Belitung Trip: Ketika Mimpi Menjadi Nyata
“Mimpi adalah kunci untuk kita
menaklukan dunia” – Nidji
“Bermimpilah karena tuhan akan
memeluk mimpi – mimpimu” – Andrea Hirata
Semua berawal dari sebuah novel
yang berkisah tentang anak-anak kampung yang tak pernah hilang semangat untuk
belajar meskipun sekolah mereka 11-12 kalau dibandingkan dengan kandang
kambing. Dari mereka saya banyak belajar tentang mimpi, cita-cita dan cinta.
Dari mereka juga saya mengenal sebuah pulau yang belakangan saya tau sangat indah.
Pulau Belitung namanya.
Bertahun-tahun menggantung mimpi
agar dapat teraih, menabung meski uang tabungan kadang habis terpakai untuk ini
itu dan kembali lagi menabung dari 0. Tapi tak sekalipun menyurutkan niat untuk
menginjakkan kaki di negeri penghasil Timah ini. Hingga akhirnya Tuhan menjawab
mimpi-mimpi saya. Saya diijinkan untuk berkunjung ke tanah di ujung timur Pulau
Sumatra.
Belitung saya kunjungi selama 4
hari dari tanggal 7 – 10 Mei 2012. Dari akhir tahun lalu memang sudah meniatkan
ke Belitung, kalau tertarik tentang detail persiapan dan pengeluaran boleh
dibaca di post saya sebelumnya atau klik disini.
Sekarang, saya ingin bercerita
tentang indahnya Belitung. Negeri Laskar Pelangi.
Perjalanan kali ini, buat saya
lebih dari sekedar liburan. Trip ini buat saya adalah sebuat napak tilas,
sebuah perjalanan yang sangat pribadi dan sarat emosi. Ya, saya adalah pecinta
Novel seri Laskar Pelangi. Bahkan sudah tak terhitung lagi berapa x saya membaca
mereka. Jangan heran kalau di perjalanan ini saya penuh haru.
Jadi inilah, rangkuman
keindahannya:
Pantai Tanjung Pendam
Pantai ini terletak di kota
Tanjung Pandan, aksesnya sangat gampang pun dengan tiket masuknya. Cukup Rp.
2.000,- per orang.
Kalau kata orang Tanjung Pandan,
pantai ini adalah pantai gaulnya muda mudi disana. Memang sih di sepanjang
pantai banyak kafe. Ada juga bebrbagai fasilitas permainan anak mulai dari
ayunan sampai penyewaan odong-odong.
Garis pantainya cukup panjang,
berpasih putih dan cocok untuk melihat sunset. Tapi kalau indahnya sih memang
belum seberapa. Pantai berpasir putih pada umumnya lah.
![]() |
Sunset di Pantai Tanjung Pendam |
Vihara Dewi Kwan Im
Dalam perjanan ke Museum Kata,
bisa sekalian mampir sebentar ke Vihara ini. Menurut cerita teman kami yang
orang Belitung, 2/3 dari penduduk pulau ini adalah etnis Tionghoa. Tak heran,
banyak vihara-vihara cantik di seluruh pulau. Salah satunya adalah Vihara Dewi
Kwan Im
Vihara ini masih dalam tahap
pembangunan, mereka membangun patung Dewi Kwan Im yang cukup besar di atas
bukit. Yakin pasti setelah selesai tempat ini akan menjadi alternative wisata
yang menarik.
Ketika saya berkunjung, kebetulan
memang sedang ada sekelompok umat yang bersembahyang, kami beruntung sempat
melihat ritual mereka. Ah, memang saya mensyukuri semua perbedaan. Kalau tak
berbeda, mana mungkin saya bisa melihat keindahan vihara.
Pantai Burung Mandi
Pertanyaan saya pertama x kepada
Bang Jaka (Driver kami) adalah “Emang disana banyak burung mandi Bang?!”
jawabannya tentu saja tidak! Hahaha…
Tapi memang pantai yang terletak
hanya 5 menit dari Vihara Dewi Kwan Im ini terletak di desa Burong Mandi.
Makanya namanya demikian. Seperti rata-rata pantai pada umumnya, Pantai ini
berpasir putih, bersih dan tenaang… Coba saya punya lebih banyak waktu, pasti saya
akan leyeh-leyeh sekalian tidur siang disana.
Atau kalau saya jadi anak kampung
Burong Mandi, panti ini akan menjadi markas saya! Selain bersih, juga banyak
pohon rindang. Jadi adem.
![]() |
Pantai Burung Mandi yang tenang |
Museum Kata Andrea Hirata
Ini adalah tujuan utama dari
keseluruhan perjalanan saya. Inilah alasan saya jauh-jauh dari Bali, naik
pesawat 2 x, transit berjam-jam di Jakarta.
Kisah inilah yang menginspirasi
saya untuk tidak pernah berhenti bersyukur. Tak putus berbahagia dengan apa
yang saya punya. Dan yang paling penting, novel ini mungkin adalah titik dimana
saya berusaha “hidup untuk memberi sebanyak-banyaknya” seperti pesannya Pak
Harfan.
![]() |
Cerita yang tak akan pernah berhenti menginspirasi |
Saya sangaat bersyukur, Bang Jaka
sudah menjelaskan sebelumnya kalau Museum Kata akan tutup 2 hari lagi (tutup 10
Mei) untuk renovasi (kami kesana tanggal 8 Mei) dan memang setiba disana kami
melihat pengumumannya. Kami berjanji pasti akan kembali untuk melihat Museum
Kata yang baru.
![]() |
Kata Dje: Aku berjanji mengajakmu kembali kesini. SWEET!! |
Museum ini benar-benar membuat
saya bahagia. Semua tentang cerita Laskar Pelangi. Cerita ketika semua berawal,
sampai kini Laskar Pelangi telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
![]() |
Laskar Pelangi dalam berbagai bahasa |
Kecintaan saya pada karya Bang
Ikal bahkan membuat saya tak sanggup lagi bercerita betapa bahagianya saya.
![]() |
Saya Bahagia |
Replika SD Muhamadiyah
Tak jauh dari museum, ada replica
SD Muhamadiyah. Tempat awal dimana Ikal dan kawan-kawan Laskar Pelangi
merangkai dan mengejar mimpi mereka.
![]() |
Sekolahnya gini aja masih semangat, kita apa kabar?! |
Kondisi sekolahnya, seperti
gambaran di novelnya, ya rusak parah. Bukan barang baru sebenarnya. DI berbagai
pelosok Indonesia sebenarnya sekolah macam ini bisa ditemukan dengan mudah.
Yang membuat sekolah buruk ini menjadi indah adalah kisah di dalamnya. Kisah
anak-anak Indonesia yang luar Biasa!
![]() |
Kata Ikal: Aku beruntung ayahku mengirimku ke sekolah miskin ini. |
Danau Kaolin
Kalimat yang tepat untuk
menjelaskan tentang Danau Kaolin adalah: Ironically
Beautiful. Indah memang tapi ironisnya keindahan ini tercipta dari kegiatan
melukai bumi.
Ya, danau kaolin tercipta dari
pertambangan timah massive di Belitung. Tak hanya beberapa, tapi puluhan!
Mungkin ratusan. Dimana galian bekas tambang timah tidak di tutup kembali.
Jangan tanya Reklamasi, lha di tutup kembali saja tidak!
![]() |
Danau Kaolin yang menjadi Objek Foto Prewed |
Kagum dengan keindahannya tetapi
sedih memikirkan kerusakannya. Kini ketika PN Timah sudah gulung tikar dan
timah sudah tak lagi boleh ditambang, saya berharap agar Pariwisata di Belitung
bisa berkembang. Tetapi semoga Pariwisata tidak semakin merusak pulau indah
ini.
Pantai Tanjung Tinggi
Entah kejadian luar biasa apa
yang melempar bebatuan setinggi gedung bertingkat ke pulau ini. Kalau katanya
Dje mungkin karena dahsyatnya letusan Gunung Krakatau yang legendaris itu.
Mungkin.
![]() |
Batu-Batu di Pantai Tanjung Tinggi enak untuk tiduran |
Tetapi gugusan batu ini membuat
Pantai Tanjung Tinggi menjadi luar biasa Indah. Belum pernah saya melihat
keindahan seperti ini. Pantai ini juga menjadi lokasi syuting Film Laskar
pelangi. Ketika anak-anak SD Muhamaddiyah diajak oleh Bu Mus melihat indahnya
Pelangi
![]() |
Saya pikir saya di Surga |
Island Hoping
Pada umumnya di daerah lain di
seluruh Indonesia, Pulau Belitung juga dikelilingi pulau-pulau kecil yang
Indah. Kami mengunjungi beberapa pulau hari itu.
Gugusan Batu Garuda –
Gugusan bebatuan besar yang dari kejauhan seolah membentuk kepala garuda. Kita
tidak bisa bersandar di Pulau ini karena dikelilingi terumbu karang yang
cantik. Saya sangat bersyukur malah kita tidak usah bersandar sehingga tak
perlu merusak terumbu karangnya.
![]() |
Dibelakang kami itu Batu Garuda |
Pulau Batu Berlayar –
Pulau sangat kecil berpasih putih dengan gugusan batu besar. Penghuni pulau ini
hanya sekeluarga bintang laut yang lucu!!
![]() |
Pulau Batu Berlayar |
![]() |
Keluarga Bintang Laut, penghuni pulau Batu Berlayar |
Pulau Pasir – Pulau ini
panjangnya palingan hanya 5 meter dan lebar tak lebih dari 2 meter. Sesuai
namanya, hanya pasir saja. Pulau ini hanya muncul saat air laut sedang surut.
Kalau kami bilang, hanya takdir dan pasang surut air laut yang menentukan
apakah kami bisa ke pulau ini. Hahaha..
![]() |
Pulau Pasir, antara Takdir dan Pasang Surut Air Laut |
Pulau Lengkuas – Paling
besar diantara pulau-pulau sebelumnya. Di pulau ini ada sebuah mercusuar
peninggalan jaman Belanda. Literally, karena Mercusuar ini dibangun pemerintah
Kolonial tahun 1882 setinggi 65 meter dengan 16 lantai dan 313 anak tangga.
Harus naik, karena dari atas, kita bisa melihat keindahan yang sebenarnya.
![]() |
Pemandangan dari atas mercusuar |
Pulau Kelayang – Pulau
terakhir, hanya mampir untuk makan siang. Tetapi pulaunya cukup indah dan
berpasir putih. Kalau cukup beruntung seperti saya, akan ketemu bintang laut
berwarna putih (ini baru pertama kali saya lihat)
![]() |
Bintang Laut Pulau Kepayang |
Pasar Ikan Tanjung Pandan
Saya suka pasar, dan selalu suka
pasar. Jadi, dengan sedikit dukungan dari Dje, pagi terakhir kami memutuskan ke
Pasar Ikan Tanjung Pandan. Ini pertama kali saya berkunjung ke Pasar Ikan yang
besar dan ramai!
Tapi pasar ini tak melulu ikan,
seperti pasar pada umumnya, dibagian depan adalah pasar biasa yang menjual
berbagai keperluan dari sayur hingga ember. Bagian belakang baru khusus bagian
ikan.
Jualannya bermacam-macam. Mulai
ikan tuna yang bisa ditemukan dimana-mana, udang, kerang, remis, kepiting,
sampaaaiii…. Ikan Pari!! Telur Penyu!!! dan Hiu!!! Sedih sekali sebenarnya
hewan2 terlindungi ini dijual bebas begitu saja.
Belum puas menikmati pesona indah
pulau ini. Saya belum sempat ke Manggar, belum mampir ke pasar ikan di Manggar.
Belum coba warung kopi di Manggar, belum ke lokasi Gedong, belum bertemu Bang
Ikal.
Saya pasti kembali, beberapa
tahun lagi.
Terimakasih Belitung, terimakasih menyambutku dengan cinta, membuat mimpi-mimpiku nyata.
![]() |
Pasti akan kembali lagi |
Indahnya sulit tergambarkan walau oleh kata dan foto..
ReplyDelete