Wednesday, March 4, 2015

Di suatu sore yang bergerimis, di sebuah perumahan kawasan Dua terjadilah percakapan ini:

Anak (dengan tampang memelas) Buu, dingin-dingin gini jadi pengen yang anget deh. Masakin sop buntut dong bu…   

Ibu : Ngaco kamu! Kamu pikir bikin sop buntut gampang apa?! Masaknya lama, mahal pula! Udah makan mi instan saja, ada tuh rasa sop buntut. Murah, gampang.

Anak(Mulai Galau) Yaahh, pengen daging Bu. Kan aku masa pertumbuhan jadi perlu banyak asupan protein dari daging.

Ibu: Aduh nak, kamu ini ada-ada saja. Hujan lho di luar. Kalau kamu beli sate di depan, bisa-bisa kamu kesambar petir. Sudah ibu bikinkan mi instan. Ada kok rasa sate!

Anak: (Panik) Yaahh, ga mau Bu… kan kata orang-orang mi instan itu ga sehat. Atau gini aja, aku nungguin abang bakso yang suka lewat depan rumah aja ya Bu… Kan samasekali ga repot. Murah juga kok.

Ibu: Jangan nak, bakso lebih ga sehat lagi! Ada boraksnya. Belum lagi terlalu banyak MSG yang dipakai sama dagangnya. Sudah-sudah, ibu buatkan kamu mi instan, sekarang sudah ada yang rasa bakso!

Anak: (Mulai Frustasi) aduuhh Ibu gimana sih, semua-mua gantinya mi instan. Bisa-bisa aku sembelit. Susah BAB. Udah ah aku mau beli pecel aja di warung sebelah!

Ibu: eits, kenapa mesti repot sih! Ibu punya nih stok mi instan rasa pecel! Ibu kasi telor deh biar lebih enak!! Mau yaaa….

Anak: (Jerit-Jerit lari di gang sambil ujan-ujanan sambil makan mi instan rasa kecebong bakar)

 

P.Sterinspirasi oleh percakapan bodoh saya dengan Dje dimana kebiasaan kami adalah membangun skenario untuk berbagai hal nyleneh.

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates