Beauty Standard - Cantik (Alhamdulilah), Pinter (Masyallah), Nyinyir (Yuk Ah!)
Beberapa hari belakangan ini saya lihat seliweran di feed Instagram tentang influencer yang merasa risih dan kecewa ketika sebuah brand daleman kelas dunia mengganti para "malaikat"-nya dengan wanita-wanita yang lebih beragam dan mewakili kenyataan. Wanita dengan kulit berwarna, wanita berbagai ukuran, wanita berbagai bentuk.
Bukannya embracing the change, Mbak Influencer bilang sekarang para model-nya buriq, ga healthy, lalu malah nyerempet-nyerempet kalau sebenarnya orang-orang hanya iri pada tubuh mereka-mereka yang "bagus" dan orang-orang hanya bisa nyinyir dan tidak ada usaha untuk meraih "body goals"-nya model cawet dan beha ini. Akhirnya si mbak influencer dihujat oleh netijen. Tetapi, tambah panas karena bukannya minta maaf, mbak influencer tetap ngotot bahwa dia punya standard sendiri, ngapaen lu orang repot. Belum lagi ada teman si embak yang ikut belain, plus ibunya! Ibunya segala berkata kalau orang-orang yang menghujat anaknya itu belum tentu lebih cantik.
Saya salut sama ibunya. Namanya juga seorang ibu, pasti akan membela anaknya apapun yang terjadi. Ibu si influencer maksudnya. Kalau itu ibu saya, trus saya ngomong aneh-aneh macam itu, astajim, ga selamat. Saya yang ga selamat! Bukan yang nyiyirin saya. Hahahaha....
Karena kepo, saya lihat-lihat laman Instagram mbak influencer ini. Disitu ditulis dia Menteri Kecantikan. Kurang tau juga di negara mana, mungkin di Ministry of Magic. Kan soalnya dia sukanya pergaulan angel-angel (bacanya pake bahasa Inggris, kalau bahasa jawa nanti beda jauh artinya) gitu.
Berdasarkan checklist standar kecantikan yang sudah out of date alias dari masa lampau, mbak ini memang tergolong cantik. Atau setidaknya semua kriteria bisa dicentang. Contoh: kulit mulus, kaki jenjang, bibir munju, hidung macung, ketiak halus, perut rata, apa lagi yaaaa.... mmmm.... oh iya! Mbak-nya nampak bergelimangan harta! Penting itu dicatat.
Agak kurang paham, mbak ini bergaul dimana. Referensi hidupnya bagaimana. Apakah mungkin dia hidup di sebuah fasilitas ilmiah terisolasi (macam film The Island) yang semua penduduknya sama dan seragam. Yang diciptakan dari cetakan kue sehingga bentukannya sama. Kayaknya begituuuu, makanya dia merasa bahwa ada beauty standard. Macam SNI gitu lho. Mulai dari helm sampai botol air, ikut standar SNI biar aman. Dia pikir, tubuh manusia juga begitu, standar SNI. Sama macam dia.
Sebenarnya ada memang standar manusia hidup sih. Bernapas. Jantung masih bisa memompa darah. kurang lebih begitu. Badan ini kan produk ilahi. Bukan produk cetakan pabrik rice cooker di Sidoarjo sana. Kalau kata ibu saya, punya anak tiga, pabriknya sama, rute keluarnya juga sama, bentukannya beda-beda. Apakabar 7 milliar manusia di muka bumi. Kalau semua ikut standard si Mbak, bukannya malah ngeri ya? Helm SNI yang ada standar-nya aja masih macam-macam bentuk dan stickernya kok.
Ataaaauuuu, ini baru kepikiran.
Waktu jaman sekolah dulu Mbak Influencer memang selalu mencari nilai standard. Ga mau di atas rata-rata dan menjadi paling pintar di sekolahan. Atau ga pernah mecoba kebandelan seru masa remaja yang membuat nilai kadang di bawah rata-rata sehingga dimarahi guru BK (saya pernah, adu jotos sama teman gegara rambut teman saya isi lem alteco).
Mungkin dia penganut, "ya wis, ikut standar aja. Kalau standar KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) pelajaran matematika adalah 7,0 kenapa harus berusaha dapat nilai lebih". Rata-rata air. Tidak menonjol. Ah membosankan. Tapi saya sepertinya salah. Hidup mbak influencer tampak baik-baik saja. menyenangkan dengan foto-foto diri memenuhi laman sosial medianya. Apalah saya ini yang feed IG isinya buku melulu. Nerd Winda. Super nerd.
Coba si mbak influencer pernah berada di situasi seperti saya (dan banyak orang lainnya) yang punya ukuran-ukuran tubuh di atas rata-rata. Bukan hanya masalah pergendutan atau perjerawatan atau perkulitputihan.
Contoh di kasus saya, ukuran kaki di atas rata-rata.43. Kalau belanja sepatu cocoknya di bagian sepatu laki-laki. Cari sepatu atau sandal yang cantik susah. Trus kalau sudah begitu, mbaknya menyalahkan ukuran kaki saya yang terlalu besar, harusnya kaki saya diet biar kecilan karena jelas-jelas ga masuk beauty standard? Gitu?
Bagaimana dengan ukuran bokong?
Saya punya kawan yang supeeer rajin olah raga, makanan sehat selalu, perut rata, tapi punya bokong gede. Yang beneran gede, sampai dia agak kesusahan kalau mau beli celana! Trus masa dia harus operasi bokong biar proporsional sesuai dengan "standar kecantikan" yang tidak masuk akal itu?
Lalu ada juga para perempuan petite macam adik saya yang kalau cari baju selalu dapatnya di section anak-anak? Apakah lantas dia yang tingginya tidak memenuhi standard kecantikan si Mbak Influencer ga berhak pakai cawet dan beha? Astajim! Nyinyir amat saya.
Sukurnya para perempuan ini sangat empowered dan proud of her body. Kalau misalnya dia adalah anak gadis yang sedang mencari jati diri dan mencari sosok yang bisa dijadikan panutan, kan sedih. Mbak Influencer nanti bukannya tanggung jawab takutnya malah bilang "ya kan itu standar saya, saya ga maksain orang lain"
Yes, you can have your own beauty standard as you said. Keep it with you, do not promoting it on your social media account. Namanya social media, ya buat bersosialisasi. Kalau gunanya buat nyimpen memories, bisa beli safe deposit box. Atau beli album foto, taruh di meja ruang keluarga. Duh, kok tambah gemas sih setelah menulis ini.
Kan ngeri ya kalau semua orang mengumbar-umbar private life standar mereka. Laki-laki yang punya ideal penis size standard misalnya. Cukup dia yang paham lah, Bukan berarti pas ukuran dia sudah sesuai "standard" trus dia umbar-umbar fotonya di social media. Ngeri amat.
(Terlihat) Cantik itu penting, karena mau tak mau, dunia kita visual. Kesan yang kita ciptakan dari penampilan itu sangat berpengaruh.
Tetapi, jangan sampai lupa diri. Keinget biar cantik aja, tapi logikanya ketinggalan. Kasian, dikasi otak dengan volume sangat besar malah ga dimanfaatkan.
Udah ah, kasus Covid melonjak tinggi, pastikan kalian bahagia. Atau setidaknya usahakan sedikit bahagia ya.
Nih, ada salam dari Nepali Women yang beneran cantik-cantik semua :)
![]() |
Personal collection |