Tuesday, October 25, 2016

Sepuluh tahun bersama Dje, yang saya sadari adalah bahwa ketika kita memutuskan untuk bersama modal utama adalah cinta. Jangan bilang saya naif, yes true memang uang itu juga sangat perlu, tapi kalau tolak ukurnya uang tidak akan ada habisnya. Kita bicara tentang kewajaran. Sebagai wanita siapa mau menderita, urusan menderita ini adalah urusan lahir bathin.

Nah, karena itu saya bilang modal utamanya memang cinta. Tapi saya kayak naik mobil kan, bahan bakarnya memang premium (atau pertalite atau pertamax atau solar) tapi kalau ban mobilnya bocor kan ga nyaman juga dipakai berkendara. Atau kaca spionnya hilang, kan ga aman juga dikendarai kemana-mana.

Begitu juga sebuah hubungan, buat saya dan Dje, komitmen bukan tentang bagaimana org lain menilai kami, tetapi yang jauuuhhh lebih penting adalah bagaimana kami menilai hubungan kami berdua. Ini yang menjadi landasan bagi kami untuk bersama meskipun orang-orang selalu mempertanyakan kenapa. Bukankah cinta adalah salah satu hak hakiki setiap manusia. :)

Oke, tentang nilai kehidupan, hal selain cinta belakangan yang saya sadari, kami berdua berbagi Life Value yang sama. Bagaimana kami memandang dan menyikapi banyak hal dalam kehidupan. Ini beberapa hal yang ingin saya bagi




1. Tentang Uang
Kami sangat bersyukur dengan pekerjaan dan penghasilan kami saat ini. Lebih dari cukup untuk kebutuhan kami berdua. Sangat cukup untuk membantu keluarga dan bahkan cukup untuk berbagi pada beberapa sahabat. 

Lalu, apakah kami mengejar agar kami mendapat penghasilan tambahan dan menginvestasikan waktu dengan bekerja tak kenal waktu demi mendapat uang lebih?! Tidak, kami tidak seperti itu. Kami adalah dua manusia yang sangat menikmati bermalas-malasan. Kami suka menghabiskan waktu dengan tidak melakukan apapun. Dan saat banyak kerabat menyayangkan "kemalasan" kami dengan dalih "kalian masih muda, mulailah bisnis dan dapatkan tambahan banyak uang!" bagi kami berdua, inilah cara kami menikmati hidup. 

Kami tidak pernah menggunakan uang dan harga untuk target mencapai apapun. Uang adalah reward atas apa yang sudah kami lakukan, itu saja. Kami menabung iya, kami berinvestasi iya, kami jalan-jalan juga iya, dan kami bahagia.



Ada orang yang bahagia dan menikmati hidupnya dengan jumlah harta berlimpah dan uang dengan nomor seri tak terbatas. Kami berdua cukup seperti ini. Cukup memiliki atap diatas kepala kami, memiliki kendaraan cukup nyaman membawa kemana-mana, cukup untuk membahagiakan kedua orang tua, cukup untuk membantu orang disekitar. Karena inilah cara kami menikmati hidup. 

Dan baru saya sadari, ini salah satu alasan kenapa kami mampu bertahan sebegini lama dan tetap bahagia, karena kami berdua sama malasnya! Hahahaha...

2. Tentang Berbagi
Entah kenapa, kami berdua merasa bahwa hidup kami berdua agak-agak tidak berguna. Rasa-rasanya kontribusi kami pada sekitar sangat kurang. Dari sana kami mulai sadar, sebenarnya ada banyak hal yang bisa kami lakukan. Dan bagi saya dan Dje, kami berdua sangat bahagia berbagi ilmu pengetahuan, kesempatan belajar dan pendidikan. 

Ketika saya mulai insiatif program kakak asuh, tidak sedikitpun Dje meragukan. dialah sponsor tetap saya. Donatur yang bersedia menyisihkan uangnya paling banyak setiap bulan untuk biaya kuliah adik asuh kami. Dia juga yang bersedia mendengarkan segala rencana masa depan saya tentang punya balai latihan kerja, tentang taman baca, tentang bazzar amal, dan dia ada di setiap cerita itu.

Dje bahkan mulai jauh lebih dulu.Sebelum kami mulai dengan beasiswa kakak asuh, dia sering mengunjungi Panti asuhan di dekat tempat tinggalnya. Memberi apapun yang dia mampu beri, dan terakhir demi melihat mereka lebih melek teknologi, dia menghadiahi mereka Laptop. 

Bagi kami, berbagi adalah tentang membagi kesempatan kepada lebih banyak orang. Berbagi bukan tentang mengurangi rejeki, berbagi adalah tentang membagi tawa, membagi kebahagiaan sehingga menjadi berlipat-lipat. 

3. Tentang Menikah
Yang terbaik dari Dje adalah, dia tidak pernah memaksa saya menikah! Hahaha... tolong jangan salahkan dia tentang kenapa kami belum menikah. Bukan karena Dje tidak melamar saya. Tidak. Tapi karena memang saya belum siap menikah.

Nah, ke-belum-siap-an saya menikah ini, tidak menjadikan Dje berhenti mencintai saya. Malah saya pikir diam-diam dia bersyukur saya belum mau menikah! Hahahaha... Kami jadi punya sangat banyak waktu untuk merencanakan berbagai hal. Investasi, pernikahan, liburan, keluarga, segalanya. Tentunya berkedok status "belum menikah" sehingga belum ada tanggung jawab menjadi "orang tua" 

Ya kami mengulur tanggung jawab selama mungkin. Jangan ditiru, tapi kalaupun ditiru ya resiko ditanggung penumpang. Hahahaha...

Bagi kami berdua, komitmen bukan hanya tentang pengesahan lewat hukum dalam selembar kertas. Ataupun pengakuan berupa cincin di jari-jari. Sekali lagi ini pemikiran yang tidak patut ditiru, tetapi bagi kami berdua, komitmen adalah tentang hati. Benar-benar antara kami berdua. Bukan orang lain.



4. Tentang Keluarga
Buat saya, dua hal paling penting di dunia adalah Keluarga saya dan Dje! Jika mereka bahagia, saya jauh lebih bahagia lagi. 

Nah, bagi saya dan Dje, ada hal-hal yang kami boleh memberikan masukan tetapi keputusan akhir ada di tangan masing-masing. Yaitu tentang kontribusi kepada keluarga. Bukan karena orang tua saya dan dia tidak mampu membiayai diri sendiri lagi. Bukan samasekali, tetapi ini adalah tanggung jawab kami kepada dua orang yang paling penting dalam hidup.

Terutama saya, bagi saya Ibu Bapak lebih dari sekedar orang tua biologis, mereka adalah sahabat hidup. Mereka adalah mentor, kalau kata orang Bali "asal de gen bulan jak matan ai" (asal jangan bulan dan matahari) pasti saya usahakan (satu lagi, asalkan bukan cucu! Hahahaha...)

Nah terbayangkan klo saya tidak dengan Dje. Misalnya saya dengan orang lain yang menganggap bahwa setelah dewasa kita dan orang tua sudah tidak lagi ada urusan. Jangan salah, banyaaaak yg seperti itu. Cinta pada keluarga dan orang tua hanya sebatas foto-foto di instagram. Percaya sama saya, ada buanyak!

Saya percaya, segala hal di dunia ini pasti terganti kecuali orang tua kita. (jangankan suami atau istri, presiden aja bisa diganti dalam sekejap mata kok).

5. Tentang Hak dan Kewajiban
Banyak yang masih berpendapat bahwa suami harus menafkahi istri lahir bathin. Suami harus mensejahterakan istri dan anak-anaknya. Nah, disaat yang sama mereka juga menuntuk kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Buat saya ini double standard.

Ketika kita menuntut kesetaraan hak, berarti kita juga menerima kesetaraan kewajiban. Kan hak dan kewajiban selalu muncul bersama-sama. Ketika wanita menuntuk kesetaraan hak, berarti kita juga siap dengan kesetaraan kewajiban.

Buat saya, Dje dan saya adalah partner. Tidak ada yang lebih superior atau inferior. Nah, dari sini perencanaan tentang masa depan kami menjadi lebih jelas. Tentang pekerjaan, karir, penghasilan, pengeluaran, investasi, dan yang lain. Bagi kami, karena kami partner ya hak dan kewajiban kami sama.

Contoh, tentang rencana pernikahan. Kami sudah menghitung biaya yang kira-kira akan kami keluarkan. Nah biaya itu ya kami bagi berdua. buat saya itu sangat wajar. Saya bukan barang yang bisa diminta seenaknya oleh Dje dengan biaya tertentu. Sekali lagi kami berdua adalah partner yang setara.

Banyaaak laki-laki di luar sana yang ingin merasa superior. Tidak boleh karir wanitanya lebih bagus, tidak boleh pasangannya memiliki pendapat tentang hal-hal besar dalam masa depan, semua kepemilikan harus atas nama si laki-laki, dsb, dst. Saya bersyukur punya Dje, dia adalah partner saya!

Tapi banyak juga wanita yang mau terima beres. Bodo amat suami kerja keras banting tulang, remuk redam demi sebongkah berlian. Pokoknya wanita tinggal duduk manis meni pedi creambath, tapi itu bukan saya. Dan saya rasa Dje juga bersyukur punya saya. Hahaha...

Cinta membuat kami bertahan selama ini. Life value membuat kami nyaman selama ini. 

Happy 10 Anniversary for my partner in life, my love Putu Adi Bayu Suteja Sastra.

Will see you soon... 


A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates