Balada Mi Instan Segala Rasa
Di suatu sore yang bergerimis, di sebuah perumahan kawasan Dua terjadilah percakapan ini:
Anak : (dengan tampang memelas) Buu, dingin-dingin gini jadi pengen yang anget deh. Masakin sop buntut dong bu…
Ibu : Ngaco kamu! Kamu pikir bikin sop buntut gampang apa?! Masaknya lama, mahal pula! Udah makan mi instan saja, ada tuh rasa sop buntut. Murah, gampang.
Anak: (Mulai Galau) Yaahh, pengen daging Bu. Kan aku masa pertumbuhan jadi perlu banyak asupan protein dari daging.
Ibu: Aduh nak, kamu ini ada-ada saja. Hujan lho di luar. Kalau kamu beli sate di depan, bisa-bisa kamu kesambar petir. Sudah ibu bikinkan mi instan. Ada kok rasa sate!
Anak: (Panik) Yaahh, ga mau Bu… kan kata orang-orang mi instan itu ga sehat. Atau gini aja, aku nungguin abang bakso yang suka lewat depan rumah aja ya Bu… Kan samasekali ga repot. Murah juga kok.
Ibu: Jangan nak, bakso lebih ga sehat lagi! Ada boraksnya. Belum lagi terlalu banyak MSG yang dipakai sama dagangnya. Sudah-sudah, ibu buatkan kamu mi instan, sekarang sudah ada yang rasa bakso!
Anak: (Mulai Frustasi) aduuhh Ibu gimana sih, semua-mua gantinya mi instan. Bisa-bisa aku sembelit. Susah BAB. Udah ah aku mau beli pecel aja di warung sebelah!
Ibu: eits, kenapa mesti repot sih! Ibu punya nih stok mi instan rasa pecel! Ibu kasi telor deh biar lebih enak!! Mau yaaa….
Anak: (Jerit-Jerit lari di gang sambil ujan-ujanan sambil makan mi instan rasa kecebong bakar)
P.Sterinspirasi oleh percakapan bodoh saya dengan Dje dimana kebiasaan kami adalah membangun skenario untuk berbagai hal nyleneh.