Tuesday, May 31, 2022

Rekomendasi Novel dari Penulis Perempuan Indonesia

Kemarin saya nonton film di netflix judulnya Gangubai Kathiawadi. Bagus banget! Acting semua aktornya mantap poll. Saya menangis sesenggukan. Apalagi setelah menyadari kalau ceritanya diangkat dari kisah nyata. Seorang pelacur, germo, dan sekaligus aktivis di India, seorang perempuan yang tadinya adalah korban, lalu menjadi advokat untuk sesamanya. Memperjuangkan hak-hak pelacur bahkan sampai berhasil bertemu dan mendapatkan dukungan dari Jawaharlal Nerhu!

Film ini membuat saya terpikirkan beberapa perempuan hebat Indonesia. Khususnya penulis novel perempuan. Sudah tau kan kalau perempuan Indonesia itu hebat-hebat? Meskipun dalam banyak hal masih selalu menjadi "kasta nomor 2" dibandingkan laki-laki (urusan hak terutama), tetapi tidak menghentikan para perempuan hebat ini untuk terus berkarya.

Buktinya novel-novel yang favorit saya ini. Novel terbaik yang menjadi favorit saya sepanjang masa. Urutannya ini bukan based on paling suka ya. Hanya random saja. Karena kalau disuruh merangking paling suka yang mana saya belum sanggup.

Kalau mau buku-buku lain, cek ke IG buku saya Windabookshelf atau ke goodreads account saya yang catetan buku-bukunya lebih banyak.

Ini dia daftarnya

Entrok - Okky Madasari
Goodreads rating: 4,06 / 5

Susah sekali menentukan novel favorit diantara semua novel yang ditulis Okky Madasari. Rata-rata novelnya bercerita tentang perempuan atau keperempuanan dan problematikanya. Sudut pandangnya dari sisi sosial, budaya, bahkan sering kali politis.

Saya memutuskan Entrok adalah novel tebaik Okky Madasari versi saya. Ceritanya lintas generasi. Marni seorang perempuan buta huruf yang masih memuja leluhur dan meminta restu para dewa untuk setiap hal yang dilakukannya. Dari keinginan sederhana untuk membeli bra (entrok), Marni tanpa pernah paham tentang kesetaraan gender dan tetek bengeknya dengan berani mendobrak norma dan dogma. Mulai dari menjadi kuli angkut, yang saat itu hanya dilakukan pria. Sampai jualan sayur keliling dan akhirnya berhasil menjadi juragan kaya raya.

Lalu dari pernikahan dengan suaminya yang lebih sebagai karena kepatutan dan kewajiban, Marni punya anak perempuan bernama Rahayu. Tentu saja Marni tak mau hidup Rahayu semenderita dia dulu. Semua ibu pasti begitu. Segalanya diberikan untuk Rahayu. Termasuk pendidikan tinggi. Tapi bukannya membawa ketenangan, Rahayu menjungkir balikkan hidup mereka.

Pejuangan dua perempuan ini ditengah dunia yang sangat maskulin, berusaha sekuat gunung. Kisah tentang kasih sayang seorang ibu yang tak akan pernah pudar untuk anaknya.

Tidak sedikitpun saya merasakan melow galau dari sisi Marni. Okky menggambarkan Marni selayaknya perempuan Indonesia yang kuat. Saya seperti melihat nenek di sosok Marni. Para perempuan di jaman itu yang sekolah SD saja tidak lulus, tapi berhasil membawa keluarganya menjadi jauh lebih makmur dan sejahtera. Para perempuan yang dengan dengan segala keterbatasannya tetap bekerja dan berjuang tanpa pernah berhenti. 

Novel lainnya dari Okky Madasari yang wajib baca: Maryam dan Pasung Jiwa

Laut Bercerita - Leila S. Chudori
Goodreads rating: 4,63 / 5

Sempat bingung apakah saya harus memasukkan Laut Bercerita atau Pulang. Keduanya sarat emosi. Tentang carut marut dan kusutnya perjalanan politik Indonesia. Akhirnya saya memilih Laut Bercerita karena mengingat lagi apa yang saya rasakan saat membaca keduanya. Laut Bercerita tak hanya membuat saya sesak, tapi bahkan membuat saya menangis tergugu.

Bercerita tentang Biru Laut, seorang mahasiswa yang juga aktivis politik. Berlatar kerusuhan besar 1998. Beberapa tahun sebelumnya Laut sudah menjadi aktivis. Lalu masa sesudahnya ketika Laut "hilang" dan keluarganya berusaha mencari tahu apa yang terjadi.

Nampak jelas bahwa novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Terutama kisah hilangnya banyak aktivis mahasiswa dalam kerusuhan 1998 yang bahkan kasusnya masih terhutang sampai sekarang. Dalam proses risetnya Leila mewawancarai banyak aktivis '98 tentang apa yang terjadi pada mereka saat itu. Konon bahkan sang penyair dalam novel terinspirasi dari sosok Wiji Thukul.

Membaca Laut Bercerita seperti menyelami sejarah Indonesia dengan media yang sangat menggugah. Terutama bagi pembaca yang lahir setelah tahun 90an, yang masih asing dengan peristiwa 1998. Tentang ritual Kamisan yang masih berjalan sampai sekarang. Tentang keluarga korban yang tetap berusaha mengetahui kebenaran dari hilangnya putra-putri mereka.

Kalau sudah membaca Laut Bercerita, pasti tak ingin melewatkan membaca Pulang.

Damar Kambang - Masyari Muna
Goodreads rating: 3,82 / 5

Novel ini bercerita tentang perempuan yang tidak diperlakukan sebagai manusia dengan hak untuk menentukan nasibnya tetapi sebagai milik dan property keluarga, orang tua dan suaminya.

Berkisah tentang Cebhing seorang gadis usia 14 tahun yang dipaksa menikah demi kehormatan keluarga. Ada juga Marinten yang digiring begitu saja kelaur rumahnya oleh lawan judi karapan sapi karena suaminya kalah. Ya, nasib para perempuan ini tak lebih baik daripada nasib sapi-sapi yang akan disembelih menjadi sate madura itu.

Ketika tak ada yang bisa dimintai pertolonngan, para wanita ini mengira bahwa orang yang dianggap paham agama akan bisa menjadi harapan terakhir mereka. Kenyataanya? Lagi-lagi mereka hanya dianggap seonggok daging. Pemuka Agama yang seharusnya bisa menjadi pelindung, tak lebih daripada bromo corah pemerkosa, menikahi gadis dibawah umur dengan dalih agar Cebhing terlindung dari godaan ilmu gaib!!!

Membaca novel ini harus banyak-banyak tarik napas dalam dan mengurut dada. Membaca ketidakberdayaan begitu banyak wanita di Indonesia. Disaat bersamaan mensyukuri semua kemudahan yang saya miliki sebagai perempuan.

Tak hanya tentang kawin paksa. Masyari juga menambahkan banyak budaya Madura lainnya seperti karapan sapi, carok (pembunuhan dalam tradisi madura untuk mempertahankan harga diri), dan praktek ilmu mistis yang banyak dipercaya tak hanya di Madura, tetapi banyak daerah lainnya.

Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam - Dian Purnomo
Goodreads rating: 4.66 / 5

Awalnya saya berpikir bahwa ceritanya hanya fiksi belaka. Tetapi memang niatan mengunjungi Sumba berawal dari membaca novel karya Dian Purnomo ini. Setelah pulang dari Sumba, saya baca ulang novelnya. Astaga!!! Nyata! Senyata indahnya pantai-pantai di Sumba, sebegitu juga praktik kawin tangkap disana.

Lagi-lagi perempuan yang menjadi komoditas. Yang dianggap sebagai benda tak bernyawa harta keluarga dan suaminya. Bahwa jika mendapatkan suami, sekasar dan seburuk apapun suamimu tetap kamu harus bersyukur karena kamu sudah menyelamatkan kehormatan keluarga, meski harus meregang nyawa.

Itu yang terjadi pada Magi Diela. Diculik dan dipaksa menikah atas nama adat. Berusaha sekuat tenaga melawan norma sosial yang konon katanya membuatnya tidak akan pernah laku lagi sebagai perempuan dan bahkan ketika dia ingin membebaskan diri dari kawin paksa itu Magi Diela dianggap sebagai pembawa musibah dan aib bagi keluarga.

Yang Magi Diela lakukan memang gila, dia berusaha mengakhiri nyawanya ketika menjadi "tawanan"setelah di culik dengan cara menggigiti pergelangan tangannya hingga urat nadinya nyaris putus. Ya, dia memilih mati daripada harus menjadi istri Leba Ali jahanam. Membacanya membuat ngilu.

Ketika di Sumba, saya tanyakan fenomena kawin tangkap ini. Sayangnya, masih terjadi, meski tak sering, tetapi ada. Pun ketika saya coba cari-cari beritanya di internet, yang terdokumentasi media yang berhasil saya temukan terakhir terjadi tahun 2021. Baru saja. Beritanya ada disini: Kawin Tangkap. Sayangnya praktik biadab ini seolah "dilindungi" dibalik selimut tradisi. Tanya saja orang-orang Sumba sana, ya pemerintah mulai ikut intervensi, NGO perlindungan perempuan mulai bergerilya, tapi ketika korban dan keluarganya tidak menyadari dan tidak mau mengakui diri sebagai korban, kacau!

Saya beruntung sempat ikut sesi bedah novelnya langsung dengan penulisnya, mbak Dian Purnomo. Dia mengakui banyak orang tidak percaya bahwa kisah Magi Diela terinspirasi dari cerita sebenarnya. Coba kalau nanti main ke Sumba jangan hanya fokus pada keindahan alamnya saja, coba sesekali ngobrol dengan masyarakat disana dan dengarkan cerita mereka.

Semoga kita para perempuan diberi sedikit saja keberanian dan kekuatan Magi Diela.

Goodreads rating: 4,11 / 5
Oke, sebelum membahas novelnya, nama penulisnya memang asli begitu. Dia confirm sendiri kok, saya ga sanggup nulisnya, itu copy paste dari account goodreads biar ga salah.

Saya membaca novel ini sudah lama, tahun 2017. Bercerita tentang gadis kecil bernama Salva. Dia dipanggil Ava. Kedua orang tua Ava tidak berguna. Papanya suka marah dan kejam. Ibunya penakut dan suka lupa pada Ava. Hanya Kakek Kia yang sayang Ava. Sayangnya Kakek Kia Meninggal. Ava punya sebuah kamus bahasa Indonesia dari Kakek Kia. Karena kamus ini, sehari-hari Ava selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bukannya mendapat pujian, orang dewasa malah mengejeknya. Mereka lebih memuja anak-anak yang pintar berbahasa Inggris. 

Sampai akhirnya Ava berkenalan dengan anak laki-laki tetangganya bernama P. Mereka berdua selalu saling menghibur dan menguatkan.

Ya, rasa-rasanya ini novel Indonesia pertama yang membuat saya menangis mengharu biru. Karena keluguan dan kemirisan nasib Ava dan P.

Banyak orang bilang, kisah di buku ini terlalu dilebih-lebihkan. Saya tidak menyalahkan mereka, mungkin dunia mereka indah sekali, mungkin mereka punya Papa yang baik, mungkin mereka punya Mama yang tak pernah melupakan mereka. Mungkin mereka tidak pernah bertemu dengan Papa seperti Papa Ava dan Mama Ava, atau papa P.

Padahal, kalau mereka membuka diri sedikit saja, banyak sekali Papa yang jahat, bahkan Mama yang jahat juga banyak. Padahal kalau mereka mau melihat sebentar saja, bahwa banyak anak usia 6 tahun yang dipaksa dewasa sebelum waktunya karena harus menjaga dirinya sendiri.

Saya berterimakasih pada Ava, karena mau berbagi kisahnya, mengingatkan bahwa saya harus lebih sering bersyukur karena punya Papa dan Mama yang baik. Yang tidak pernah menyuruh tidur di kamar mandi, tidak pernah menjepit dengan koper, tidak pernah melupakan kalau aku belum makan dan tidur di kamar mandi. Bahwa masih banyak anak-anak lain yang perlu disayang dan dilindungi oleh kita semua.

Terimakasih Kak Ziggy sudah berbagi kisah indah ini.

Gadis Kretek - Ratih Kumala
Goodreads rating: 4.04 / 5

Anda ngeses kretek? Harus baca novel ini.
Bukan kretek tapi anda merokok? Harus baca novel ini.
Tidak merokok tapi punya kenalan yang merokok? Harus baca novel ini.

Tidak seperti novel-novel sebelumnya yang membuat ngilu dengan alur cerita yang berat, Gadis Kretek ini ringan saja ceritanya. 

Ringan tapi pesan-pesan yang tidak ringan sangat sampai buat saya. 
Tentang kesetaraan gender yang di dobrak dengan cara-cara yang subtle. 
Tentang carut marut politik Indonesia yang melahirkan kesalahpahaman yang bahkan masih terjadi hingga hari ini. 
Tentang kerja keras dan dedikasi.
Semuanya bisa dituturkan dalam bahasa membumi dan mudah dipahami saya yang bebal ini.

Tanpa terlalu mendramatisir, atau meromantisasi jalan cerita, kisah Idroes Moeria, Soedjagat dan Roemaisa di kota M yang sangat biasa-biasa saja mengalir sepanjang sejarah penting Republik ini. Sampai pada akhirnya Jeng Yah mengambil alih alur cerita, masih tetap di haluan yang sama. Tentang Kretek. Tentang Idealisme, Tentang Cinta.

Ya latar belakangnya adalah industri rokok dari jaman penjajahan. Mulai dari industri rokok rumahan, pabrik besar, sampai rahasia lintingan rokok yang nikmat. 

Dengar-dengar novelnya juga akan dijadikan film, semoga saja jadi.

Special Mention: Resign - Almira Bastari
Goodreads Rating: 4.19


Jamin, kalau yang ini beneran ringan dan menghibur. Sangat relate dengan kehidupan para cungpret alias kacung kampret, bahasanya Almira Bastari untuk para pekerja kantoran. Tidak perlu mengerutkan alis dan menyakitkan hati ketika membaca. 

Tentang periode yang pernah dialami oleh hampir semua cungpret a.k.a kacung kampret a.k.a corporate slave. Periode punya bos nyebelin, mau resign tapi blm ada kerjaan baru menghampiri.

Kalau yang sudah pengusaha atau investor atau trader sih ga akan pernah mengalami periode menyedihkan tapi sekaligus paling greget dalam karir macam ini 🤣

Oh, melihat interaksi antar cungpret ini, sungguh-sungguh seperti obrolan tak berfaedah yang kita lakukan di WAG kantor dengan kolega (dan tanpa bos tentunya). Ga jelas blas, tapi bikin bahagia!

Well, itu beberapa buku dari penulis wanita Indonesia yang menurut saya wajib harus dibaca. 

Kalau rekomendasi kalian apa?


Saturday, May 28, 2022

(Kembali) Bercinta Setelah 2,5 Tahun!

Most of you pasti tahu cerita LDR saya yang super complicated sama abang BG. Well, beberapa kemarin tanya BG itu apa sih? Bule Gila? Hahaha, cocok juga sih, tapi BG ini adalah Babang Grab. Referring to our relationship started with this abang grab situation.

Well, setelah kontrak kerja saya sebagai TKW berakhir awal Desember 2019, saya juga minta putus dari BG. Buat apa pacaran dengan jarak ribuan kilometer, berat diongkos. BG yang bolak balik meyakinkan kalau itu memungkinkan. Masa urusan pacaran disamakan dengan kontrak kerja. Urusan hati kan ga expired bersamaan dengan visa kerja yang ga diperpanjang ya.

Oke, bersetuju untuk bertemu paling tidak setahun 3 kali. Jadi jadwal bertemu selanjutnya adalah April 2020. Eng ing eng, as you already knows Covid invade our lives. Jangankan ketemu pacar, napas aja susah kan. Jadilah kami hanya pacaran lewat video call dan chat selama 2,5 tahun!

Oh, 2,5 tahunnya itu sungguh super berat. Ketika berbagai rencana gagal karena kebijakan masing-masing negara yang selalu berubah. Terutama 6 bulan terakhir. Hampir setiap minggu ada saja yang diributkan. BG percaya pertengkaran ini gara-gara kami kelamaan tidak ketemu. Sementara saya percaya ini semua artinya kita harus putus. Lagi-lagi BG ngotot kami masih tetap bisa sama-sama. 

Long story short, keribetan mencari flight yang cocok dan sesuai kantong, urusan visa yang mahal, dan segala printilan lainnya. BG berhasil mendarat di Bali dengan selamat setelah melewati nyaris 20 jam perjalanan.

Well, yang paling saya kangen, skin to skin interaction. Kelamaan tidak dijamah! Hahahaha... Kawan-kawan saya yang otaknya mesum semua hanya punya satu concern: seks! 

Hahaha, yas, that's obviously yang juga super sangat penting. Memastikan jatah selama 2,5 tahun setidaknya bisa dirapel dalam waktu 2 minggu itu. Well, we do have a really good time together. Melelahkan tapi tetap nikmat. Wkwkwkwk.

Pengalaman paling kacau, saat kami menginap di tenda di Kintamani, lalu tenda di sebelahnya dihuni oleh keluarga-keluarga dengan anak-anak balitanya. The rest, you can imagine! Remember, it was a TENDA ya! 

My personal preference kalau mau nyaman selama berhubungan sex dan tetap aman adalah pilih condom durex invisible extra thin (issam jg bilang ini nyaman banget buat dia) dan durex play (ini penting buat para wanita biar ga nyiksa dan bisa menikmati durasi dengan woles)

Well, appart from that part. Yang semua orang so super kepo how me manage our urusan kelamin, ternyata 2,5 tahun itu membuat kami berdua lebih kangen holding hands, pelukan, dan ngobrol. Sering kali bahkan Issam gigit lengan saya hanya untuk membuktikan bahwa ini bukan mimpi. Bahwa BG dan Winda adalah makhluk hidup berdaging dan tulang, bukan kode biner semata. Kami bertemunya nyata, dan 2,5 tahun belum bisa membuat kami menyerah. 

Sex sangat menyenangkan, tetapi yang tidak kalah nikmat adalah ketika BG bolak balik menggandeng tangan saya kemanapun kami pergi. Bisik-bisik bertanya pada saya "are you ok babe?" "are you happy?" "why dont you hold my hands" saat kami di tengah keramaian dan dia tahu itu bukan hal yang paling saya sukai.

Sex membuat saya bahagia, tetapi tidak kalah membuat berbunga-bunga ketika BG dengan mudah bisa mengambil hati orang-orang yang penting buat saya. Menyenangkan Ibu, Bapak dan adik-adik, ngobrol dengan teman dan sahabat, bahkan mengambil hati mentor dan leader saya di tempat kerja. He makes me proud. Bersyukur tidak ngotot minta putus saat kontrak kerja berakhir.

Well, 2 weeks gone super fast, udah ngalahin rekor larinya Usain Bolt kayaknya. Kami sepakat, ketemunya setiap 6 bulan dulu for the time being, sampai kami bisa ketemu solusi yang lebih baik. Harap maklum, kami sama-sama budak corporate. Bukan selebgram, bukan sultan. Hahaha

Am I sad? Yes I am

Tapi lebih banyak bahagianya. I know we will face a lot more problem, but at least I know he loves me and I love him so much!

Happy weekend peeps, hope your life will full of love too!

Kegiatan ternikmat setelah cemewew: netflix & cuddling



Thursday, May 26, 2022

My (Not So Common) Dilamar Story

Setelah 2,5 tahun semua rencana untuk bertemu gagal maning gara-gara pandemi akhirnya kemarin ini saya bisa ketemu Issam. Keseluruhan prosesnya panjang dan menguras emosi. Bikin marah-marah dan bertengkar hebat. Sampai sok-sok minta putus segala karena sudah lelah. 

Urusannya ga bisa sat set sat set kayak nikahan Maudy Ayunda. Kita yang rakyat jelata begini harus melewati berbagai halang rintang sebelum bisa ketemu.

Mulai dari tiket pesawat yang mahalnya naudzubilah. Yang dulu PP Oman - Bali itu masih bisa dapat harga 9 jutaan, sekarang sudah lebih dari 2 kali lipat. Itupun dengan pilihan lama transit yang membuat pantat langsung pegal hanya dengan memikirkannya saja. Kemarin itu setelah lelah hati lelah jiwa memilih flight yang paling bersahabat di kantong dan di durasi transit, Issam harus melalui perjalanan panjang ini untuk ketemu saya:
Muscat - Abu Dhabi: 1 jam + 2 jam transit, total 3 jam
Abu Dhabi - Jakarta: 8 jam + 3 jam transit, total 11 jam
Jakarta - Bali: 2 jam
Total : 16 jam, belum termasuk perjalan dari rumah, check-in di bandara, tunggu bagasi, nyaris 20an jam. 
Tidak buruk-buruk amat sih. Semoga next visit Oman Air sudah buka, jadi ga perlu ribet lagi.

Trus entah kenapa pemerintah Indonesia masih belum memasukkan Oman dalam list negara yang bisa masuk dengan Visa on Arrival (VOA), jadilah saya harus apply pre-arrange visa untuk Issam. Harganya 4 juta. Saran saya hati-hati pas cari agentnya, ada teman yang cerita kalau teman bulenya ketipu hampir 5 jutaan urusan agent visa ini. 

Syarat lainnya kemarin itu harus ada asuransi yang mengcover COVID dan juga PCR test (ini katanya sekarang sudah tidak perlu lagi). Sukurnya sudah tidak perlu PCR test lagi upon arrival dan karantina. Alhamdulilah juga semua prosesnya lancar. Biarpun ketika di Imigrasi Jakarta dia sempat di tanya agak panjang urusannya datang ke Indonesia. Dengan santainya Issam bilang, mau ketemu pacar saya di Bali namanya Yulia Windayani. Ini dia lagi online saya saya, kamu mau ngomong langsung? 🙄

Ketika jemput di bandara saya mules. Deg-degan macam mau interview kerja. Beneran deh, dan setelah ketemu mewek. Masih ga percaya kalau setelah ratusan hari (asek, mantap!) kami bisa ketemu. Bahkan dua-tiga hari pertama masih suka ga percaya kalau dia di Bali. Setelah 2,5 tahun hanya lewat telpon kadang suka lupa kalau Issam juga manusia, bukan kode biner 😆

Ini kali kedua Issam ke Bali. Kali kedua ketemu ibu bapak juga. Kebetulan yang menyenangkannya adalah, pas tanggal ibu ulang tahun. Ibu seneng banget sih. Super senang sepertinya. Dan di hari yang sama Issam melamar saya. Eheemm, yaps, lebih tepatnya meminta saya pada bapak dan ibu. Duh, kok nulis ini aja nangis sih.

Bukan lamaran romantis yang Issam berlutut memgang tangan saya dan memberi cincin. Kayaknya lamaran macam itu hanya ada di film-film dan atau kehidupan orang lain yang bukan Winda. 

Ceritanya gini...

Hari itu kami pulang ke Buleleng, ke rumah Busungbiu untuk kejutan ulang tahun Ibu. Kejutan berhasil, ibu senang dengan kado-kado yang kami berikan. Lalu makan malam di restoran yang memang ibu mau. Salah satu Restoran dan Bar yang sedang hits di Buleleng. 

Saya dan Issam minta tolong pada waiter untuk menyiapkan kue ulang tahun kecil untuk Ibu. Ternyata Issam juga meminta agar home band menyanyikan lagu ulang tahun "paling keren". Jadilah ibu surprise (lagi) dengan kejutan di restoran itu. Tak lama home band istirahat, suasana restoran menjadi lebih kalem dan bisa ngobrol dengan lebih enak.

Then, that moment happened.
Issam tidak ada bilang apapun ke saya sebelumnya. Percakapan kami hanya sebatas antara kami berdua. Apa yang kami inginkan kedepannya dan bagaimana rencana-rencana untuk bisa sampai kesana. Tapi ternyata Issam punya rencana lain.

Issam hanya bilang kalau dia mau ngobrol sama bapak, minta bantu diterjemahkan. Di tengah restoran itu dan sesaat setelah perayaan ulang tahun ibu, kurang lebih ini yang Issam sampaikan ke Bapak:

"Saya disini hari ini, setelah 2,5 tahun yang panjang untuk bisa bertemu Winda, melewati semua kesulitan berdua, niat saya hanya satu, saya mau meminta Winda menjadi istri saya. Saya hanya manusia biasa, saya punya masa lalu yang buruk, orang tua juga sudah tua dan mereka tidak bisa datang saat ini. Saya berharap Bapak bisa merestui"

Bukan Issam namanya kalau tidak absurd, setelah melihat raut wajah ibu dan bapak yang syok tapi bersahabat dan saya yang syok tapi harus tetap menterjemahkan semuanya dia menambahkan "Tapi kalau Bapak tidak merestui, saya tetap akan menikahi Winda. Saya akan menculik Winda" (saya sampai bingung ini harus disampaikan juga ke Bapak Ibu, tapi tetap saya sampaikan)

Saya tau Bapak sangat kaget dan tidak siap (ini berasa Issam ngelamar bapak sih) and there are some reasons why I am so gratefull being the Wirnadas. Salah satu karena Bapak jawab gini ke Issam "Kamu dan Winda sudah sama-sama dewasa. Buat saya yang paling penting adalah kebahagiaannya Winda. Kaluu dia bahagia sama kamu, saya pasti merestui. Apakah kalian sudah pikirkan semuanya baik-baik? Tentang jarak, tentang agama? Apakah Issam sudah siap dengan semua itu?"

Disini Issam menangis, dan jawaban dia manis sekali "Saya belum pernah jatuh cinta sebelumnya, dan Winda adalah cinta saya. Saya tidak akan mengambil Winda dari kalian. Menikah bukan berarti saya akan menjauhkan dia dari keluarga. Kami akan ngobrol untuk menentukan kapan waktu yang terbaik. Tentang apakah Winda akan tetap di Indonesia atau di Oman. Tapi niat saya, saya akan berusaha untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Indonesia. Tentang agama, dalam Islam kami diajari sebuah ayat yang berkata -- Untukmu agamamu, untukku agamaku -- Saya mencintai Winda, karena dia Winda" 

Ambyarrrr
Saya nangis. Sesenggukan.

Yang agak bikin heran, selesai pembicaraan ini, home band naik panggung dan mulai nyanyi lagi, lagunya Glen Fredly yang liriknya "Dengarlah sayangku, aku mohon kau menikah denganku...." Kata Issam dia ga ada bilang apapun ke org resto atau band. Dia juga ga paham lagunya. Kata mbak gemoy teman saya, kayaknya home band pandai membaca situasi dan gerak gerik kami. Hahahaha

Tidak pernah membayangkan Winda akan dilamar seperti itu.
As an average mbak-mbak, mikirnya lamarannya ya pakai cincin, makan malam romantis, bunga-bunga. Tidak seemosional dan semanis ini. Aahh ini nangis lagi.

Ya, lamaran saya tanpa cincin, tanpa bunga, tanpa tanggal pernikahan dalam waktu dekat.
Tetapi orang-orang yang sangat saya cintai ada di momen itu. Orang-orang yang paling berharga dalam hidup saya.

Apapun ujungnya nanti, saya tidak bisa berhenti berterimakasih pada semesta karena mempertemukan saya dengan laki-laki absurd tapi manis ini.

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates