Sunday, July 14, 2024

Sebagian besar waktu saya sangat bersyukur menjadi Winda hari ini. Mandiri. Literally segalanya sendiri. 
Tapi di banyak waktu lainnya, capek lho menjadi wanita mandiri ini. Pengen lho segalanya diurusin suami atau istri atau siapalah itu terserah, yang penting diri yang katanya mandiri ini bisa leyeh-leyeh ga mikir, tetiba semua sudah ada dan tersedia.

Saya capek lho mandiri. 
Belakangan ini apa lagi, 
saat banyak kali beban hidup yang rasanya bisa dibagi 
daripada dikerjakan sendiri
duh, kenapa malah puitis berpuisi
dah lanjut tulis biar lega hati!

Capek mandiri itu ketika.....

Kemanapun nyetir sendiri
PP kerja masih ok lah. Mereka yang bersuami dan berpacar juga berangkat pulang kerjanya sendiri kan. Tapi pas giliran, demam tinggi dan mesti ke dokter. Kondangan ke acara temen di kabupaten lain yang jauhnya bikin ngilu. Pas lagi pulang kerja malem banget dan lelah lahir bathin, kayaknya pengen dijemput trus disetirin. Ga usah mikir. Bodo amat kalau yang jemput juga sama lelahnya kan. Pun ketika pulang main sampai malam (atau subuh) dengan kondisi kewarasan hanya setengah, tinggal masuk mobil, sampai rumah dengan aman rasanya pasti menyenangkan.

Biarpun sebenarnya most of the time kalau nyetir jauh-jauh disetirin Esa, adik saya. Kalau lagi spaneng juga suka minta dijemput dia sih. Untung anaknya mau-an. Tapi kan ga semua mbak-mbak independent women punya Esa ya. Itu masalahnya!

Kami bisa banget nyetir sendiri. Jago malah. Tapi tetep pengen disetiriiiinnnnn!
Kalau kata teman saya, itu kamu cari pacar atau sopir pribadi? Kan memang ga harus pacar lhooo… hahahaha.

(Bayar) Traveling Sendiri
Sebenarnya saya seneng banget solo traveling. Engga ribet menyamakan jadwal dengan partner traveling. Ga harus berbagi kamar (dan kamar mandi). Bisa susun itinerary sesuka hati (yang sebagian besar isinya leyeh-leyeh dan baca buku).

Mau lho traveling dibayarin! Dibeliin tiket pesawat, di bookingkan hotel, dibayarin makan, dibelikan trip. Trus kita tinggal packing dan berangkat! Macam ani-ani gitu lhoooo (Eh!). Apalagi pas di negara/tempat tujuan apa-apa diurusin. Taksi/kereta sudah tinggal langsung naik aja. Ga mikirin pilih rute atau tiket. Duduk manis, bisa sampai tujuan dengan bahagia dan aman.

Tapi memang sih kalau traveling bareng itu PR-nya lebih banyak. Pengeluarannya juga lebih banyak kecuali memang dibayarin, ini mau pergi ber-brapa orang juga mau. Eh tapi untuk ukuran kemageran saya, sebaiknya memang sendiri sih, kalau sama orang lain malah bikin orangnya sebel! Saya aja kadang sebel sama kemalasan diri ini. Traveling jg sengaja ga terlalu mepet-mepet waktunya biar banyak waktu leyeh-leyeh tiduran ga jelas.

Mengurus bangun rumah sendiri!
Maaak, meski beli rumah di developer, tetap saja proses ribetnya ketika:
  • Pilih kavling/lot yang mana? Bagus ga fengshui-nya? Nanti arah rumahnya vs arah matahari terbit dan terbenam oke tak? Laaahhh, saya arah kanan kiri aja masih binguuunggg
  • Menentukan luas bangunan vs tanah. Demi apa ya, google map bilang 200m belok kanan aja saya masih nyasar! Apakabar yang ribet begini
  • Menentukan posisi rumah vs posisi garasi vs lokasi septic tank! Apa pulak ini... kukira tempat taik ya ud sembarang aja. Katanya engga lhoooo, biar nanti gampang disedot sama sedot WC, ga ganggu pas berkebun. Nangis kali!
  • Baca gambar dari arsitek. Perbandingan luas masing-masing ruangan, posisi tangga, posisi shower, posisi jendela! Demi apaaaa! Posisi yang saya paham cuma posisi parkir mobil yang baik dan tidak mengganggu lahan parkir sebelah! Itu aja udah panas dingin, apalagi harus parkir paralel! Ini lagi diminta lihat posisi dapur dan kloset! Mana paham!
  • Memutuskan titik listrik. Mau ditambah tempat colokan apa engga? Lokasi saklar lampu mau dimana? posisi dipan gimana biar ga salah titik colokannya! Apalah aku yang selama ini mengandalkan kabel extension untuk segala kebutuhan.
  • Belum lagi tambahan untuk posisi toren air, saluran air bersih vs kotor, lokasi bale bengong/gazebo. Padahal kan aku butuhnya hanya sepetak kamar. Kenapa jadi ribet gini sih!
Paling omega ribet saat bangun/beli rumah ini tentu saja ketika proses berhutang itu! Namanya juga belum kaya raya, masih diambang nyaris dibawah kemapanan. Jadilah hutang KPR menjadi keharusan. Proses KPR ini tentu saja tidak semudah Thoriq dua bulan sudah haji ya Ibu Bapak! 

Segala urusan admin, termasuk pernyataan petugas bank: nanti sekalian disertakan bukti penghasilan suaminya ya bu, biar makin mudah prosesnya! Hello! 

Kemudian ketika tawaran KPR muncul dari beberapa bank lengkap dengan perhitungan bunga dan simulasi kredit. Beberapa bank ini punya metode perhitungan yang berbeda-beda. Besaran bunga kredit yang juga berbeda, kemudahan dan kesusahan yang juga berbeda. Pusing beneran!

Sampai akhirnya saya menyerah dan mengerahkan bala bantuan. Teman yang jumlahnya tidak seberapa itu tetapi sukurnya jauh lebih pintar dan lebih logis. Dia yang membantu mengurai keribetan berpikir dan akhirnya mengambil keputusan finansial jangka panjang itu! 

Ketika proses berhutang inilah yang saya sekali-kalinya dalah hidup merasa “Kayaknya enak dah punya suami, ada yang ngurusin keribetan rumah ini”. And I said it out loud ke Win. Dan lalu dengan gaya lempeng tanpa emosi Win bilang “Ga ada begitu! Kalau punya suami tapi suaminya engga pintar dan malah jadi bebanmu malah lebih ribet!”

Bener sih tapi.
Setelah dipikir kembali yang saya perlukan bukan suami. Tapi life hack. Mau perempuan, mau laki-laki, pelajaran-pelajaran tentang menjalani hidup itu harusnya dimiliki semua orang. Mungkin salah satu kurikulum sekolah saat SMA itu adalah life hack deh.

Anyway, please don’t get me wrong.
Sangat bangga saya bisa mengurusi diri sendiri sejauh ini. Sesekali mengurusi Bu Wir dan Pak Wir juga.
Namanya manusia, pasti banyak maunya. Terutama yang tidak dipunya. Dan saya manusia, tempatnya iri hati dan dengki! Hahahaha.

Apakah ada yang ingin diubah dari hidup saya?
Ada dong, banyak! Tetapi tidak yang sudah terjadi, karena semuanya yang lampau, menjadikan saya yang sekarang berhasil menuliskan artikel ini!

Selamat hari minggu!
Selamat menikmati menjadi orang dewasa



A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates