Surprisingly Different Life: Hal-Hal yang Susah Dilakukan di Jabal Akhdar (Oman)
Ga berasa bentar lagi udah mau gajian lagi (halah..) maksudnya sedikit lagi sudah dua bulan saya merantau hingga ke negeri seberang ini.
Seperti yang saya cerita di tulisan sebelumnya (disini), saya bekerja di properti diatas gunung, literally out of nowhere. Sekeliling tempat kerja saya adalah gunung, tetangga saya adalah domba-domba, keledai dan rubah. Desa terdekat (dimana saya tinggal) jaraknya 30 menit dari tempat kerja. Desa lho ya, ga ada sejenis Indomaret-pun! Yang ada warung-warung kecil. Sukurnya warung ini jualan sembakonya kumplit. Mereka juga punya frozen food. Ikan, ayam, sayur, mayan lah...
Nama desanya Shabia, jarak dari desa ke kota terdekat (Nizwa) sekitar 1,5 jam naik mobil. Sayangnya disini tidak ada Grab, Uber, Gojek, maupun public transport lain. Pilihan buat saya satu-satunya adalah menunggu transport yang disediakan tempat kerja atau nebeng kalau ada teman Oman yang punya mobil dan pergi ke kota. Agun beneran deh disini
Meski begitu, desanya lumayan lengkap. Ada 1 pompa bensin (meski kadang kehabisan stok), 1 ATM (persis di sebelah pompa bensin), 1 toko roti (persis di sebelah ATM), yah kehidupan disini berpusat disekitaran pompa bensin.
Sudah mulai terbayang kan saya tinggal di tempat seperti apa. Nah di tulisan ini saya mau curhat, hal-hal yang menjadi kegiatan favorit saya sewaktu di Bali yang agak susah untuk saya lakukan disini.
1. Makan Babi Guling
Surprisingly, saya lebih kangen Babi Guling Dobiel daripada kangen Bang Dje. Beneran deh! Apa mungkin krn saya sudah terbiasa LDR dengan Bang Dje tapi belum pernah LDR dengan Dobiel selama 12 tahun terakhir kali ya.
Sudah begitu, kalau sama Bang Dje kan bisa sering-sering chatting dan ngobrol di video call. Lha kalau sama Dobiel mana sanggup ilang kangen cuman dengan video call? Yang ada malah tambah ngiler toh!
Eh, ini malah bahas kangen Dobiel. Intinya, disini tidak ada dagang babi guling (ya kecuali di bali dimana-mana juga susah kali sis!). Bukan berarti disini tidak ada dagang daging babi. Meski Oman negara muslim, tapi di Muscat ada yang jual daging babi. Masalahnya ya di saya toh, saya ga bisa masak. Jadi meskipun di depan rumah ada jualan daging babi ya sama ae.
Sukurnya, Tuhan maha baik! Disini saya diadopsi oleh kawan-kawan dari Philipines. Jadi, teman-teman ini hobinya masak (sudah tau belum kalau orang Philipines makan 5x sehari instead of 3x sehari senormalnya kita) daann sangat sering mereka masak daging babi.
Jadi meskipun saya tidak makan babi guling setidaknya saya seminggu sekali makan daging babi! Pesan moral dari kisah ini adalah: banyak-banyaklah berkawan!
2. Nonton Bioskop
Tidak seperti Bang Dje yang movie junkies sih (sukurnya) tapi saya lumayan suka menonton di layar yang lebar dan besar dengan sound yang menggelegar. Utamanya film-film yang sedang hitz, film adaptasi dari novel or just as simple as film yang dibintangi aktor-aktor kesayangan yang membuat hati klepek-klepek.
Masalahnya, seringnya kalau filmnya bagus biasanya saya nontonnya lebih dari sekali. Bahkan waktu Doctor Strange kemarin saya nonton sampai 3x, Hunger Games, Harry Potter (apalagi) nontonnya berkali-kali (biasanya setelah itu atasan saya di Bali dulu sampai geleng-geleng kepala tau kebiasaan aneh saya)
Disiniiiii, tidak ada bioskop kengkawan. Bukan ga ada di seluruh bagian Oman sih.. maksudnya bioskop terdekat adanya di ibukota. Di Muscat, 2,5 jam naik mobil dari Shabia. Semacam waktu jaman SMA lah, tinggalnya di Singaraja, bioskopnya di Denpasar. Kan malas amat ya..
Ada beberapa film yang tidak akan bisa saya tontong di bioskop tahun ini dan akan membuat saya sedikit sedih: Segala rupa Marvel (Invinity War, Ant Man, Dead Pool, etc), Jurassic World, Pacific Rim, Ralph Breaks the Internet, dst. dsb.
Cara mengatasinya, kumpulin judul-judul filem kesukaan. Kirim ke Bali, minta di download-in (uuppsss!!)
3. Karaoke
Di Bali saya dan teman kantor punya group whatsapp nama groupnya "Secerah Hatiku", urusannya ya bersenang-senang. Makan malam sepulang kerja, nonton bioskop, dan yang paling utama adalah Karaoke bersama! Ha!
Entahlah, sebulan tanpa karaoke rasanya macam bisul yang ga meletus-meletus! Jadi mesti di-jeder-in biar ga jadi radang. Nah itulah alasan klub Secerah Hatiku ini terbentuk. Kami biasanya sengaja mencari-cari alasan biar bisa karaoke. Semacam merayakan hari Rabu (entah karena alasan apa) dengan karaoke.
Salah dua lagu wajib kami adalah: Bohemian Rhapsody (Queen) dan Sayang (Via Vallen). Dua jam karaoke dan lalu kamipun bahagia luar biasa!
Disini, yah sayangnya karaoke mungkin hanya budaya kita orang-orang di Asia Tenggara dan sekitarnya. Jadi tempat yang memungkinkan karaoke adalah di restoran Philipines (suara orang Philipines rerata bagus! Karena sering nyanyi di Gereja sepertinya).
Sukurnya sekarang sudah ada spotify, jadi yang saya lakukan tinggal membuat play list lagu karaoke kesukaan saya, sampai di apartment di putar sambil nyanyi-nyanyi sendiri. Yah meski tidak seafdol karaoke tapi lumayan lah.
4. Piknik di Pantai
Dari rumah saya di Taman Giri. Ke pantai itu semudah sisiran! 10 menit dah sampai di pantai Pandawa atau pantai Nusa Dua, tambah 5 menit sudah nongkrong di Pantai Jimbaran. Tambah 15 menit dah sampai di Seminyak. Tembah 20 menit lagi dah sampai Sanur. Cincai lah urusan ke pantai ini.
Biasanya dulu saya sukanya piknik. Sendiri ataupun sama bang Dje. Pernah sekali sama anak-anak di kantor. Cukup bawa kain pantai, novel, air minum dan bantal. Alamak.. saya bisa sekalian tidur siang dah.
Disini, lagi-lagi pantai adanya di Muscat. Itupun saya belum pernah main ke pantai juga. Kangen sih birunya pantai, guling-guling di pasir dan tiduran di bawah pohon sambil sesekali basahin kaki di pantai (aneh memang, tapi saya ogah mandi di pantai, malas lengket).
Sabar lah, sebentar lagi ketemu pantai kok.
Maunya bikin 5 hal, tapi belum kepikiran apa. Soalnya saya bukan orang yang super aktif kesana kemari atau anak gaul yang suka main disitu disini, jadi pada dasarnya saya bahagia tinggal di desa kecil Shabia, dan ke kota sebulan sekali sudah menyenangkan untuk saya. Sudah kadung bahagia jadi anak desa sih!
Happy Weekend Everyone!!
Selamat berbahagia dengan yang tercinta
Seperti yang saya cerita di tulisan sebelumnya (disini), saya bekerja di properti diatas gunung, literally out of nowhere. Sekeliling tempat kerja saya adalah gunung, tetangga saya adalah domba-domba, keledai dan rubah. Desa terdekat (dimana saya tinggal) jaraknya 30 menit dari tempat kerja. Desa lho ya, ga ada sejenis Indomaret-pun! Yang ada warung-warung kecil. Sukurnya warung ini jualan sembakonya kumplit. Mereka juga punya frozen food. Ikan, ayam, sayur, mayan lah...
![]() |
My neighborhood |
Nama desanya Shabia, jarak dari desa ke kota terdekat (Nizwa) sekitar 1,5 jam naik mobil. Sayangnya disini tidak ada Grab, Uber, Gojek, maupun public transport lain. Pilihan buat saya satu-satunya adalah menunggu transport yang disediakan tempat kerja atau nebeng kalau ada teman Oman yang punya mobil dan pergi ke kota. Agun beneran deh disini
![]() |
Itu keliatan ga Keledainya? Berangkat kerja papasannya sama Keledai |
Meski begitu, desanya lumayan lengkap. Ada 1 pompa bensin (meski kadang kehabisan stok), 1 ATM (persis di sebelah pompa bensin), 1 toko roti (persis di sebelah ATM), yah kehidupan disini berpusat disekitaran pompa bensin.
Sudah mulai terbayang kan saya tinggal di tempat seperti apa. Nah di tulisan ini saya mau curhat, hal-hal yang menjadi kegiatan favorit saya sewaktu di Bali yang agak susah untuk saya lakukan disini.
![]() |
Supermarket terkenal dan terdekat di Nizwa. Namanya Lulu |
1. Makan Babi Guling
Surprisingly, saya lebih kangen Babi Guling Dobiel daripada kangen Bang Dje. Beneran deh! Apa mungkin krn saya sudah terbiasa LDR dengan Bang Dje tapi belum pernah LDR dengan Dobiel selama 12 tahun terakhir kali ya.
Sudah begitu, kalau sama Bang Dje kan bisa sering-sering chatting dan ngobrol di video call. Lha kalau sama Dobiel mana sanggup ilang kangen cuman dengan video call? Yang ada malah tambah ngiler toh!
Eh, ini malah bahas kangen Dobiel. Intinya, disini tidak ada dagang babi guling (ya kecuali di bali dimana-mana juga susah kali sis!). Bukan berarti disini tidak ada dagang daging babi. Meski Oman negara muslim, tapi di Muscat ada yang jual daging babi. Masalahnya ya di saya toh, saya ga bisa masak. Jadi meskipun di depan rumah ada jualan daging babi ya sama ae.
Sukurnya, Tuhan maha baik! Disini saya diadopsi oleh kawan-kawan dari Philipines. Jadi, teman-teman ini hobinya masak (sudah tau belum kalau orang Philipines makan 5x sehari instead of 3x sehari senormalnya kita) daann sangat sering mereka masak daging babi.
Jadi meskipun saya tidak makan babi guling setidaknya saya seminggu sekali makan daging babi! Pesan moral dari kisah ini adalah: banyak-banyaklah berkawan!
2. Nonton Bioskop
Tidak seperti Bang Dje yang movie junkies sih (sukurnya) tapi saya lumayan suka menonton di layar yang lebar dan besar dengan sound yang menggelegar. Utamanya film-film yang sedang hitz, film adaptasi dari novel or just as simple as film yang dibintangi aktor-aktor kesayangan yang membuat hati klepek-klepek.
Masalahnya, seringnya kalau filmnya bagus biasanya saya nontonnya lebih dari sekali. Bahkan waktu Doctor Strange kemarin saya nonton sampai 3x, Hunger Games, Harry Potter (apalagi) nontonnya berkali-kali (biasanya setelah itu atasan saya di Bali dulu sampai geleng-geleng kepala tau kebiasaan aneh saya)
Disiniiiii, tidak ada bioskop kengkawan. Bukan ga ada di seluruh bagian Oman sih.. maksudnya bioskop terdekat adanya di ibukota. Di Muscat, 2,5 jam naik mobil dari Shabia. Semacam waktu jaman SMA lah, tinggalnya di Singaraja, bioskopnya di Denpasar. Kan malas amat ya..
Ada beberapa film yang tidak akan bisa saya tontong di bioskop tahun ini dan akan membuat saya sedikit sedih: Segala rupa Marvel (Invinity War, Ant Man, Dead Pool, etc), Jurassic World, Pacific Rim, Ralph Breaks the Internet, dst. dsb.
Cara mengatasinya, kumpulin judul-judul filem kesukaan. Kirim ke Bali, minta di download-in (uuppsss!!)
3. Karaoke
Di Bali saya dan teman kantor punya group whatsapp nama groupnya "Secerah Hatiku", urusannya ya bersenang-senang. Makan malam sepulang kerja, nonton bioskop, dan yang paling utama adalah Karaoke bersama! Ha!
Entahlah, sebulan tanpa karaoke rasanya macam bisul yang ga meletus-meletus! Jadi mesti di-jeder-in biar ga jadi radang. Nah itulah alasan klub Secerah Hatiku ini terbentuk. Kami biasanya sengaja mencari-cari alasan biar bisa karaoke. Semacam merayakan hari Rabu (entah karena alasan apa) dengan karaoke.
Salah dua lagu wajib kami adalah: Bohemian Rhapsody (Queen) dan Sayang (Via Vallen). Dua jam karaoke dan lalu kamipun bahagia luar biasa!
![]() |
Anggota tetap secerah hatiku |
Disini, yah sayangnya karaoke mungkin hanya budaya kita orang-orang di Asia Tenggara dan sekitarnya. Jadi tempat yang memungkinkan karaoke adalah di restoran Philipines (suara orang Philipines rerata bagus! Karena sering nyanyi di Gereja sepertinya).
Sukurnya sekarang sudah ada spotify, jadi yang saya lakukan tinggal membuat play list lagu karaoke kesukaan saya, sampai di apartment di putar sambil nyanyi-nyanyi sendiri. Yah meski tidak seafdol karaoke tapi lumayan lah.
Life Savior - Spotify! |
4. Piknik di Pantai
Dari rumah saya di Taman Giri. Ke pantai itu semudah sisiran! 10 menit dah sampai di pantai Pandawa atau pantai Nusa Dua, tambah 5 menit sudah nongkrong di Pantai Jimbaran. Tambah 15 menit dah sampai di Seminyak. Tembah 20 menit lagi dah sampai Sanur. Cincai lah urusan ke pantai ini.
Biasanya dulu saya sukanya piknik. Sendiri ataupun sama bang Dje. Pernah sekali sama anak-anak di kantor. Cukup bawa kain pantai, novel, air minum dan bantal. Alamak.. saya bisa sekalian tidur siang dah.
Ya kangen panta, ya kangen Bang Dje juga.. |
Disini, lagi-lagi pantai adanya di Muscat. Itupun saya belum pernah main ke pantai juga. Kangen sih birunya pantai, guling-guling di pasir dan tiduran di bawah pohon sambil sesekali basahin kaki di pantai (aneh memang, tapi saya ogah mandi di pantai, malas lengket).
Sabar lah, sebentar lagi ketemu pantai kok.
Maunya bikin 5 hal, tapi belum kepikiran apa. Soalnya saya bukan orang yang super aktif kesana kemari atau anak gaul yang suka main disitu disini, jadi pada dasarnya saya bahagia tinggal di desa kecil Shabia, dan ke kota sebulan sekali sudah menyenangkan untuk saya. Sudah kadung bahagia jadi anak desa sih!
Happy Weekend Everyone!!
Selamat berbahagia dengan yang tercinta