Sunday, July 24, 2022

Beberapa hari lalu saya dengar di radio kalau generation Z tidak menggunakan google sebagai search engine mereka. Mengejutkan (tidak terlalu sebenarnya) mereka lebih memilih mencari informasi apapun lewat TikTok atau Instagram. Karena kepo, saya googling berita selengkapnya (yaps, I am obviously not gen Z). Ketemulah artikel ini: CNBC: Gen Z Prefers TikTok

Yang bilang juga bukan orang/lembaga abal-abal, tetapi salah satu SVP Google di acara Fortune Magazine. Ga kaleng-kaleng. Kata dia 40% Gen Z meninggalkan Google. Mereka lebih pilih TikTok dan Instagram untuk segala hal. Mulai dari cari apartment sampai cari celana dalem. Cari berita update artis terkenal sampai cari cerita-cerita nakal!

Perubahan ini pastinya membuat petingginya google ketar ketir dong. Selama 20 tahun terakhir, posisi Google mendominasi dunia seach engine. Bahkan tahun lalu, 2021, market share Google adalah antara 86% - 92% dari seluruh pengguna internet dunia. Statistiknya ada disini: Google Statistic & Facts

Beberapa brand training yang pernah saya ikuti selalu menggunakan Google sebagai contoh brand yang paling digdaya. Selain karena besar market share yang nyaris menyerupai monopoli, juga karena kesadaran manusia tentang mereka. Saya ingat sekali salah satu trainer bilang kalau sampai brand kamu dari "kata benda" berubah menjadi "kata kerja" baru dah boleh ngaku sakti. Dan Google mencapai kesaktian itu. Pasti sering bilang "Ntar aku googling dlu" atau "kalau belum ketemu, googling aja". Wajar kan kalau sekarang dia ketar-ketir dikalahkan platform joget-joget asal cina yang dibuat terkenal di Indonesia oleh Bowo Alpenliebe, yang konon katanya skrng malah di blokir sama TikTok (duh, ngelantur lagi dah si winda ini)

Tidak hanya gen Z, orang-orang tua juga kecanduan TikTok. Contoh nyata ya Ibu dan Bapak saya. Di usia pensiunnya, mereka "diasuh" sosial media. Tidak jarang kalau ngobrol mereka akan bilang "Menurut dokter anu di TikToknya" atau "Di TikTok katanya polisi diminta bikin tim khusus kak". Ibu beli produk dapur aneh-aneh ya dari TikTok shop juga. 

Dalam dunia karyawan swasta, kami masih rajin juga main Linkedin. Bahkan BG yang tidak main sosmed sama sekali lumayan aktif di Linkedin. Adik saya si Esa juga akan segera pindah kantor karena ditawarin orang lewat Linkedin. Pun saya sendiri, sering kali harus "window shopping" di Linkedin untuk mencari calon teman kerja yang cocok. Kalian juga ga sih?

Termasuk di bidang pekerjaan saya. Mbak-mbak admin ini harus bisa keep up dengan pesatnya perubahan yang disebabkan oleh sosial media terutama TikTok dan Instagram. Beberapa tahun belakangan ini saya "dipaksa" untuk sedikit paham dengan dunia per-konten-an. Tidak pernah sebelumnya kami harus merekrut Content Creator Executive, atau Digital Marketing Specialist. Kadang saya bingung juga, ini kriterianya apa sih sebenarnya. Harus punya banyak follower kah? Harus bisa ambil foto-foto estetik? Atau paham statistik? Kalau cari Teknisi AC, atau SPA Therapist masih lebih paham. 

Tapi pasarnya memang sudah berubah. Sama seperti Google yang pelan-pelan digeser oleh TikTok dan Instagram. Begitu juga urusan liburan. Sebelum pandemi kalau mau cari-cari hotel saya masih rajin cek komen dan rating hotelnya di TripAdvisor. Sekarang yang paling pertama dilihat adalah foto-fotonya di Instagram. Mau tanya apapun, malas tulis email ke reservasinya, mending langsung DM di IG. Lebih mudah, dan tidak usah formal-formal. Tidak hanya menginap di hotel. Nyaris segalanya! Cari info vaksin saja lebih baik cek langsung IG account puskesmasnya, lebih update!

Dunia memang berubah drastis. Segalanya mau yang instant. Ketika segala hal dapat dikemas dalam video singkat reels/tiktok dengan durasi 15 - 60 detik siapa yang peduli dengan membaca berlembar-lembar berita di koran pagi. Ketika intisari sebuah buku dapat dirangkum hanya dalam 30 detik video siapa yang mau repot-repot membaca buku management seperti jaman dulu. Dan ketika perjalanan hidup orang bisa dilihat dari foto-foto mereka di instagram, siapa yang mau susah payah membaca artikel atau blog.

Trus ngapain saya menulis blog? Hhmm, menarik. 2-3 tahun belakangan ini pembaca blog menurun super drastis! Nyaris 80%! Hahaha, saya tetap menulis biar otak tetap waras saja. Dan saya tahu persis para pembaca yang hanya tinggal segelintir itu adalah para Nerd kecintaan saya! Love you nerdies! 

Se-Nerd apapun kamu, rasanya susah untuk "melarikan diri" dari pesona Sosial Media. Mulai dari Facebook (nenek saya umur 75++ cukup aktif di FB), Twitter, Instagram, TikTok, sampai Linkedin. Entah menjadi pemeriah yang sering membuat post atau story, atau sekedar menjadi penonton, I believe you are part of this new era. So Apa Sosial Media Kecintaanmu?

Photo by Nathan Dumlao on Unsplash



A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates