Jaipur Trip: Negeri Indah yang Penuh Warna!
One of the list thicked! Yaps, Taj Mahal! Tujuan utama saya ke India ya untuk mengunjungi Taj Mahal, dan kesampaian!
So, here is the story of my short trip to Jaipur and Agra!
Sebenarnya saya berencana ke India bulan Mei, cuma saat itu hitung-hitungannya masih belum pas karena baru sadar adik-adik beasiswa kakak asuh harus bayar uang semesteran dan Priska belum ketauan akan keterima kuliah dimana dan harus bayar uang kuliah berapa.
Nah, pertengahan tahun semua jelas dan sepertinya saya bisa traveling ke Jaipur. Enaknya sekarang tinggal di Oman adalah, India itu super dekat! Macam Bali - Singapore. Kemarin flight saya ke Jaipur kurang dari 3 jam saja!
Anyway, sebelum ke India, rerata kawan saya pasti mengingatkan saya kalau harus super hati-hati di India. Banyak copet, banyak jambret, banyak tipu-tipu sampe pemerkosaan segala. Agak ngeri sih sebenarnya, tapi berbekal prinsipnya adik saya si Wika, kalau niatan kita dari awal baik insya allah ketemunya sama orang-orang baik juga kok.
Sebenarnya persiapan ke India ini cukup lama, tidak se-ekspres cerita ke Turki kemarin. Bolak-balik cek mau menginap dimana, sudah pasti di sih salah satunya di sister company tempat saya kerja, nah satunya lagi itu... Bolak balik mikir apa nginep di Agra semalam atau jos gandos Jaipur tok. Setelah galau berkepanjangan yang tidak penting, akhirnya saya memutuskan menginap di chain hotel mantan tempat kerja saya dulu dan di chain hotel tempat saya kerja sekarang. Jadi semacam memadukan masa lalu dan masa kini. Halah... apa coba!
Urusan selanjutnya adalah Visa, di dunia serba online ini, apa-apa serba mudah. Termasuk urusan Visa India, kita bisa apply e-visa. Dan lebih menyenangkan lagi, buat WNI e-visanya gretongan!!! Tourist Visa bisa utk 2 kali trip dalam waktu 6 bulan. Syaratnya pun gampang kali lah, copy passport (PDF) dan recent photo (JPEG), isi form, upload, less than 24 hours voila, Visa terkirim ke emailmu!
Karena saya tidak book travel agent, PR selanjutnya adalah transport selama di Jaipur. Referensi utama saya adalah Trip Advisor, ketemu recomended travel agent namanya Visit Rajashtan Tour. Contact personnya (sekaligus yang punya kayaknya) adalah Shahid. Responsenya cepat, harga bersahabat daaannn yang paling penting drivernya juarak!!
Driver saya namanya Ismail, bahasa inggrisnya okelah. Yang paling saya suka orangnya jujur, flexible dan selalu on time! Makanya yang tadinya book hanya untuk 2 hari, extend jadi 3 hari. Gegara Ismail juga, India jadi tidak semengerikan yang saya bayangkan! Karena kan orang-orang pada suka bilang, hati-hat pilih travel, salah-salah nanti kamu malah dirampok atau diperkosa. Jik ping! Ismail malah banyak kasi saya tips untuk jangan belanja dimana atau percaya sama toko yang mana. Ngobrol sana sini, Ismail umurnya baru 29 sudah menikah dan punya bayi perempuan umurnya 10 bulan. Niatnya hari terakhir berkunjung ke rumah dia, tetapi karena kemalaman jadi batal deh. Sedih sih, tapi Ismail janji nanti kalau ke Jaipur kami harus mampir ke rumahnya. Oh Iya, karena tidak bisa mampir, saya hanya titip baju untuk bayinya. Ga nahan lihat baju bayi lucu soalnya.
Persiapan selesai, dan saya ke Jaipur-India!!
Yang harus saya ingat adalah, India itu super luas! Ya terbayang kan, negara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 miliar! Terbesar kedua di Dunia setelah Cina.
Jadi rasanya kurang pas kalau saya bilang saya traveling ke India. Sama dengan kita bilang traveling ke Indonesia tetapi hanya mampir ke Bali tok atau Toraja tok kan.
Bayangan saya Jaipur kurang lebih mirip-mirip kota-kota di Indonesia lah. Lalu lintas padat, macet, agak semraut dan banyak dagang kaki lima.
Kenyataannya, mirip siiihhhh, tapiiii... banyak sekali bedanya! Seperti urusan jalan raya misalnya:
- Selain sepeda, motor, mobil, bajaj, dan manusia, di jalanan (dari desa, pinggiran, kota, sampai dalam kota) juga semarak dengan kehadiran berbagai makhluk seperti sapi, kambing, burung, anjing,babi, dan gajah!! Bener deh, apalagi sapi-sapinya, beneran di tengah jalan! Planga plongo, ga takut lagi sama mobil. Di perempatan, di highway, di pengkolan, dimana-mana ada pokoknya. Mobil dan motor yang seliweran pun santai saja, tidak panik, sudah terbiasa. Epic! Pun Burung, Merpati di Jaipur itu gendut-gendut dan jinak. Yang suka foto pasti suka banget, mereka ginak ginuk gitu aja dimana-mana.
-Pernah lihat kan pasti di Facebook foto-foto yang katanya kereta atau bis di india penuh orang sampai ke atap-atap. Saya pikir itu foto-foto bohongan. Kenyatataannya, beneran! Sumpah sy pertama lihat bis di highway lho ya, penumpangnya sampai di atap-atap! Itupun buanyak yg diatap. Yang ada, dari tadinya melongo heran, saya jadi ketawa-tawa, lalu jadi meringis ngeri sendiri. Ya kebayang kan, itu diatas atap bis kecepatan penuh, tanpa jaket, tanpa helm, jangan tanya kalo jatuh kejengkang (jik ping!) itu mata dan mulut dan idung bisa kemasukan segala jenis belalang toh!
- Horn is life, life is horn! Mungkin itu adalah moto hidup para pengendara di India. Mobil, motor, truk, bajaj, semua berlomba-lomba untuk memijit klakson keras-keras dan berkali kali! Entah itu jalanan macet, lampu merah, jalanan lancar sekalipun, klakson adalah wajib! Tadinya saya pikir apa semua orang kebelet pup jadi pada buru-buru dan pasang klakson, tapi kata Ismail, ya memang sudah begitulah adanya! Hahaha...
- Satu lagi, jangan harap punya mobil mulus di Jaipur (terlebih di Agra), pasalnya pepet-pepetan dan senggol-senggolan di jalan raya itu biasa! Marah-marahnya jg sebentar saja, saling teriak dari jendela mobil dah cukup, abis itu lanjut tancap gas lagi. Saya punya seorang kawan di India, mobilnya masih mulus karena baru dibeli beberapa bulan. Kata dia brapa hari lagi bakal lecet-lecet kok. Dan mereka ini tak akan pusing kalau mobilnya lecet dan penyok untuk deperbaiki, toh nanti lecet lagi.
Perkara lain yang menyenangkan dari India adalah apa-apa murah! Tak heran kengkawan saya yang Oman pada wanti-wanti saya nanti belanjanya di India saja! Apapun yg sy mau beli di Oman (sebelum ke India) mulai dari frame kacamata, tas, jam tangan, bahkan ke dokter kulit, saran mereka tetap sama! NANTI DI INDIA SAJA!
Sebagai orang Indonesia yang tinggal di Oman dan traveling ke India, otak saya harus convert ketiga mata uang dr ketiga negara ini secara bersamaan. Ribet naujubillah memang, apalagi untuk ukuran kapasitas otak saya yang tak seberapa. Sampai di suatu titik saya menyerah, urusan uang saya serahkan ke sahabat traveling saya yang memang sudah familiar dengan urusan per-India-an karena saking seringnya dia traveling ke India.
Salah satu contoh epic dari murahnya harga-harga di India, ketika kami ke Taj Mahal, jadi banyak freelance tour guide yang menawarkan jasanya. Termasuk guide kami hari itu namanya Shaid. Saya ingat sekali, penawaran awal dia adalah 600 Rupee. Sahabat saya tawar 300 Rupee (ini kayaknya dia pakai jurus yang sama dengan ibu-ibu di Indonesia yang belanja ke pasar, tawarnya 50% dari harga awal), ngotot sana sini (sukurnya tanpa nari-nari) akhirnya Shaid setuju.
Tak hanya super informatif (meski dengan logat indianya yg kental), dan sesekali dia menjelaskan dengan bahasa Hindi dan sahabat sy yang translate ke saya, yang terbaik dari Shaid dan pasti membuat para wanita jatuh cinta adalaaaahhh... Shaid pintar kali ambil foto! Malah dia yang lebih semangat fotoin saya, padahal saya sudah kecapean!
Karena baiknya dia, sahabat saya bilang kalau dia mau kasi 500 Rupee deh ke Shaid. Saya sih iya saja, cuma dalam hati ketawa ngakak, ya klo gt knp elu nawar sampe elek tadi kan.. Anyway, sesampai di hotel iseng-iseng saya tanya, 500 Rupee itu berapa Omani Rial, enteng aja si kawan saya jawab sekitar 3 OMR! Ato sekitar 100 rebu rupiah! Njirrr, saya langsung ngomel-ngomel lah ya, kan itu murah banget! Untung aja ga jadi kasi 300 Rupee, cuma 60 ribuan aja donk.
Sebenarnya mungkin kalau dibandingkan dengan di Indonesia kurang lebih sama ya, tapi maksudnya adalah, untuk hitungan tempat wisata utama dan super terkenal dan super ramai jatohnya semua jadi super muraaahhh.
Trus contoh lain, kami beli chai (tehnya orang india) di warung-warung kecil, harganya hanya 5 Rupee ato 1000 rupiah saja, dan yang paling penting, mug tanah liatnya bisa dibawa pulang! Kurang murah apa coba kaannn... Jadi kalau mau jalan-jalan ke India, bekalnya tidak usah banyak-banyak ya.
Sabagai salah satu negeri dengan peradaban tertua di dunia (ya buktinya 2 agama besar dunia lahirnya di India toh), maka tak heran kalau India punya sejarah dan budaya yang sangat kaya! Dan saya rasa itu yang membuat banyak orang termasuk saya jatuh cinta pada India.
Tak perlulah saya jelaskan tentang sejarahnya Taj Mahal atau cerita tentang betapa banyaknya bangunan-bangunan bersejarah di Jaipur. Yang mau saya ceritakan adalah tentang orang Indianya sendiri! Entah karena percampuran berbagai sejarah masa lalu atau karena memang persaingan antar manusia yang keras, orang India itu adalah orang-orang dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi!
Ini alasan utamanya mungkin saya cinta India! They are bold people yang pantang menyerah dan yang saya lihat bahagia dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka. Terutama para wanita!
Di Jaipur saya melihat ibu-ibu menggunakan sari berbagai warna cerah, kuning, merah, orange, hijau, dan semua warna neon lainnya. Di pasar, di jalan raya, di mall, di tempat wisata, di tempat praktek dokter, dimanapun! Dan yang harus kita tiru dari mereka adalah, they embrace their shape. Regardless whatever it is, mereka nyaman-nyaman saja dengan sarinya. Tau kan kain sari India yang melilit tubuh?!
Saya jadi malu dengan diri sendiri yang kadang kelamaan matut di cermin menyesali "duh knp paha besar" atau semacam "duh bekas luka di lutut kelihatan" all that stupid and unecessary complain.
Oh Iya, sari-sari dan baju-baju India itu menurut saya instantly membuat kita terlihat cantik! Beneran deh, saya langsung jatuh cinta pada rok-rok India yang kata sabahat saya bisa dijadikan tenda itu! Pokoknya taun depan ke India lagi beli rok yang banyak! Hohoho...
