Monday, October 21, 2013

Kita semua berharap menjadi manusia dewasa. Tidak hanya sekedar pintar, mapan dan tua tapi juga dewasa. Sangat banyak kriteria dewasa yang ideal, tapi bagi saya menjadi dewasa cukup sederhana. Dewasa adalah saat saya mampu menentukan pilihan saya dan bertanggung jawab dengan semua resiko atas pilihan yang sudah saya putuskan.

Dari sinilah muncul pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa menjadi dewasa itu sulit. Kenapa sulit, ya karena proses pengambilan keputusan dalam memilih itu. Banyak orang takut memutuskan. Mulai dari hal kecil, mau makan malam dimana? Sampai hal besar, mau tetap pacaran lalu menikah atau putus?

Kalau dipikir kembali, jawabannya sangat sederhana. Logika dan hati kita sebenarnya sudah tau pilihan yang kita inginkan. Hanya saja banyak pertimbangan-pertimbangan “manusiawi” yang memperlambat proses pengambilan keputusannya.

Mengenai makan dimana misalnya, kita sudah tau bahwa sebenarnya kita sangat ingin makan suki, tapi kita berpikir sepertinya teman kita tidak suka. Sehingga muncul pernyataan “terserah kalian saja”. Hal yang paling sering terjadi semua orang dari kelompok itu mengatakan “terserah kalian” lha trus gimana? Kenapa tidak bilang saja “saya mau makan suki” kalaupun ternyata teman-teman tidak setuju ya sudah, kita sudah menyampaikan apa yang kita inginkan. Ingat, menjadi dewasa adalah keberanian mengambil keputusan sekaligus menanggung resiko atas keputusan yang diambil. Kalau ujung-ujungnya makan bakso, sekali lagi keputusan kita, mau ikut makan bakso dan bersama teman-teman atau makan suki tetapi sendiri. Sebenarnya logika dan hati kita sudah menyiapkan jawaban.

Sama saja dengan hal-hal yang lebih besar. Kita sudah tau keputusan apa yang akan kita ambil, tetapi sekali lagi kita takut untuk menanggung resikonya atau malah kita takut menjadi berbeda dengan orang-orang disekitar kita. Contoh mengenai keputusan melanjutkan pacaran kemudian menikah atau putus, sering terjadi kita memutuskan untuk melanjutkan hubungan bukan karena masih cinta dan sayang (udah jelas-jelas sering bertengkar sampai lempar-lemparan piring sama pacarnya) tapi karena: udah pacaran lama, keluarga sudah saling kenal, belum tentu dapat yang lebih baik, apa kata orang-orang nanti kalau putus. Nah, sekali lagi kalau memang sudah memutuskan lanjut dan menikah, ya jangan ngeluh kalau besok-besok suaminya tetap kasar, jangan ngeluh kalau istrinya tetap suka dugem. Pilihan sudah diambil, jalani dan tanggung resikonya.

Kenapa kesannya jadi kejam begitu? Sebenarnya tidak samaskali, secara logika dan hati kita sudah tau apa pilihan yang harus kita ambil, tetapi karena kedewasaan kita hanya pada batas pemahaman “membuat semua orang menjadi nyaman” kita lupa bahwa diri sendirilah yang seharusnya dibuat nyaman terlebih dahulu.

Kok kesannya egois? Hanya kesan bukan? Kenyataanya? Bukankah kalau kita mengambil keputusan yang salah dan kemudian tidak bertanggung jawab atas resikonya semakin banyak orang yang menderita? Memutuskan menikah hanya karena “sudah umur” dan ga enak sama tetangga padahal dalam hati masih ingin melajang karena banyak hal yang harus dibatasi saat menikah (maen game misalnya), lalu setelah menikah menelantarkan istri dan anak biar bisa maen game seharian. Hayo, sekarang mana yang egois?

Buat saya, hal yang tersulit menjadi dewasa adalah mengambil keputusan. Terutama mengambil keputusan tanpa mengkaji resiko-resikonya dan tanggung jawab yang akan muncul akan keputusan yang kita buat.

Sama seperti keputusan saat 7 tahun lalu saya menyatakan kalau saya mencintai Dje, kalau dulu saya terlalu bimbang karena “kodrat” wanita harusnya ditembak bukan menembak, mungkin saya tidak akan sebahagia ini sekarang. Saat itu saya sudah memikirkan resiko terburuk, dia tidak cinta saya, ya sudah cari yang lain. Daripada saya galau berkepanjangan – toh akhirnya kami 7 tahun bersama J

Keputusan untuk mencintai dia dan untuk selalu bersama adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Apapun nanti akhirnya, saya tetap tau ini keputusan terbaik. Karena saya sudah tau seperti apa nanti kami berakhir J
Selamat menjadi dewasa, selamat mengambil keputusan.



Sanur, 21/10/13
8.54pm

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates