Sunday, August 26, 2018

Berkunjung Ke Acara Tunangan Orang Oman

Kemarin seorang kawan Omani mengundang saya datang ke rumahnya, namanya Ahmed. Kebetulan hari kedua Idul Adha, katanya keluarganya ingin kenalan dengan saya sekaligus untuk makan malam.

Picture Source: https://www.ieagle.com/flyhigh/interesting-facts-about-oman/ 

Namanya undangan makan, apalagi dari kawan yang selama ini sangat baik pada saya, tentu saja dengan senang hati saya iyakan. Sepulang kerja, saya dan Ms. Joy dijemput oleh beliau dan langsung menuju rumahnya, salah satu desa di pegunungan Jabal Akhdar, nama desanya Wadi Bani Habib. Sekitar 10 menit saja naik mobil dari apartment saya.

Seperti rumah Omani umumnya, bagian paling depan rumah adalah Majelis atau ruang tamunya. Ruang tamu orang Oman biasanya besar, luas dan nyaman. Mungkin karena budaya mereka dimana kekeluargaan masih sangat erat, dan berkunjung ke rumah saudara dilakukan hampir setiap minggu.

Mejelis tempat kumpul keluarga

Di Majelis kami ditemani oleh Ibu mertuanya Ahmed. Ibunya adalah orang India, jadi bisa bahasa Inggris meskipun terbatas. Meski begitu ibunya sangat ramah! Beliau bercerita banyak tentang silsilah keluarganya. Banyak anak kecil berseliweran selama kami di Majelis dan si ibu dengan semangat bercerita bahwa pada dasarnya semua anak-anak ini adalah satu keluarga.

Disini keseruan cerita sebenarnya. Omani family, secara umum adalah keluarga besar. Terutama di Jabal Akhdar. Ahmed punya 13 anak!!! Dari seorang istri saja lho ya. Sementara Ahmed sendiri bersaudara 12 (kalau tak salah) dari 2 ibu termasuk si Ibu India. Ibu India adalah istri ke dua dari bapaknya Ahmed.

Jadi, kalau kalian dari keluarga besar, saya dari pihak bapak adalah keluarga besar, maka tak akan heran dengan kondisi ini: Anak Ahmed yang paling kecil hampir seumuran dengan salah satu cucunya dan hampir seumuran dengan adiknya yang paling kecil! Agak membingungkan memang saat dijelaskan, tetapi ketika saya bandingkan dengan keluarga di Bali, kurang lebih ya sama juga. The perks of big family!!!

Yang paling menarik tentu saja interaksi antar orang Oman ini, menurut beberapa teman saya yang sudah malang melintang di banyak negara timur tengah semacam UAE, Saudi Arabia, Qatar, Bahrain, dll, mereka cerita ke saya kalau orang Oman adalah orang-orang yang paling ramah se-timur tengah! Sepertinya benar, keramahan mereka mengalahkan keramahan kita orang Bali.

Ketika di bertamu kemarin contohnya, kami dijamu dengan sekeranjang buah-buahan, kurma, halwa (dodolnya orang Oman), kahwa (kopinya orang Oman) dan untuk makan malam mereka menyajikan olahan daging sapi (semacam rendang, saya lupa namanya) dan Rakal Bread (semacam crepes gitu). Semua dalam porsi jumbo tentu saja.

Senampan penuh daging dan roti untuk saya seorang!

Nah, keramahan orang Oman itu kelihatan sekali saat makan malam. They will not let your mouth empty! (saya jd curiga ibu saya keturunan orang Oman krn kelakuannya persis begini). Mereka tidak akan biarkan tangan kita kosong, mereka yg akan ambilkan makanannya (dibuatkan wrap kecil-kecil) dan dikasikan ke kita, bahkan saat bibir masih sibuk ngunyah, kedua tangan sudah dijejali dengan suapan berikutnya. Begitu jg dengan buah, ketika mereka sadar saya selalu ambil anggurnya, mereka dengan sigap memilihkan anggur yg besar2 dan memberikan ke saya segenggam besar anggur. Pokoknya klo belum sampe nyerah, mereka akan terus memberikan kita makan! (cucok buat anak rantau macam saya)

Tetamu lain berdatangan hari itu, kembali saya lihat keramah tamahan mereka. Jadi setiap ada tamu baru datang, mereka akan berkeliling ruangan dan menyalami semua orang satu per satu. Yak, kalian tidak salah baca, semuanya, one by one! Karena saya paling pertama datang ya saya tinggal duduk manis dan mereka yang baru datang yang menghampiri saya. Kenal ga kenal, rata semua. Kebayang kan kalau satu ruangan itu terisi hampir 30 wanita dan kita datang terakhir berarti kita harus menyalami semuanyah! Tapi yang membuat saya beneran terharu adalah, ketika mereka bertemu yang lebih tua atau saudara yang sudah agak lama tak bersua, mereka tak sekedar bersalaman, mereka akan berpelukan lumayan lama sambil saling membisikkan doa untuk satu sama lain. Sweet lah pokoknya!

Oh iya lupa, bapak-bapak dan kaum lelaki lainnya di ruangan terpisah.

Selesai makan dan semua tamu datang, Ibu India mengajak kami ke ruangan lain. Ternyata hari itu adalah semacam hari pertunangan salah satu putrinya Ahmed! Saya baru ngeh, itulah alasan kenapa begitu banyak saudaranya Ahmed datang dengan baju2 cantik (sementara saya seperti biasa dengan baju seadanya). Diruangan ini (ukurannya 1/2 x lebih kecil dari Majelis) putrinya Ahmed yang akan menikah diantar masuk oleh ibunya.

Cantik sekali dengan baju tradisional Oman (saya tidak punya fotonya karena memang tidak etis mengambil foto orang lain di sini, apalagi tanpa ijin). Dikelilingi oleh kerabatnya, satu persatu para wanita ini mendekati calon mempelai, bersalaman dan membisiki doa-doa padanya. Terharu lah pokoknya!

Lalu setelah semua bersalaman dan mendoakan (termasuk saya dan Ms Joy), keseruan pun dimulai. Musik mulai dimainkan dan semua orang mulai menari, termasuk sang calon mempelai. Saya dan Ms Joy ikut menonton dengan bahagia. Saat pergantian lagu, minuman dan kue-kue dibagikan, break time untuk mereka mungkin ya. Lalu Ibu India menghampiri kami sambil berbisik "they all want to see you both dance!", ya mereka semua ingin melihat saya dan Ms Joy menari. Awalnya malu, lalu mereka semua mulai menyemangati kami, jadilah kami ikut menari meski dengan gerakan acakadut, campuran antara goyang dangdut dan koplo (tapi tanpa salto!)

Puas menari dan tertawa-tawa, kemudian kami diberitahu bahwa calon mempelai pria dan ibunya akan segera tiba. Jadilah kami duduk manis kembali (lesehan semua). Calon mempelai pria masuk diantar oleh ibu dan saudara-saudara perempuannya, jadi pria dewasa di dalam ruangan hanya si calon suami. Sang Pria mengenakan disdasha putih, mussar (turban) dan kanjar (senjata tradisional oman) di pinggang, terlihat gagah dan tampan!

Kurang lebih begini tampilan calon mempelai prianya. Picture source: http://2010592027ibr.wixsite.com/omani-culture/about


Begitu bertemu, si Pria meletakkan tangannya di kepala calon istrinya sambil membacakan doa-doa. Lalu mereka saling berpandangan, pandangannya penuh cinta dan suka cita! Alamaaakkk melihatnya malah sayang yang deg-degan dan berkaca-kaca. Macam saya yang bakal dikawinin.

Sayangnya sampai disitu saya harus segera pulang, karena sudah terlalu larut dan driver sudah menunggu sebelum bertugas shift malam.

Senang sekali Ahmed mengundang kami ke acara keluarganya, selama bersama para wanita di keluarganya Ahmed menelpon saya 3x hanya untuk memastikan saya menikmati makanan dan berkumpul bersama keluarganya karena dia di ruangan lain.

Tentu saja, mulai dari Ibu mertua, Istri, Menantu dan cucu-cucunya semua begitu baik, begitu ramah dan menerima kami seolah kami adalah saudara sendiri. Saya diijinkan menggendong cucu paling kecilnya Ahmed, salah satu menantunya ngobrol cukup lama meski dengan bahasa inggris yang terbatas. Intinya saya gembira sekali, bahagia rasanya seperti berkumpul bersama keluarga besar.

Saya, Ms Joy dan salah satu cucu Ahmed

Oh iya, pernikahannya baru nanti tahun depan, karena calon mantunya Ahmed harus membangun rumah dulu. Laki-lakinya adalah tetangga sendiri, dan seperti banyak pernikahan di Oman lainnya, mereka dijodohkan. Meski begitu, I can see the love sparks in their eyes!

Happy weekend peeps :)

Wednesday, August 22, 2018

Surprisingly Different Life : Random Stories About Oman

Hello peeps,
Welcome back to my random stories about Oman.

Believe it of not, bulan ini sudah genap delapan bulan saja tinggal di negara ini. Masa probation sudah lewat, masa bulan madu sudah berlalu, sekarang saatnya serius. Sudah memutuskan untuk sementara tempat ini adalah rumah saya.



Okay, ini beberapa hal random dan menarik di Oman yang ingin saya ceritakan

Ini Oman atau India?
Lingkup kecil di hotel saya, kami semua semacam kampung internasional di atas gunung. Kami berasal dari 15 kewarganegaraan. Oman, Indonesia, Bangladesh, India, Filipina, Nepal, Sri Lanka, Selandia Baru, Inggris, Kenya, Maladewa, Mesir, Maroko, Uzbekistan, Malaysia.

Sedikitnya ada 5 kewarganegaraan di foto ini: India, Bangladesh, Nepal, Philipina, Sri Lanka!

Secara umum, negara timur tengah sini memang dipenuhi para perantau. Paling banyak tentu saja mereka yang dari India, Bangladesh, Pakistan, dan Nepal. Nah terbayang kan, dengan banyaknya pendatang dari Asia Selatan ini, banyak hal yang sangat terpengaruh oleh kebudayaan mereka. Mulai dari makanan, pakaian, bahasa, sampai segala lagu dan film. Jadi jangan kaget kalau banyak orang Oman (terutama kalau last name mereka Al Balushi) bisa bahasa Hindi dengan fasih.

Pun dengan makanan, disini banyaknya ya restoran India. Segala makanan ya terinspirasi dari masakan-masakan Asia Selatan. Dengan bumbu-bumbu komplit ala Asia Selatan. Segala sayur buah juga sebagian besar datangnya dari India.

Jadi jangan heran kalau kita banyakan bergaul dengan orang India daripada orang Oman. Lha ya di kantin masakannya ala India, di TV yang diputar juga lagu dan film India, MTV juga isinya lagu-lagu india, bintang iklan toko emas juga Amitabachan dan Kareena Kapoor, di bioskop juga isinya film Bolywood (dengan persentase jauh lebih banyak) dan sedikit film Holywood.

Tak hanya urusan makanan dan lagu India, orang Oman bahkan lebih percaya berobat ke India daripada dokter mereka sendiri! Alasannya dokter India lebih ampuh dan murah!! Sudah jamak kalau kita bertanya ke teman Oman misalnya nih, Dokter gigi yang bagus dimana? jawabannya di India. Atau misalnya mereka akan cerita, Saya baru dari India cek ke dokter kulit. Selain India pilihan kedua mereka ke Thailand (bukan untuk oplas ganti kelamin kok!)

Makanya kadang-kadang saya suka bertanya pada diri sendiri, ini sebenarnya saya di Oman atau di India! Hahaha...

Eh, semoga saya segera bisa beneran ke India, tidak sekedar ketemu orang India saja.


Tak tahu cari dimana? Tanya Bangali saja!
Tadi saya sudah cerita kalau selain orang India, disini juga banyak kawan-kawan dari Bangladesh. Rata-rata mereka adalah pekerja kasar, yah menilik dari kondisi ekonimi negara mereka, bekerja ke negara arab adalah satu-satunya pilihan bagi mereka.

Melihat mereka rasanya saya bersyukur sekali menjadi orang Indonesia. Disini mereka dibayar hanya sekitar 2,5 juta sampai 3 juta saja sebulan. Dan itu mereka harus bekerja jauh dari keluarga, belum tentu pulang setahun sekali, tanpa jaminan kesehatan, dan uang itu harus dikirim ke rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Mereka mau mengerjakan apapun! Yang kerja di hotel seperti kawan-kawan outsource saya termasuk bernasib cukup baik. Kami sediakan tempat tinggal, makan 3x sehari, free wifi, bahkan kami bagikan service charge juga. Jadi gaji mereka bisa dikirim semua untuk keluarganya di rumah.

Oh iya, bahkan banyak dari mereka tidak bisa bahasa Inggris! Tapi modal nekat ya sudah hadjaaarrrr!!! Lha ya saya pernah dua kali pengalaman kok, salah satu kawan Bangali ini saya minta membantu pindahan kamar, saya mintanya adalah agar meja di kamar sebelah dipindahkan ke kamar saya, nah karena saya tidak yakin dia mengerti, saya minta tolong kawan lain yang bisa bahasa Hindi untuk menjelaskan. Sepulang kerja, tau apa yang terjadi, eng ing eng... malah tempat tidur saya yang tidak ada di kamar!!! Jadi dia malah pindahkan tempat tidur saya ke kamar sebelah! Hahaha...

Nah, karena gaji mereka yang tidak banyak itulah, kreatifitas muncul! Jadi para kawan Bangali ini banyak sampingannya! Mulai dari yang halal semacam tukang cukur rambut dadakan atau tukang bersih-bersih kamar mingguan, samapai yang haram semacam jualan miras tanpa ijin!! Hahaha...

Bingung bereskan plafon bocor? Panggil Bangali!
Mau perbarui cat rumah? Panggil Bangali!
Kunci apartment hilang? Panggil Bangali!
Bingung mau potong hewan kurban? Panggil Bangali!
Mau potong rambut murah meriah? Panggil Bangali!
Mau beli rokok tapi tidak ada warung? Panggil Bangali!
Pengen minum bir tapi belum ada alcohol lisence? Panggil Bangali!

Sampai-sampai ada jokes diantara kawan Oman saya, "Tomorrow if my heart stop working, just call Bangali and they will replace it with donkey heart and definitely it will work!"

Jadi kalau saya bikin perbandingannya, motto orang Bangali semacam motto duck tape:
Duck tape: Duck tape can fixed everything!
Bangali: Bangali can do everything!

Pasar Ikan Sohar
Akhir bulan lalu saya sempat jalan-jalan beberapa hari di salah satu kota di Oman namanya Sohar. Jaraknya sekitar 2.5 jam dari Muscat, atau sekitar 4 jam dari apartment saya.

Sohar adalah salah satu kota di jalur Panturanya Oman. Jadi kota ini akan dilewati kalau kita mau ke UAE lewat jalur darat atau sebaliknya. Kotanya jauh lebih kecil dan lebih sepi daripada Muscat. Sohar ini semacam Singaraja. Yang memang benar ketika saya disana mengingatkan saya tentang rumah. Pesisir pantai, aroma air laut, orang-orang yang sederhana.. Duh kan jadi tambah kangen rumah.

Kawan yang menemani saya ke Sohar, hobinya adalah mancing ikan. Jadinya ke Sohar-pun tetep tujuan utama dia adalah mancing! Jadilah pagi-pagi dia ajak saya ke pasar ikan untuk membeli umpan. Ya taulah kan saya yang entah kenapa selalu jatuh cinta pada pasar, langsung kegirangan begitu tahu akan ke pasar ikan tradisional.

Sampai di pasar, saya tanya kawan "beneran saya boleh ikut?" dia dengan mantap dia bilang "boleh kok"

Saya di Pasar Ikan Sohar

Santai kan saya masuk pasar. Pasarnya bersih!! Untuk ukuran pasar ikan yang biasanya bau menyengat dan air menggenang dimana-mana, pasar ikan Sohar ini apik lah pokoknya! Karena saya heran sendiri jadi fokus saya ke para pedagang dan ikan-ikan yang mereka display. Sampai kemudian ada kakek-kakek mendekati saya lalu melihat saya dari ujung kepala sampai ujung kaki macam saya ini hewan langka!

Saya bingung kan, apa yg salah sama saya, perasaan saya pakai baju yang tertutup. Sampailah kawan saya dan dagang ikannya tertawa terbahak-bahak dan lalu saya sadar, di seluruh pasar ikan itu tidak ada satupun wanita! Hanya saya saja!

Ya pantas si kakek-kakek kaget kan, mungkin dipikirnya ini makhluk terdampar dari laut mana bisa sampai disini!

Saya kesal lah sama kawan saya itu.. kenapa ga kasi tau dari awal. Lalu dia bilang, ya kan kamu tanya boleh apa engga ikut masuk, bukan ada perempuan ato engga di dalam. Kan syebal ya.

Ternyata secara culture, perempuan memang lebih banyak tinggal di rumah. Di Muscat jauh berbeda karena kota besar. Tapi tidak di Sohar, apalagi Sohar bukan kota wisata. Jadi masih sedikit tradisional. Jadi urusan luar rumah semua dilakukan pria. Tidak hanya di pasar ikan, di pasar sayur dan buah juga sama, isinya lakik semua.

Tapi tak usah takut, mereka sebenarnya orang yang sangat ramah, ya hanya itu tadi, kan di luar kebiasaan bagi melihat perempuan berkeliaran di pasar, harap maklum.

Orang Oman dan Parfumnya
Contoh kawan saya si Abang Grab, dr pertama kali kenal dia, selalu wangi! Wanginya yang nyenengin. Lalu ada anak saya di kantor, selalu wangi! Sampai bos saya bilang, itu anakmu selalu wangi, kamu kenapa engga. Belum lagi HR manager saya, tahun baru kemarin dia hadiahi saya satu set parfum!

Jadi memang mereka suka wewangian. Kita semua suka sih, tapi mereka kadarnya jauh lebih tinggi! Kalau saya sebotol parfum bisa tahan setahun lebih gegara tidak pernah ingat pakainya. Meanwhile, mereka sebotol parfum maksimal 3 bulan harus sudah beli baru.

Karena kebiasaan ini, makanya banyak merek parfum lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan parfum eropah sana. Bukan bibit parfum lho ya, tapi parfum beneran! Parfum kebanggan orang oman adalah Amouage. Parfum ini adalah produk asli Oman dari tahun 80an. Harganya mulai dari ratusan ribu sampai jutaan.

Ini salah satu variannya, cul kan

Eh nanti sebelum pulang, saya bikin giveaway parfum Amouage lucu kali ya..

Extra, saya belum ketemu Kirana
Banyak sekali yang tanya ke saya, "Mbak kan tinggal di Oman, sudah ketemu Kirana dan Ibuk belom?!"

Sayangnya belum... ingin sekali kenalan sama Kirana dan Adik Rumaysaa, tapi kesempatannya belum datang. Oman kan luas, sementara sy tinggalnya di atas gunung antah berantah. semoha nanti ada kesempatan berkenalan dan ketemu langsung sama mereka

Segitu dulu ya, mohon mahap tulisannya jarang banget gegara si mbak-mbak kantoran sok sibuk dengan kerjaannya..

Selamat liburan kengkawan..
Selamat Idul Adha dan selamat berkumpul bersama keluarga

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates