau mengakui diri sebagai korban, kacau!
Saya beruntung sempat ikut sesi bedah novelnya langsung dengan penulisnya, mbak Dian Purnomo. Dia mengakui banyak orang tidak percaya bahwa kisah Magi Diela terinspirasi dari cerita sebenarnya. Coba kalau nanti main ke Sumba jangan hanya fokus pada keindahan alamnya saja, coba sesekali ngobrol dengan masyarakat disana dan dengarkan cerita mereka.
Semoga kita para perempuan diberi sedikit saja keberanian dan kekuatan Magi Diela.
Goodreads rating: 4,11 / 5
Oke, sebelum membahas novelnya, nama penulisnya memang asli begitu. Dia confirm sendiri kok, saya ga sanggup nulisnya, itu copy paste dari account goodreads biar ga salah.
Saya membaca novel ini sudah lama, tahun 2017. Bercerita tentang gadis kecil bernama Salva. Dia dipanggil Ava. Kedua orang tua Ava tidak berguna. Papanya suka marah dan kejam. Ibunya penakut dan suka lupa pada Ava. Hanya Kakek Kia yang sayang Ava. Sayangnya Kakek Kia Meninggal. Ava punya sebuah kamus bahasa Indonesia dari Kakek Kia. Karena kamus ini, sehari-hari Ava selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bukannya mendapat pujian, orang dewasa malah mengejeknya. Mereka lebih memuja anak-anak yang pintar berbahasa Inggris.
Sampai akhirnya Ava berkenalan dengan anak laki-laki tetangganya bernama P. Mereka berdua selalu saling menghibur dan menguatkan.
Ya, rasa-rasanya ini novel Indonesia pertama yang membuat saya menangis mengharu biru. Karena keluguan dan kemirisan nasib Ava dan P.
Banyak orang bilang, kisah di buku ini terlalu dilebih-lebihkan. Saya tidak menyalahkan mereka, mungkin dunia mereka indah sekali, mungkin mereka punya Papa yang baik, mungkin mereka punya Mama yang tak pernah melupakan mereka. Mungkin mereka tidak pernah bertemu dengan Papa seperti Papa Ava dan Mama Ava, atau papa P.Padahal, kalau mereka membuka diri sedikit saja, banyak sekali Papa yang jahat, bahkan Mama yang jahat juga banyak. Padahal kalau mereka mau melihat sebentar saja, bahwa banyak anak usia 6 tahun yang dipaksa dewasa sebelum waktunya karena harus menjaga dirinya sendiri.Saya berterimakasih pada Ava, karena mau berbagi kisahnya, mengingatkan bahwa saya harus lebih sering bersyukur karena punya Papa dan Mama yang baik. Yang tidak pernah menyuruh tidur di kamar mandi, tidak pernah menjepit dengan koper, tidak pernah melupakan kalau aku belum makan dan tidur di kamar mandi. Bahwa masih banyak anak-anak lain yang perlu disayang dan dilindungi oleh kita semua.Terimakasih Kak Ziggy sudah berbagi kisah indah ini.
Gadis Kretek - Ratih Kumala
Goodreads rating: 4.04 / 5
Anda ngeses kretek? Harus baca novel ini.
Bukan kretek tapi anda merokok? Harus baca novel ini.
Tidak merokok tapi punya kenalan yang merokok? Harus baca novel ini.
Tidak seperti novel-novel sebelumnya yang membuat ngilu dengan alur cerita yang berat, Gadis Kretek ini ringan saja ceritanya.
Ringan tapi pesan-pesan yang tidak ringan sangat sampai buat saya.
Tentang kesetaraan gender yang di dobrak dengan cara-cara yang subtle.
Tentang carut marut politik Indonesia yang melahirkan kesalahpahaman yang bahkan masih terjadi hingga hari ini.
Tentang kerja keras dan dedikasi.
Semuanya bisa dituturkan dalam bahasa membumi dan mudah dipahami saya yang bebal ini.
Tanpa terlalu mendramatisir, atau meromantisasi jalan cerita, kisah Idroes Moeria, Soedjagat dan Roemaisa di kota M yang sangat biasa-biasa saja mengalir sepanjang sejarah penting Republik ini. Sampai pada akhirnya Jeng Yah mengambil alih alur cerita, masih tetap di haluan yang sama. Tentang Kretek. Tentang Idealisme, Tentang Cinta.Ya latar belakangnya adalah industri rokok dari jaman penjajahan. Mulai dari industri rokok rumahan, pabrik besar, sampai rahasia lintingan rokok yang nikmat.
Dengar-dengar novelnya juga akan dijadikan film, semoga saja jadi.
Special Mention: Resign - Almira Bastari
Goodreads Rating: 4.19
Jamin, kalau yang ini beneran ringan dan menghibur. Sangat relate dengan kehidupan para cungpret alias kacung kampret, bahasanya Almira Bastari untuk para pekerja kantoran. Tidak perlu mengerutkan alis dan menyakitkan hati ketika membaca.
Tentang periode yang pernah dialami oleh hampir semua cungpret a.k.a kacung kampret a.k.a corporate slave. Periode punya bos nyebelin, mau resign tapi blm ada kerjaan baru menghampiri.
Kalau yang sudah pengusaha atau investor atau trader sih ga akan pernah mengalami periode menyedihkan tapi sekaligus paling greget dalam karir macam ini 🤣Oh, melihat interaksi antar cungpret ini, sungguh-sungguh seperti obrolan tak berfaedah yang kita lakukan di WAG kantor dengan kolega (dan tanpa bos tentunya). Ga jelas blas, tapi bikin bahagia!
Well, itu beberapa buku dari penulis wanita Indonesia yang menurut saya wajib harus dibaca.
Kalau rekomendasi kalian apa?
Di antara buku yang disebut, aku baru baca Entrok dan Laut Bercerita. Dan emang bagus banget. Kalau Ziggy, ada buku lainnya di rumah cuma aku belum baca. Nah yang sering disebut orang lagi, Laksmi Pamuntjak. Aku punya yang judulnya Amba, dan orang bilang-bilang bagus banget (di goodreads juga skornya lumayan), cuma lagi-lagi aku belum baca.
ReplyDeleteKalau yang aku sudah baca dan aku suka itu salah satu lainnya Dee Lestari.