What Heaven Is?
Kita semua pasti sesekali pernah
berpikir dan berkeinginan utuk pergi ke surga, akan tetapi kita tidak ingin
mati. Aneh bukan? Kalau konsep surga adalah after life period dimana segala hal
baik berkumpul dan kita semua ingin kesana, lalu kenapa kita tidak mau mati?
Menurut saya tidak aneh, kenapa? Sederhana saja, sesederhana bernapas. Secara
alamiah tubuh kita sudah merespon bahwa ada surga yang sangat sering kita alami
selagi kita masih hidup. Hanya konsep di kepala saja yang belum sinkron dengan
kenyataan yang kita alami.
Bingung? Tidak usah, surga itu
sangat sederhana dan bisa anda rasakan sepanjang hidup anda. Ini beberapa
contohnya:
1. Saat
anda sangat haus, panas terik, tenggorokan kering, bibir pecah-pecah (ini udah
macam iklan saja), kemudian anda diberikan sebotol air putih segar. Apa yang
anda rasakan? Nikmat luar biasa bukan? Tak jarang beberapa orang sampai berseru
“surgaaaa….!” Lihat, hanya sebotol air putih lho, bukan ice lemon tea, bukan jus
buah, dan bukan pula bir dingin. Tetapi walaupun anda ditawari macam-macam
minuman itu anda akan tetap memilih air putih sepertinya. Sederhana bukan?
2. Saat
anda berada dalam perjalanan di siang terik, macet, dan anda harus menyalakan
AC dalam mobil untuk menghindari asap dari knalpot kendaraan lain, eh tiba-tiba
teman seperjalanan anda kentut yang baunya naujubilah! Apa yang anda inginkan?
Cepat-cepat buka jendela mobil dan mengusahakan sesegera mungkin bau busuk itu
menghilang. Dan saat baunya sudah hilang lega bukan rasanya? Surga rasanya menghirup
udara tanpa bau kentut itu walaupun jadi harus merasakan panas di tengah ke
macetan daripada pusing berkalang kentut.
3. Saat
anda sangat pengen BAB dan anda masih dalam perjalanan mobil atau motor.
Menahan rasa ajegile itu dengan muka yang sudah berubah warna menjadi
mejikuhibiniu. Betapa leganya kita saat melihat pompa bensin dan secepat kilat
kita berlari ke toiletnya. Tak peduli lagi sebau apa, tidak ada tisu, engsel
pintu rusak, selama ada jamban dan air, hajar…..! Jangan tanya saya, kalau saya
tidak usah menunggu pompa besin, saya pernah numpang pup di warung, toko, rumah
orang, di kali, dsb. Dan rasanya memang surgaaaa... hahaha…
4. Selain
3 hal sederhana tadi, ada beberapa hal lain yang sifatnya lebih personal. Saya
misalnya, surga saya adalah membuka novel baru dan membaui setiap halamannya.
Atau ketika saya bisa bermalas-malasan dan bangun siang tanpa berkewajiban
mandi saat weekend itu adalah surga tertinggi.
See, sebenarnya surga itu sangat
sederhana. Terlepas dari pembicaraan agama bagi saya surga adalah apapun itu,
asal kita mendapatkannya di saat yang paling kita butuhkan. Tambahan jaket saat
menggigil kedinginan di kaki gunung Agung, sepotong lilin saat mati lampu di
malam hari, senyuman dari gebetan, pelukan erat saat sedih, obrolan saat bersama,
dan banyak hal sederhana lainnya.
Tak perlulah saya bisa
jalan-jalan ke universal studio di Singapore, tak perlulah saya makan malam di
St. Regis dan tak pula saya perlu mati dulu.
Surga bagi saya adalah
kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang mau saya sadari, semakin saya mau menyadari
hal-hal kecil itu, semakin hidup saya disurga. Saat ini, saat saya menulis ini,
inipun surga bagi saya…
Apa Surgamu?