Nah tambahan untuk penggiat sosmed terutama Instagram, India itu fotogenic (setidaknya menurut saya yang tidak terlalu mengerti urusan foto ya). Setiap sudut, setiap lorong, setiap sisi menarik untuk difoto. Apalagi kalau kengkawan semua punya sense foto yg nyeni ya.. lihat saja banyak travel blogger yang ke india, fotonya ciamik, dan itu memang effortless banget kok.
Nih beberapa foto yang saya jepret sembarangan, tanpa banyak effort, pakai kamera hape tok.
Pertanyaan yang banyak ditanyakan ke saya oleh beberapa kawan adalah "Win, aman ga kalau perempuan traveling sendiri ke India?"
Sejujurnya saya kurang tau, karena ya itu tadi, kemarin saya ke India dengan sahabat saya yang sangat familiar dengan India dan bahasa Hindinya selancar dia ngomong bahasa ibunya. Tapi selama 5 hari itu saya merasa aman-aman saja sih. Mungkin krn sy kemana-mana pakai private car yang rekomendasinya bagus di Trip Advisor.
Tapi kalau browse di net, banyak kok perempuan yang solo travel ke India dengan berbagai pengalaman mereka. Mungkin kalau mau solo travel ke India, harus disiapkan dulu mentalnya (aka harus siap-siap galak dan ngotot-ngototan) atau pilihannya adalah persiapan trip dan itinerary yang matang jadi sudah ga perlu repot-repot lagi disana.
Tapi saran saya, better ajak beberapa kawan untuk traveling, jadi sekalian ada yg fotoin! Hahaha..
Well, semoga niat ke India (lagi) tahun depan bisa terealisasi dan bisa cerita lebih banyak tentang negeri yang penuh warna ini!
Sebenarnya saya berencana ke India bulan Mei, cuma saat itu hitung-hitungannya masih belum pas karena baru sadar adik-adik beasiswa kakak asuh harus bayar uang semesteran dan Priska belum ketauan akan keterima kuliah dimana dan harus bayar uang kuliah berapa.
Nah, pertengahan tahun semua jelas dan sepertinya saya bisa traveling ke Jaipur. Enaknya sekarang tinggal di Oman adalah, India itu super dekat! Macam Bali - Singapore. Kemarin flight saya ke Jaipur kurang dari 3 jam saja!
Anyway, sebelum ke India, rerata kawan saya pasti mengingatkan saya kalau harus super hati-hati di India. Banyak copet, banyak jambret, banyak tipu-tipu sampe pemerkosaan segala. Agak ngeri sih sebenarnya, tapi berbekal prinsipnya adik saya si Wika, kalau niatan kita dari awal baik insya allah ketemunya sama orang-orang baik juga kok.
Sebenarnya persiapan ke India ini cukup lama, tidak se-ekspres cerita ke Turki kemarin. Bolak-balik cek mau menginap dimana, sudah pasti di sih salah satunya di sister company tempat saya kerja, nah satunya lagi itu... Bolak balik mikir apa nginep di Agra semalam atau jos gandos Jaipur tok. Setelah galau berkepanjangan yang tidak penting, akhirnya saya memutuskan menginap di chain hotel mantan tempat kerja saya dulu dan di chain hotel tempat saya kerja sekarang. Jadi semacam memadukan masa lalu dan masa kini. Halah... apa coba!
![]() |
View From my Room at Fairmont Jaipur |
![]() |
Terbaiklah, Alila Fort Bishangarh |
Urusan selanjutnya adalah Visa, di dunia serba online ini, apa-apa serba mudah. Termasuk urusan Visa India, kita bisa apply e-visa. Dan lebih menyenangkan lagi, buat WNI e-visanya gretongan!!! Tourist Visa bisa utk 2 kali trip dalam waktu 6 bulan. Syaratnya pun gampang kali lah, copy passport (PDF) dan recent photo (JPEG), isi form, upload, less than 24 hours voila, Visa terkirim ke emailmu!
Karena saya tidak book travel agent, PR selanjutnya adalah transport selama di Jaipur. Referensi utama saya adalah Trip Advisor, ketemu recomended travel agent namanya Visit Rajashtan Tour. Contact personnya (sekaligus yang punya kayaknya) adalah Shahid. Responsenya cepat, harga bersahabat daaannn yang paling penting drivernya juarak!!
Driver saya namanya Ismail, bahasa inggrisnya okelah. Yang paling saya suka orangnya jujur, flexible dan selalu on time! Makanya yang tadinya book hanya untuk 2 hari, extend jadi 3 hari. Gegara Ismail juga, India jadi tidak semengerikan yang saya bayangkan! Karena kan orang-orang pada suka bilang, hati-hat pilih travel, salah-salah nanti kamu malah dirampok atau diperkosa. Jik ping! Ismail malah banyak kasi saya tips untuk jangan belanja dimana atau percaya sama toko yang mana. Ngobrol sana sini, Ismail umurnya baru 29 sudah menikah dan punya bayi perempuan umurnya 10 bulan. Niatnya hari terakhir berkunjung ke rumah dia, tetapi karena kemalaman jadi batal deh. Sedih sih, tapi Ismail janji nanti kalau ke Jaipur kami harus mampir ke rumahnya. Oh Iya, karena tidak bisa mampir, saya hanya titip baju untuk bayinya. Ga nahan lihat baju bayi lucu soalnya.
![]() |
Saya & Ismail |
Persiapan selesai, dan saya ke Jaipur-India!!
Yang harus saya ingat adalah, India itu super luas! Ya terbayang kan, negara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 miliar! Terbesar kedua di Dunia setelah Cina.
Jadi rasanya kurang pas kalau saya bilang saya traveling ke India. Sama dengan kita bilang traveling ke Indonesia tetapi hanya mampir ke Bali tok atau Toraja tok kan.
Bayangan saya Jaipur kurang lebih mirip-mirip kota-kota di Indonesia lah. Lalu lintas padat, macet, agak semraut dan banyak dagang kaki lima.
Kenyataannya, mirip siiihhhh, tapiiii... banyak sekali bedanya! Seperti urusan jalan raya misalnya:
- Selain sepeda, motor, mobil, bajaj, dan manusia, di jalanan (dari desa, pinggiran, kota, sampai dalam kota) juga semarak dengan kehadiran berbagai makhluk seperti sapi, kambing, burung, anjing,babi, dan gajah!! Bener deh, apalagi sapi-sapinya, beneran di tengah jalan! Planga plongo, ga takut lagi sama mobil. Di perempatan, di highway, di pengkolan, dimana-mana ada pokoknya. Mobil dan motor yang seliweran pun santai saja, tidak panik, sudah terbiasa. Epic! Pun Burung, Merpati di Jaipur itu gendut-gendut dan jinak. Yang suka foto pasti suka banget, mereka ginak ginuk gitu aja dimana-mana.
![]() |
Noh Gajahnya abis nyebrang |
![]() |
Sapinya santai geal geol di jalan |
-Pernah lihat kan pasti di Facebook foto-foto yang katanya kereta atau bis di india penuh orang sampai ke atap-atap. Saya pikir itu foto-foto bohongan. Kenyatataannya, beneran! Sumpah sy pertama lihat bis di highway lho ya, penumpangnya sampai di atap-atap! Itupun buanyak yg diatap. Yang ada, dari tadinya melongo heran, saya jadi ketawa-tawa, lalu jadi meringis ngeri sendiri. Ya kebayang kan, itu diatas atap bis kecepatan penuh, tanpa jaket, tanpa helm, jangan tanya kalo jatuh kejengkang (jik ping!) itu mata dan mulut dan idung bisa kemasukan segala jenis belalang toh!
- Horn is life, life is horn! Mungkin itu adalah moto hidup para pengendara di India. Mobil, motor, truk, bajaj, semua berlomba-lomba untuk memijit klakson keras-keras dan berkali kali! Entah itu jalanan macet, lampu merah, jalanan lancar sekalipun, klakson adalah wajib! Tadinya saya pikir apa semua orang kebelet pup jadi pada buru-buru dan pasang klakson, tapi kata Ismail, ya memang sudah begitulah adanya! Hahaha...
![]() |
Noh, di banyak mobil tulisannya begini, makanya pada napsu klakson-klakson kali ya |
- Satu lagi, jangan harap punya mobil mulus di Jaipur (terlebih di Agra), pasalnya pepet-pepetan dan senggol-senggolan di jalan raya itu biasa! Marah-marahnya jg sebentar saja, saling teriak dari jendela mobil dah cukup, abis itu lanjut tancap gas lagi. Saya punya seorang kawan di India, mobilnya masih mulus karena baru dibeli beberapa bulan. Kata dia brapa hari lagi bakal lecet-lecet kok. Dan mereka ini tak akan pusing kalau mobilnya lecet dan penyok untuk deperbaiki, toh nanti lecet lagi.
Perkara lain yang menyenangkan dari India adalah apa-apa murah! Tak heran kengkawan saya yang Oman pada wanti-wanti saya nanti belanjanya di India saja! Apapun yg sy mau beli di Oman (sebelum ke India) mulai dari frame kacamata, tas, jam tangan, bahkan ke dokter kulit, saran mereka tetap sama! NANTI DI INDIA SAJA!
Sebagai orang Indonesia yang tinggal di Oman dan traveling ke India, otak saya harus convert ketiga mata uang dr ketiga negara ini secara bersamaan. Ribet naujubillah memang, apalagi untuk ukuran kapasitas otak saya yang tak seberapa. Sampai di suatu titik saya menyerah, urusan uang saya serahkan ke sahabat traveling saya yang memang sudah familiar dengan urusan per-India-an karena saking seringnya dia traveling ke India.
Salah satu contoh epic dari murahnya harga-harga di India, ketika kami ke Taj Mahal, jadi banyak freelance tour guide yang menawarkan jasanya. Termasuk guide kami hari itu namanya Shaid. Saya ingat sekali, penawaran awal dia adalah 600 Rupee. Sahabat saya tawar 300 Rupee (ini kayaknya dia pakai jurus yang sama dengan ibu-ibu di Indonesia yang belanja ke pasar, tawarnya 50% dari harga awal), ngotot sana sini (sukurnya tanpa nari-nari) akhirnya Shaid setuju.
![]() |
Saya dan Shaid |
Tak hanya super informatif (meski dengan logat indianya yg kental), dan sesekali dia menjelaskan dengan bahasa Hindi dan sahabat sy yang translate ke saya, yang terbaik dari Shaid dan pasti membuat para wanita jatuh cinta adalaaaahhh... Shaid pintar kali ambil foto! Malah dia yang lebih semangat fotoin saya, padahal saya sudah kecapean!
![]() |
Ini aslinya rame bet! Si Shaid yang menghalau orang-orang di kanan kiri sehingga potoannya jadi agak adem |
Karena baiknya dia, sahabat saya bilang kalau dia mau kasi 500 Rupee deh ke Shaid. Saya sih iya saja, cuma dalam hati ketawa ngakak, ya klo gt knp elu nawar sampe elek tadi kan.. Anyway, sesampai di hotel iseng-iseng saya tanya, 500 Rupee itu berapa Omani Rial, enteng aja si kawan saya jawab sekitar 3 OMR! Ato sekitar 100 rebu rupiah! Njirrr, saya langsung ngomel-ngomel lah ya, kan itu murah banget! Untung aja ga jadi kasi 300 Rupee, cuma 60 ribuan aja donk.
Sebenarnya mungkin kalau dibandingkan dengan di Indonesia kurang lebih sama ya, tapi maksudnya adalah, untuk hitungan tempat wisata utama dan super terkenal dan super ramai jatohnya semua jadi super muraaahhh.
Trus contoh lain, kami beli chai (tehnya orang india) di warung-warung kecil, harganya hanya 5 Rupee ato 1000 rupiah saja, dan yang paling penting, mug tanah liatnya bisa dibawa pulang! Kurang murah apa coba kaannn... Jadi kalau mau jalan-jalan ke India, bekalnya tidak usah banyak-banyak ya.
![]() |
Ini cangkir tanah liat yg bisa dibawa pulang itu. Harga teh se cangkir-cangkirnya, 1000 rupiah! |
Sabagai salah satu negeri dengan peradaban tertua di dunia (ya buktinya 2 agama besar dunia lahirnya di India toh), maka tak heran kalau India punya sejarah dan budaya yang sangat kaya! Dan saya rasa itu yang membuat banyak orang termasuk saya jatuh cinta pada India.
Tak perlulah saya jelaskan tentang sejarahnya Taj Mahal atau cerita tentang betapa banyaknya bangunan-bangunan bersejarah di Jaipur. Yang mau saya ceritakan adalah tentang orang Indianya sendiri! Entah karena percampuran berbagai sejarah masa lalu atau karena memang persaingan antar manusia yang keras, orang India itu adalah orang-orang dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi!
Ini alasan utamanya mungkin saya cinta India! They are bold people yang pantang menyerah dan yang saya lihat bahagia dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka. Terutama para wanita!
Di Jaipur saya melihat ibu-ibu menggunakan sari berbagai warna cerah, kuning, merah, orange, hijau, dan semua warna neon lainnya. Di pasar, di jalan raya, di mall, di tempat wisata, di tempat praktek dokter, dimanapun! Dan yang harus kita tiru dari mereka adalah, they embrace their shape. Regardless whatever it is, mereka nyaman-nyaman saja dengan sarinya. Tau kan kain sari India yang melilit tubuh?!
Saya jadi malu dengan diri sendiri yang kadang kelamaan matut di cermin menyesali "duh knp paha besar" atau semacam "duh bekas luka di lutut kelihatan" all that stupid and unecessary complain.
Oh Iya, sari-sari dan baju-baju India itu menurut saya instantly membuat kita terlihat cantik! Beneran deh, saya langsung jatuh cinta pada rok-rok India yang kata sabahat saya bisa dijadikan tenda itu! Pokoknya taun depan ke India lagi beli rok yang banyak! Hohoho...
Nah tambahan untuk penggiat sosmed terutama Instagram, India itu fotogenic (setidaknya menurut saya yang tidak terlalu mengerti urusan foto ya). Setiap sudut, setiap lorong, setiap sisi menarik untuk difoto. Apalagi kalau kengkawan semua punya sense foto yg nyeni ya.. lihat saja banyak travel blogger yang ke india, fotonya ciamik, dan itu memang effortless banget kok.
Nih beberapa foto yang saya jepret sembarangan, tanpa banyak effort, pakai kamera hape tok.
![]() |
Pertanyaan yang banyak ditanyakan ke saya oleh beberapa kawan adalah "Win, aman ga kalau perempuan traveling sendiri ke India?"
Sejujurnya saya kurang tau, karena ya itu tadi, kemarin saya ke India dengan sahabat saya yang sangat familiar dengan India dan bahasa Hindinya selancar dia ngomong bahasa ibunya. Tapi selama 5 hari itu saya merasa aman-aman saja sih. Mungkin krn sy kemana-mana pakai private car yang rekomendasinya bagus di Trip Advisor.
Tapi kalau browse di net, banyak kok perempuan yang solo travel ke India dengan berbagai pengalaman mereka. Mungkin kalau mau solo travel ke India, harus disiapkan dulu mentalnya (aka harus siap-siap galak dan ngotot-ngototan) atau pilihannya adalah persiapan trip dan itinerary yang matang jadi sudah ga perlu repot-repot lagi disana.
Tapi saran saya, better ajak beberapa kawan untuk traveling, jadi sekalian ada yg fotoin! Hahaha..
Well, semoga niat ke India (lagi) tahun depan bisa terealisasi dan bisa cerita lebih banyak tentang negeri yang penuh warna ini!