Tuesday, August 11, 2015



Dari saya masih kelas 5 SD, hampir selalu Ibu punya asisten. Para Mbok yang siaga dengan talenta masing-masing untuk membantu segala kerempongan Ibu mengurus keluarga dan juga kantin sekolahnya. Memang ada beberapa tahun yang cukup lama Ibu tidak punya asisten. Sepertinya saat saya SMP, tapi semenjak SMA hingga saat ini Ibu selalu punya asisten.

Tanpa asisten, Ibu biasanya uring-uringan dan berdampak pada tingkat ke-ngomelannya kepada kami. Hehehe… 


Tulisan ini (meski para asisten ibu mungkin tak akan pernah baca) adalah bentuk kecintaan saya pada mereka semua, disini saya ingin berbagi tentang semua asisten Ibu yang perkasa.
  1. Mbok Luh
Sebenarnya ada asisten sebelum Mbok Luh, tapi karena saat itu saya masih kecil dan Mbok itu kerjanya hanya beberapa bulan saja jadinya saya lupa namanya. Mbok Luh berasal dari Desa Sanggalangit, desanya itu di Gerokgak – panturanya Buleleng. Mbok Luh bersama kami saat saya masih SD dan Esa masih bayi. Mbok luh orangnya cekatan, pekerjaannya sangat rapi, orangnya bersih dan apik. Yang paling saya ingat dari dia adalah orangnya yang periang. Sambil bekerja dia selalu bersenandung.
Kami sering mengantarnya mudik atau menjemputnya setelah hari raya. Ibupun tak pernah mengeluh dengan kinerja Mbok Luh. Tetapi saya ingat sekali suatu hari kami mengantar Mbok Luh pulang kampung tetapi dia membawa semua baju dan perlengkapannya. Kata ibu mbok Luh berhenti bekerja karena dia mau menikah. Masih ingat saat itu Mbok Luh menangis dan sayapun menangis karena tidak lagi bisa tidur bersama Mbok Luh.
Sayangnya saat ini kami tak lagi tahu kabar dari Mbok Luh. Dimasa itu belum ada HP dan sosial media sehingga sulit untuk menghubungi Mbok Luh lagi.

  1. Mbok Made
Lumayan lama setelah Mbok Luh berhenti sampai akhirnya Mbok Made kerja dengan Ibu. Mbok Made masih ada hubungan saudara dengan keluarga kami. Lumayan juga Mbok Made bekerja dengan kami. Mungkin sekitar 3 tahun atau lebih. Anak laki-laki Mbok Made   adalah sahabat kecilnya Esa.
Sayangnya Mbok Made memang agak mudah terpengaruh, entah kenapa dia memutuskan berhenti bekerja. Mungkin juga dia merasa tidak cocok dengan Ibu. Tetapi beberapa kali kalau ada acara di rumah Mbok Made diundang Ibu untuk membantu kalau ada acara di rumah.

  1. Mbok Pari
Nah, mungkin dia asisten Ibu yang paling fenomenal dan paling punya personal connection dengan saya.
Mbok Pari adalah tetangga dekat rumah, jadi dia datang ke rumah siang-siang dan setelah pekerjaannya selesai dia akan pulang ke rumahnya.
Mbok Pari adalah sosok wonder women yang sebenarnya. Dia bekerja banting tulang demi keluarganya. Selain bekerja dengan Ibu, diapun bekerja di sawah biasanya untuk panen padi (Manyi) atau saat musim tanam padi.
Hal terbaik dari Mbok Pari adalah sifatnya yang sangat ceria, terbuka, mudah dekat dengan siapapun dan selalu punya cerita-cerita menarik dan lucu yang akan dibagikan kepada kami. Kami biasanya akan tertawa terbahak-bahak bersama. Saya, Ibu dan Bapak biasa ngobrol panjang lebar dengannya. Bahkan kami sering makan bersama. Adik-adikpun sangat nyaman dengannya. Kekurangannya adalah dia sangat sering ijin tidak kerja karena dia harus nyambi panen padi. Ini yang kadang-kadang membuat ibu kesal.
Tetapi sekesal apapun, saya tahu ibu sangat sayang pada Mbok Pari. Sangat sering dia mendapat baju-baju lungsuran Ibu, makanan, buah, dan uang kaget. Begitupun saat Mbok Pari berhenti bekerja. Jadi dia ijin tidak kerja karena panen padi, setelahnya lama dia tak kunjung bekerja ternyata dia sudah sakit keras dan tidak diajak ke dokter samasekali oleh keluarganya. Akhirnya Ibu dan Bapak yang melarikannya ke UGD dan bahkan dia sempat koma. Sukur dia bisa sehat kembali. Tetapi ya akhirnya dia berhenti bekerja karena perlu waktu cukup lama untuk pemulihannya.
Hubungan kami dengan Mbok Pari sampai saat ini masih sangat baik. Dia masih sering main ke rumah, ngobrol dengan ibu, dan tetap menjadi sahabat keluarga kami.

  1. Mbok Wayan
Awalnya Mbok Wayan hanya bekerja sesekali menggantikan kalau Mbok Pari ijin kerja. Setelah Mbok Pari berhenti akhirnya Mbok Wayan bekerja full time di rumah. Kelebihan Mbok Wayan adalah kerjanya yang sangat cepat, telaten dan rapih!
Kalau Mbok Wayan menyapu di halaman misalnya, kemudian keesokan harinya dia ijin kerja, halaman tidak usah disapu lagi pasti masih tetap bersih. Begitupun dengan tugas lain seperti menyetrika. Setrikanya rapiiii jali sampai menata baju di lemari dengan klasifikasi yang ciamik. Mbok Wayan suka berdandan, jadinya cocok dengan ibu terutama urusan cat kuku (kutek). Kalau sudah Mbok Wayan yang kutek-in ibu pasti hasilnya rapiii… Saya juga pernah dikutek oleh Mbok Wayan dan memang cakep hasilnya.
Sayangnya Mbok Wayan punya suami yang (harus saya bilang) suka jahat. Sering Mbok Wayan datang sudah menangis, matanya bengkak atau punggungnya biru-biru karena KDRT. Ibu sering menasehati agar Mbok Wayan lapor atau kalau malas ribet tinggalkan saja suaminya, tetapi Mbok Wayan tidak mau. Alasannya kasihan anak, dan sebelum menikah dengan suami ini dia sudah janda 2x, jadi katanya malu kalau menjanda lagi. Apa yang akan dikatakan orang-orang.
Mungkin karena sering mendapat tekanan ini juga Mbok Wayan sering uring-uringan dan mudah sakit. Ini juga yang menjadi alasan akhirnya dia berhenti. Tetapi pada dasarnya dia adalah orang yang sangat ceria. Sampai sekarang kami masih sering ketemu Mbok Wayan. Diapun belakangan bilang ke Ibu kalau dia sangat menyesal berhenti bekerja di rumah.
  
  1. Mbok Tut
Nah, Mbok Tut ini adalah sahabatnya Mbok Pari. Tidak terlalu lama bekerja di rumah, mungkin sekitar 2 tahunan. Tetapi orangnya sangat baik. Rapi dan cekatan. Dia juga pintar urusan sembahyangan. Jadi kalau ada upacara apaun Mbok Tut yang akan menyiapkan untuk Ibu. Orangnya periang seperti Mbok Pari dan kualitas kerjanya cakep seperti Mbok Wayan. Jadi ibu memang suka dan sayang dengan Mbok Tut.
Hanya saja Mbok Tut saat itu terikat perjajian hutang dengan keluarga lain dimana syaratnya adalah Mbok Tut harus bekerja di keluarga itu. Keluarga itu sebenarnya adalah keluarga yang baik juga, hanya saja Mbok Tut tidak bisa bekerja di 2 tempat sekaligus sehingga akhirnya dia memilih untuk berhenti bekerja di rumah kami.
Seperti yang lain juga, sampai saat ini hubungan Ibu dengan Mbok Tut masih sangat baik. Ibu sering bertemu dia di acara-acara tetangga. Menurut ceritanya juga dia mengaku menyesal sekali berhenti bekerja di rumah karena Ibu sangat baik padanya.

  1. Supri
Supri adalah asisten Ibu sekarang. Sudah setahun lebih sekarang dia kerja di rumah. Dia juga mungkin yang paling steady diantara asisten yang lain. Supri memiliki suami yang sangat mendukung pekerjaannya, bahkan sesekali suaminya membantu saat Supri bekerja.
Yang sangat menarik, Supri adalah sahabat kecil saya. Kami bersahabat sangat dekat ketika kami masih SD sampai SMP. Supri sangat sering menginap di rumah. Bahkan beberapa kali dia ikut kalau kami pergi kemana-mana.
Mungkin karena alasan inilah ibu juga sudah sayang dengannya. Disamping pekerjaannya yang memang sangat rapi dan apik. Jadi skill-nya dia ini adalah kolaborasi skill semua asisten sebelumnya. Gimana ibu ga sayang sama dia.
Ibu mengajarkan supri banyak hal tentang menjalani kehidupan. Semenjak bekerja di rumah banyak yang lebih baik terjadi padanya. Dia sudah bisa cicil motor yang lebih baik, punya kulkas untuk menghemat (karena bisa menyimpan makanan lebih tahan lama dan lebih mudah kalau ada sisa makanan yang dijual di kantin bisa diberikan ke dia), bisa punya kasur baru, pakaian dan juga kondisi keuangan yang lebih baik.
Semoga Supri bisa betah bekerja di rumah dan menjadi asisten yang cocok buat Ibu.

Bagi kami, para asisten ini sudah semacam tante sendiri. Kedekatan kami masih terjalin hingga sekarang, bahkan saat mereka sudah tak lagi bekerja. Sebenarnya semua karena Ibu mengajarkan kami untuk melihat mereka sebagai keluarga. Ibupun memang tak pernah segan membantu mereka.

Tak hanya Ibu Bapak yang dekat dengan mereka, saya dan adik-adikpun sayang sekali pada mereka. Tak jarang kami yang merengek pada Ibu agar mereka diberi HP atau dikasi saja TV yang sudah tak kami pakai lagi. Mereka semua juga kenal dengan Dje, tak hanya kenal beberapa dari mereka sering menanyakan Dje (terutama kapan kami menikah! Hahahaha…)

Tak usahlah baju. Rice cooker, kasur, sofa, HP, perabotan dapur, sampai TV pun sering ibu berikan pada asisten-asistennya ini. Belum lagi kalau hari raya, sudah pasti kebaya, kamen (kain), buah-buahan dan THR pun pasti diberikan oleh Ibu.

Saya senang sekali memiliki mereka yang pernah menjadi bagian dari keluarga. Saya senang melihat perubahan yang jauh lebih baik dalam kehidupannya saat bekerja dengan keluarga kami. Mungkin kami tidak bisa banyak membantu, tetapi kami bisa menjadi teman, sahabat dan keluarga bagi mereka.

Terimakasih Mbok-Mbok ku… 

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates