Lembongan Trip: How to Get There and What to Do
Tak direncanakan sematang-matangnya, dan kami pun berangkat ke Lembongan. Saya pikir karena lokasinya yang sangat dekat dengan Sanur, pasti banyak teman-teman sudah pernah main ke Pulau ini. Tapi ternyata masih banyak juga yang bertanya berbagai hal tentang How to Organize Trip to Lembongan.
How to Get There
Cukup Mudah untuk ke Lembongan. Kita tinggal datang ke penyebrangan yang ada di Sanur. Penyebrangan yang di pantai Bali Beach itu lho… Nyebrangnya pakai fast boat, 20-30 menit sampai. Kemarin kami nyebrang pakai kapalnya Marlin tapi beli tiketnya di Semaya One. Jadi tike PP dengan fast boat adalah Rp. 200.000,- per orang. Saran saya, beli langsung di Kantor Marlin, siapa tau bisa lebih murah. Kelebihan lainnya dari Marlin adalah kapalnya yang masih baru dengan mesin-mesin yang nampak perkasa.
Pesan saya kalau naik fast boat adalah kondisi yang harus benar-benar prima. Kalau tidak takutnya malah mabuk. Apalagi kalau ombak sedang tinggi. Pilih tempat duduk di deretan belakang untuk mengurangi guncangan. Yang berbeda dari perjalanan dengan fast boat ini adalah sebelum naik ke kapal kita diwajibkan menyimpan alas kaki di sebuah box dengan semua penumpang lainnya. Nanti setelah berlabuh si box penuh sandal ini akan ditumpahkan di pasir dan silahkan ada mencari sandal atau sepatu anda. Tidak usah khawatir, tidak seperti sholat jumat di masjid yang sandal suka ilang atau tertukar. Insya allah sandal anda ketemu.
Where to Stay
Dengan persiapan minim, saya book penginapan H-1 sebelum berangkat. Berbekal dari browsing di situs pemesanan kamar online seadanya saya memutuskan untuk menginap di The Jingga Villa. Sebuah penginapan yang baru buka satu bulan, terletak di kawasan Pantai Rumput Laut. Untuk ke villa ini lebih baik cari penyebrangan menuju Mushroom Bay (cocok dengan rute Marlin).
Saya memesan The Jingga Villa lewat situs pemesanan kamar online, tetapi kalau mau contact langsung pemiliknya bisa menghubungi Pak Ketut Segara (Barack) di no. HP 081 916 626 336 atau 081 246 568 670.
Dari pelabuhan Mushroom Bay ke penginapan kurang lebih perlu 10 menit menggunakan motor (kalau jalan kaki ya entah berapa menit, saya belum coba). Sedikitpun saya tidak menyesal menginap di Jingga, malah saya harus bilang bahwa Jingga juga menjadi salah satu kontributor utama indahnya Liburan Lembongan saya. Alasannya:
- Harga per malam adalah Rp. 400.000,- nett. Sudah termasuk sarapan
- Pemiliknya adalah Keluarga Pak Ketut Barack (nama gaulnya) dan Bu Wayan yang super duper ramah dan helpful. Saat check in mereka dengan sabar menjelaskan jalan-jalan di Lembongan, aktivitas yang harus dilakukan sampai kisaran harga setiap aktivitas.
- Tempat tidurnya ukuran King ya.. sekali lagi KING! Bukan Queen, jadi rasa-rasanya buat tidur ber 4 juga masih muat. Di dalam kamar juga ada sofa panjang yang nyaman untuk tidur satu orang lagi. Jadi kalau anda tidak malu, itu kamar bisa diisi dengan 5 orang.
- Kamar mandinya dengan konsep open air, jadi kamar mandinya tidak beratap di bagian shower (tapi masih bertembok kok, tenang). Showernya ada air hangat. Keseluruhan konsep kamar mandinya ciamik (besok kalau ada rejeki saya mau bikin kamar mandi macam itu, rumahnya menyusul yang penting kamar mandi aja dulu)
- Sarapan yang disiapkan dengan konsep ala carte atau sesuai pesanan. Tetapi menunya sudah disiapkan. Anda bisa pilih American Breakfast, Continental Breakfast, atau Indonesian Breakfast (kalau mau pasti kenyang ya Indo breakfast saja sudah). Semuanya sudah dilengkapi dengan pilihan jus buah, teh atau kopi dan potongan buah.
- Yang paling amazing buat saya adalah untuk penginapan seharga 400 ribuan mereka melakukan turn dow service! Hari pertama, petang pulang jalan-jalan saya kaget begitu masuk kamar karena tempat tidur sudah rapi jali dengan selimut siap menyambut, tirai sudah tertutup dan barang-barang saya yang berantakan kesana kemari sudah rapi jali. Wow! Kamar harga sejuta aja kadang ga ada turn down service. Dan saya langsung jatuh cinta dengan The Jingga Villa.
- Pemiliknya adalah Keluarga Pak Ketut Barack (nama gaulnya) dan Bu Wayan yang super duper ramah dan helpful. Saat check in mereka dengan sabar menjelaskan jalan-jalan di Lembongan, aktivitas yang harus dilakukan sampai kisaran harga setiap aktivitas.
- Tempat tidurnya ukuran King ya.. sekali lagi KING! Bukan Queen, jadi rasa-rasanya buat tidur ber 4 juga masih muat. Di dalam kamar juga ada sofa panjang yang nyaman untuk tidur satu orang lagi. Jadi kalau anda tidak malu, itu kamar bisa diisi dengan 5 orang.
- Kamar mandinya dengan konsep open air, jadi kamar mandinya tidak beratap di bagian shower (tapi masih bertembok kok, tenang). Showernya ada air hangat. Keseluruhan konsep kamar mandinya ciamik (besok kalau ada rejeki saya mau bikin kamar mandi macam itu, rumahnya menyusul yang penting kamar mandi aja dulu)
- Sarapan yang disiapkan dengan konsep ala carte atau sesuai pesanan. Tetapi menunya sudah disiapkan. Anda bisa pilih American Breakfast, Continental Breakfast, atau Indonesian Breakfast (kalau mau pasti kenyang ya Indo breakfast saja sudah). Semuanya sudah dilengkapi dengan pilihan jus buah, teh atau kopi dan potongan buah.
- Yang paling amazing buat saya adalah untuk penginapan seharga 400 ribuan mereka melakukan turn dow service! Hari pertama, petang pulang jalan-jalan saya kaget begitu masuk kamar karena tempat tidur sudah rapi jali dengan selimut siap menyambut, tirai sudah tertutup dan barang-barang saya yang berantakan kesana kemari sudah rapi jali. Wow! Kamar harga sejuta aja kadang ga ada turn down service. Dan saya langsung jatuh cinta dengan The Jingga Villa.
How about the Transport
Seperti umumnya di Bali, di Lembongan tidak tersedia sarana transportasi umum. Tetapi tenang saja, banyak motor disewakan disini. Tidak usah cari jauh-jauh begitu anda tiba di pelabuhan, banyak motor yang langsung ditawarkan.
Rata-rata motornya matic dan yang menarik sebagian besar motor-motor ini tidak memiliki plat nomor. Alasannya sederhana, karena tidak ada polisi lalu lintas yang akan menilang anda. Hehehe… Helm juga sama, sangat terbatas, biasanya anda tidak dapat helm.
Harga sewa hariannya mulai dari 100-75 ribu. Dari pengalaman saya kemarin, untuk sewa selama 3 hari 2 malam, saya mendapatkan harga 150 ribu saja.
Lembongan adalah pulau yang tidak terlalu besar, kalau mau keliling pulau paling 45 menit selesai. Yang perlu diwaspadai pengendara motor adalah jalanan yang berlubang dan berdebu. Jadi sebenarnya disarankan kalau pakai masker.
Selain motor, ada juga modelan angkot dengan mobil bak terbuka. Beberapa kali saya lihat orang-orang naik angkot ini kemana-mana, hotel yang cukup besarpun menyediakan mobil model ini untuk shuttle mereka. Tapi sejujurnya saya tidak tahu bagaimana system pembayaran dan naik turun penumpangnya. Intinya kalau di lembongan selama anda bisa mengendarai sepeda motor pasti aman. Biapun belum punya SIM.
Where to Go
Kebahagian saya yang cinta pantai, Lembongan is all about sea, sun, sea and beach life! Rekomendasi saya:
1. Dream Beach
Sangat dekat dengan Jingga Villa dan Mushroom Bay, tinggal tanya pemilik penginapan pasti ketemu. Pantai ini berombak sangat kencang. Dikelilingi tebing dan karang yang curam. Oleh warga lokal sebenarnya tidak direkomendasi berenang di Pantai ini karena arusnya yang kencang. Garis pantainya cukup lebar, jadi enak untuk leyeh-leyeh memang.
2. Devil’s Tears
Entah kenapa dinamakan seperti itu, areanya tidak semengerikan yang di bawangkan. Tetapi deskripsi yang paling tepat untuk area ini adalah Ganas tapi Indah! Kawasan ini dipenuhi tebing dan karang tajam dan runcing yang setiap saat disapu ombak besar. Terletak bersebelahan dengan Dream Beach, area ini adalah area wajib untuk berfoto dan area yang cukup popular untuk pre-wedding. Saran saya, berhati-hatilah saat anda disini. Terutama saat keasikan ambil foto, takutnya anda tersapu ombak yang kadang bisa mencapai bibir karang. Beberapa kali area ini sudah menelan korban jiwa. Waspadalah! Waspadalah!
3. Blue Lagoon di Nusa Ceningan.
Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dihubungkan oleh sebuah jembatan gantung warna kuning yang hanya muat satu motor sekali jalan. Jadi biasanya kita akan bersiap di ujung jembatan dan kalau tidak ada motor dari arah berlawanan barulah kita lewat (meski ada beberapa pemberani yang nekat lewat dan bersisihan di tengah jembatan. Jembatan ini juga wahana Wajib untuk berfoto.
Nusa ceningan lebih kecil lagi daripada Lembongan. Pilihannya dari jembatan hanya belok kanan atau kiri. Kalau kanan berarti anda akan ke kawasan wisatanya. Kalau ke kiri berarti anda ke kawasan penduduk sekaligus budidaya rumput laut.
Kalau ingin ke Blue Lagoon ambil jalur kanan, ikuti jalan dan kalau bingung tinggal tanya-tanya karena kadang penunjuk jalannya terlalu tersembunyi.
Blue Lagoon adalah sebuah laguna kecil yang dikelilingi tebing tinggi dengan ombak besar menerpa setiap saat. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan disini kecuali berfoto. Pas untuk anda yang jiwa kenarsisannya tinggi. Tapi memang warna birunya itu lho! Biru!!
4. Mahana Cliff Jumping di Nusa Ceningan
Masih satu arah dengan Blue Lagoon, tinggal belok kanan sedikit maka anda sudah sampai di tempat ini. Mahana adalah sebuah café yang juga punya are cliff jumping. Nah café ini menghadap langsung ke pantai yang digunakan oleh para surfer berburu ombak. Jadi kalau kita di Mahana, kita akan berhadapan langsung dengan Pulau Lembongan. Café ini khas para surfer, sangat sederhana dan hanya menyajikan cemilan dan minuman ringan. Jangan terlalu berharap urusan makanan.
Tetapi waktu itu kami cukup lama nongkrong disana (dibanding orang-orang yang datang hanya ambil beberapa foto lalu pergi). Saya menghabiskan waktu me-nonton-i (bahasa apa ini?!?!) para surfer yang berburu ombak, sambil ngobrol dengan pemiliknya yang juga sangat ramah.
5. Mushroom Bay
Pelabuhan kedua di Lembongan ini memiliki pantai yang paling tenang kalau dibandingkan dengan pantai lain yang saya kunjungi. Pantai inilah yang direkomendasi oleh orang Lembongan kalau kita ingin berenang. Selain itu sempat saya lihat juga kalau di Mushroom bay ada kegiatan banana boat yang difasilitasi oleh salah satu resort yang ada disana.
Yang paling menarik dari Mushroom Bay adalah area inilah kita banyak berinteraksi dengan orang asli Lembongan. Entah mereka menyewakan motor, menyediakan jasa angkut, atau sekedar antar-jemput sanak famili yang barusan menyebrang.
6. Panorama Hill
Mungkin Panorama Hill adalah titik tertinggi di pulau ini (mungkin lho ya..) pasalnya dari area ini kita bisa menikmati pemandangan desa Jungut Batu, Pelabuhan, dan Pantai. Kalau cuaca cerah, kita bahkan bisa lihat gunung agung menjadi latar. Cocok untuk para photographer dengan kamera resolusi tinggi. Karena kalau kamera HP (apalagi HPnya sekelas HP saya), mesti yang kelihatan hanya warna biru.
Sebenarnya masih banyak hal lain yang bisa dilakukan selama di Lembongan. Ada hutan mangrove, Cave House, bisa snorkeling dan diving juga. Cuma berhubung saya kalau liburan tujuan utamanya memang leyeh-leyeh ya jadinya hanya tempat itu saja yang sempat kami kunjungi.
What to Eat
Mungkin saya termasuk golongan pemalas, selama 2 malam di lebongan saya hanya makan di 2 tempat saja. Tiga tempat kalau restoran terahir tempat kami nyemil dihitung juga.
1. Warung Bambu - Lembongan
Makan di Warung Bambu dua kali, keduanya untuk dinner. Keduanya sama sekali tidak mengecewakan. Bahkan dinner kedua jauh lebih enak daripada kali pertama. Warung ini ada di Desa Jungut Batu, jalan menuju ke hutan Mangrove. Harganya sangat bersahabat. Kisaran 40-70 ribu untuk menu utama. Dimana hampir semua menu utama sudah disajikan lengkap dengan nasi dan urab sayur, jadi sudah komplit.
Hari pertama kami memesan Sup Udang dan Grilled Jacket Fish (saya tidak tahu apa namanya jacket fish ini dalam bahasa Indonesia). Sedangkan hari kedua kami pesan sate udang dan pepes tuna. Pepes tuna-nya JUARA KELAS!!! Udangnya pun masih sangat segar. Manis dan gurih sekali.
Rata-rata kami habis 120 ribu untuk berdua.
Intinya kalau anda ke Lembongan anda harus makan di warung ini.
2. Sea Breezes – Nusa Ceningan
Kami makan siang di warung ini di hari kedua. Berlokasi di Nusa Ceningan, dari jembatan kuning belok kanan dia ada di kanan jalan. Warungnya di tepi pantai, punya cukup banyak tempat duduk. Yang unik dari warung ini adalah ada sebuah motor matic yang sepertinya sudah rusak menjadi dekorasinya.
Pilihan menunya sangat beragam, kami memesan nasi campur dan udang kari (saya pecinta udang). Kari udangnya enak!! Lengkap dengan sayuran, wuih super-super deh. Apalagi makan sambil melihat pantai. Nyantee dan tenang sekali tempatnya. Warung inipun direkomendasi oleh orang Lokal pemilik kafe yang banyak dikunjungi para surfer.
Di Lembongan sendiri cukup banyak restoran yang bisa dipilih terutama di Desa Jungut Batu. Disepanjang jalan banyak restoran yang cukup ramai tetapi banyak juga yang sepi pengunjung. Restoran yang paling ramai yang kami lihat adalah Lemon Grass, tetapi harganya lumayan mahal. Selain itu di Mushroom bay ada restoran yang ramai pengunjung yaitu Hai Bar & Grill. Kami sempat mapir disana sebentar sambil mengunggu boat balik ke Bali tapi hanya minum dan cemal-cemil.
Selama di Lembongan saya banyak bertemu teman-teman dari Bali yang berkunjung untuk 1 hari trip saja. Jadi mereka naik boat paling pagi (sekitar jam 9 atau 10) dan kembali ke Bali sore sekitar jam 3 atau 4 sore. Kalau anda tipe yang memang suka seharian menjelajah, trip ini cocok juga. Jadi di masing-masing objek hanya foto-foto dan lanjut ke objek berikutnya.
How Much It Cost
Biaya pasti sangat tergantung dengan jenis perjalanan dan fasilitas yang kita pilih, tapi untuk bayangan saja, ini adalah biaya yang kami keluarkan untuk 2 orang dengan lama perjalanan adalah 3 hari 2 malam
• Hotel : 800.000 (400.000 per malam)
• Speed boat PP : 400.000 (200.000 per orang)
• Sewa Motor : 150.000
• Makan : 500.000
• Total : 1.850.000
Intinya, jangan terlalu banyak dipikirkan ini itu kalau sedang liburan. Jalani dan banyak-banyaklah bertanya pada masyarakat lokal. Pesan saya, jangan jadikan hal-hal yang tidak sesuai rencana menjadi penghambat dan perusak mood, jadikan saja itu cerita lucu untuk anda.
Selamat Jalan-Jalan…