Monday, September 23, 2013


Kita semua pasti sesekali pernah berpikir dan berkeinginan utuk pergi ke surga, akan tetapi kita tidak ingin mati. Aneh bukan? Kalau konsep surga adalah after life period dimana segala hal baik berkumpul dan kita semua ingin kesana, lalu kenapa kita tidak mau mati? Menurut saya tidak aneh, kenapa? Sederhana saja, sesederhana bernapas. Secara alamiah tubuh kita sudah merespon bahwa ada surga yang sangat sering kita alami selagi kita masih hidup. Hanya konsep di kepala saja yang belum sinkron dengan kenyataan yang kita alami.

Bingung? Tidak usah, surga itu sangat sederhana dan bisa anda rasakan sepanjang hidup anda. Ini beberapa contohnya:

1.       Saat anda sangat haus, panas terik, tenggorokan kering, bibir pecah-pecah (ini udah macam iklan saja), kemudian anda diberikan sebotol air putih segar. Apa yang anda rasakan? Nikmat luar biasa bukan? Tak jarang beberapa orang sampai berseru “surgaaaa….!” Lihat, hanya sebotol air putih lho, bukan ice lemon tea, bukan jus buah, dan bukan pula bir dingin. Tetapi walaupun anda ditawari macam-macam minuman itu anda akan tetap memilih air putih sepertinya. Sederhana bukan?

2.       Saat anda berada dalam perjalanan di siang terik, macet, dan anda harus menyalakan AC dalam mobil untuk menghindari asap dari knalpot kendaraan lain, eh tiba-tiba teman seperjalanan anda kentut yang baunya naujubilah! Apa yang anda inginkan? Cepat-cepat buka jendela mobil dan mengusahakan sesegera mungkin bau busuk itu menghilang. Dan saat baunya sudah hilang lega bukan rasanya? Surga rasanya menghirup udara tanpa bau kentut itu walaupun jadi harus merasakan panas di tengah ke macetan daripada pusing berkalang kentut.

3.       Saat anda sangat pengen BAB dan anda masih dalam perjalanan mobil atau motor. Menahan rasa ajegile itu dengan muka yang sudah berubah warna menjadi mejikuhibiniu. Betapa leganya kita saat melihat pompa bensin dan secepat kilat kita berlari ke toiletnya. Tak peduli lagi sebau apa, tidak ada tisu, engsel pintu rusak, selama ada jamban dan air, hajar…..! Jangan tanya saya, kalau saya tidak usah menunggu pompa besin, saya pernah numpang pup di warung, toko, rumah orang, di kali, dsb. Dan rasanya memang surgaaaa... hahaha…

4.       Selain 3 hal sederhana tadi, ada beberapa hal lain yang sifatnya lebih personal. Saya misalnya, surga saya adalah membuka novel baru dan membaui setiap halamannya. Atau ketika saya bisa bermalas-malasan dan bangun siang tanpa berkewajiban mandi saat weekend itu adalah surga tertinggi.

See, sebenarnya surga itu sangat sederhana. Terlepas dari pembicaraan agama bagi saya surga adalah apapun itu, asal kita mendapatkannya di saat yang paling kita butuhkan. Tambahan jaket saat menggigil kedinginan di kaki gunung Agung, sepotong lilin saat mati lampu di malam hari, senyuman dari gebetan, pelukan erat saat sedih, obrolan saat bersama, dan banyak hal sederhana lainnya.

Tak perlulah saya bisa jalan-jalan ke universal studio di Singapore, tak perlulah saya makan malam di St. Regis dan tak pula saya perlu mati dulu.

Surga bagi saya adalah kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang mau saya sadari, semakin saya mau menyadari hal-hal kecil itu, semakin hidup saya disurga. Saat ini, saat saya menulis ini, inipun surga bagi saya…
Apa Surgamu?

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates