Tuesday, May 31, 2016

Aku Bahagia Kita Berbeda

Dia sukanya babi,
Kamu sukanya sapi,
Aku tak suka makan daging
Lalu bagaimana?
Tak apa, kita masih bisa makan bersama. Dia makan babi guling, kamu makan rendang sapi. Atau mungkin kita berbagi gado-gado saja.

Dia sembahyangnya Minggu,
Kamu sembahyangnya Jumat,
Aku sembahyangnya pas bulan Purnama.
Lalu bagaimana?
Tak apa, kita bisa bersama di hari Sabtu ketika tak bulan Purnama.

Dia ke tempat ibadah pakai dress,
Kamu ke tempat ibadah pakai sarung,
Aku sembahyangnya pakai kebaya.
Lalu bagaimana?
Tak apa, kita bisa tetap jalan-jalan menggunakan kaos pantai.

Dia bukunya bahasa Inggris,
Kamu bukunya bahasa Arab,
Aku bukunya bahasa Sansekerta,
Lalu bagaimana?
Tak apa, kita selalu bisa bercerita dan curhat dengan bahasa Indonesia yang kita cintai.

Dia hari rayanya pakai kalkun,
Kamu hari rayanya pakai opor,
Aku hari rayanya pakai betutu.
Lalu bagaimanya?
Tak apa, kita bisa saling berbagi kalkun, opor dan betutu. Atau, hei! Aku bisa berkunjung ke rumah kalian saat hari raya!

Dia jalan-jalannya ke Jerusalem,
Kamu jalan-jalannya ke Madinah,
Aku jalan-jalannya ke India.
Lalu bagaimana?
Tak apa, kita bisa menjelajah Indahnya Indonesia bersama!

Aku bahagia kita berbeda,
Karena kalau kita sama aku tak akan tau enaknya opor ayam dan gurihnya kalkun panggang.

Aku bahagia kita berbeda,
Karena kalau kita sama, tak akan ada yg bisa menggantikan aku bekerja saat aku berhari raya

Aku bahagia kita berbeda,
Karena meski berbeda, kita tetap saudara untuk berbagi segala cerita.

Aku bahagia kita berbeda,
Karena meski berbeda kita tetap saling cinta.

Tetaplah berbeda,

Tetaplah menjadi saudara yang membuat aku bangga.

sumber foto: http://jalandamai.org/wp-content/uploads/2015/06/toleransi-agama.jpg

Saturday, May 28, 2016

Tulisan ini Hanya Untukmu

Aku mencintaimu, masih seperti dulu.
Ketika aku menangis karena harus mengantarmu mengejar ilmu

Aku mencintaimu, masih seperti dulu.
Ketika rindu membuatku sesak menahan pilu

Aku mencintaimu, masih seperti dulu
Ketika pertama kali kau cium aku, perutku serasa penuh kupu-kupu

Ada waktu ketika kita tak kunjung bertemu
Membuat aku merasa pecah seribu
Apalagi saat terbatas waktu
Ingin aku ikut bersamamu, jauh hingga ke ujung pulau

Aku mencintaimu, masih sepertu dulu.
Ketika kamu menyatakan cinta seperti kisah di buku

Aku mencintaimu, masih seperti dulu
Meski sekarang rasanya cintaku lebih menggebu

Walaupun aku tak selalu memujamu
Bukan berarti aku bisa berlalu
Walaupun kita tak bisa bertemu
Tak sedikitpun aku ragu

Terimakasih menjadikanku milikmu
Terimakasih untuk cintamu yang tak pernah berlalu
Semoga selalu begitu

Aku mencintaimu, selalu dari dulu


Friday, May 27, 2016

Belitung Trip: Ketika Mimpi Menjadi Nyata

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia” – Nidji

Bermimpilah karena tuhan akan memeluk mimpi – mimpimu” – Andrea Hirata

Semua berawal dari sebuah novel yang berkisah tentang anak-anak kampung yang tak pernah hilang semangat untuk belajar meskipun sekolah mereka 11-12 kalau dibandingkan dengan kandang kambing. Dari mereka saya banyak belajar tentang mimpi, cita-cita dan cinta. Dari mereka juga saya mengenal sebuah pulau yang belakangan saya tau sangat indah. Pulau Belitung namanya.

Bertahun-tahun menggantung mimpi agar dapat teraih, menabung meski uang tabungan kadang habis terpakai untuk ini itu dan kembali lagi menabung dari 0. Tapi tak sekalipun menyurutkan niat untuk menginjakkan kaki di negeri penghasil Timah ini. Hingga akhirnya Tuhan menjawab mimpi-mimpi saya. Saya diijinkan untuk berkunjung ke tanah di ujung timur Pulau Sumatra.

Belitung saya kunjungi selama 4 hari dari tanggal 7 – 10 Mei 2012. Dari akhir tahun lalu memang sudah meniatkan ke Belitung, kalau tertarik tentang detail persiapan dan pengeluaran boleh dibaca di post saya sebelumnya atau klik disini.

Sekarang, saya ingin bercerita tentang indahnya Belitung. Negeri Laskar Pelangi.

Perjalanan kali ini, buat saya lebih dari sekedar liburan. Trip ini buat saya adalah sebuat napak tilas, sebuah perjalanan yang sangat pribadi dan sarat emosi. Ya, saya adalah pecinta Novel seri Laskar Pelangi. Bahkan sudah tak terhitung lagi berapa x saya membaca mereka. Jangan heran kalau di perjalanan ini saya penuh haru.

Jadi inilah, rangkuman keindahannya:

Pantai Tanjung Pendam
Pantai ini terletak di kota Tanjung Pandan, aksesnya sangat gampang pun dengan tiket masuknya. Cukup Rp. 2.000,- per orang.

Kalau kata orang Tanjung Pandan, pantai ini adalah pantai gaulnya muda mudi disana. Memang sih di sepanjang pantai banyak kafe. Ada juga bebrbagai fasilitas permainan anak mulai dari ayunan sampai penyewaan odong-odong.

Garis pantainya cukup panjang, berpasih putih dan cocok untuk melihat sunset. Tapi kalau indahnya sih memang belum seberapa. Pantai berpasir putih pada umumnya lah.

Sunset di Pantai Tanjung Pendam


Vihara Dewi Kwan Im
Dalam perjanan ke Museum Kata, bisa sekalian mampir sebentar ke Vihara ini. Menurut cerita teman kami yang orang Belitung, 2/3 dari penduduk pulau ini adalah etnis Tionghoa. Tak heran, banyak vihara-vihara cantik di seluruh pulau. Salah satunya adalah Vihara Dewi Kwan Im


Vihara ini masih dalam tahap pembangunan, mereka membangun patung Dewi Kwan Im yang cukup besar di atas bukit. Yakin pasti setelah selesai tempat ini akan menjadi alternative wisata yang menarik.

Ketika saya berkunjung, kebetulan memang sedang ada sekelompok umat yang bersembahyang, kami beruntung sempat melihat ritual mereka. Ah, memang saya mensyukuri semua perbedaan. Kalau tak berbeda, mana mungkin saya bisa melihat keindahan vihara.

Pantai Burung Mandi
Pertanyaan saya pertama x kepada Bang Jaka (Driver kami) adalah “Emang disana banyak burung mandi Bang?!” jawabannya tentu saja tidak! Hahaha…



Tapi memang pantai yang terletak hanya 5 menit dari Vihara Dewi Kwan Im ini terletak di desa Burong Mandi. Makanya namanya demikian. Seperti rata-rata pantai pada umumnya, Pantai ini berpasir putih, bersih dan tenaang… Coba saya punya lebih banyak waktu, pasti saya akan leyeh-leyeh sekalian tidur siang disana.

Atau kalau saya jadi anak kampung Burong Mandi, panti ini akan menjadi markas saya! Selain bersih, juga banyak pohon rindang. Jadi adem.

Pantai Burung Mandi yang tenang


Museum Kata Andrea Hirata
Ini adalah tujuan utama dari keseluruhan perjalanan saya. Inilah alasan saya jauh-jauh dari Bali, naik pesawat 2 x, transit berjam-jam di Jakarta.

Kisah inilah yang menginspirasi saya untuk tidak pernah berhenti bersyukur. Tak putus berbahagia dengan apa yang saya punya. Dan yang paling penting, novel ini mungkin adalah titik dimana saya berusaha “hidup untuk memberi sebanyak-banyaknya” seperti pesannya Pak Harfan.

Cerita yang tak akan pernah berhenti menginspirasi


Saya sangaat bersyukur, Bang Jaka sudah menjelaskan sebelumnya kalau Museum Kata akan tutup 2 hari lagi (tutup 10 Mei) untuk renovasi (kami kesana tanggal 8 Mei) dan memang setiba disana kami melihat pengumumannya. Kami berjanji pasti akan kembali untuk melihat Museum Kata yang baru.

Kata Dje: Aku berjanji mengajakmu kembali kesini. SWEET!!


Museum ini benar-benar membuat saya bahagia. Semua tentang cerita Laskar Pelangi. Cerita ketika semua berawal, sampai kini Laskar Pelangi telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Laskar Pelangi dalam berbagai bahasa
Kecintaan saya pada karya Bang Ikal bahkan membuat saya tak sanggup lagi bercerita betapa bahagianya saya.

Saya Bahagia


Replika SD Muhamadiyah
Tak jauh dari museum, ada replica SD Muhamadiyah. Tempat awal dimana Ikal dan kawan-kawan Laskar Pelangi merangkai dan mengejar mimpi mereka.

Sekolahnya gini aja masih semangat, kita apa kabar?!


Kondisi sekolahnya, seperti gambaran di novelnya, ya rusak parah. Bukan barang baru sebenarnya. DI berbagai pelosok Indonesia sebenarnya sekolah macam ini bisa ditemukan dengan mudah. Yang membuat sekolah buruk ini menjadi indah adalah kisah di dalamnya. Kisah anak-anak Indonesia yang luar Biasa!

Kata Ikal: Aku beruntung ayahku mengirimku ke sekolah miskin ini.


Danau Kaolin
Kalimat yang tepat untuk menjelaskan tentang Danau Kaolin adalah: Ironically Beautiful. Indah memang tapi ironisnya keindahan ini tercipta dari kegiatan melukai bumi.

Ironically Beautiful 
Ya, danau kaolin tercipta dari pertambangan timah massive di Belitung. Tak hanya beberapa, tapi puluhan! Mungkin ratusan. Dimana galian bekas tambang timah tidak di tutup kembali. Jangan tanya Reklamasi, lha di tutup kembali saja tidak!

Danau Kaolin yang menjadi Objek Foto Prewed
Kagum dengan keindahannya tetapi sedih memikirkan kerusakannya. Kini ketika PN Timah sudah gulung tikar dan timah sudah tak lagi boleh ditambang, saya berharap agar Pariwisata di Belitung bisa berkembang. Tetapi semoga Pariwisata tidak semakin merusak pulau indah ini.

Pantai Tanjung Tinggi
Entah kejadian luar biasa apa yang melempar bebatuan setinggi gedung bertingkat ke pulau ini. Kalau katanya Dje mungkin karena dahsyatnya letusan Gunung Krakatau yang legendaris itu. Mungkin.

Batu-Batu di Pantai Tanjung Tinggi enak untuk tiduran
Tetapi gugusan batu ini membuat Pantai Tanjung Tinggi menjadi luar biasa Indah. Belum pernah saya melihat keindahan seperti ini. Pantai ini juga menjadi lokasi syuting Film Laskar pelangi. Ketika anak-anak SD Muhamaddiyah diajak oleh Bu Mus melihat indahnya Pelangi

Saya pikir saya di Surga

Island Hoping
Pada umumnya di daerah lain di seluruh Indonesia, Pulau Belitung juga dikelilingi pulau-pulau kecil yang Indah. Kami mengunjungi beberapa pulau hari itu.

Gugusan Batu Garuda – Gugusan bebatuan besar yang dari kejauhan seolah membentuk kepala garuda. Kita tidak bisa bersandar di Pulau ini karena dikelilingi terumbu karang yang cantik. Saya sangat bersyukur malah kita tidak usah bersandar sehingga tak perlu merusak terumbu karangnya.

Dibelakang kami itu Batu Garuda


Pulau Batu Berlayar – Pulau sangat kecil berpasih putih dengan gugusan batu besar. Penghuni pulau ini hanya sekeluarga bintang laut yang lucu!!

Pulau Batu Berlayar

Keluarga Bintang Laut, penghuni pulau Batu Berlayar

Pulau Pasir – Pulau ini panjangnya palingan hanya 5 meter dan lebar tak lebih dari 2 meter. Sesuai namanya, hanya pasir saja. Pulau ini hanya muncul saat air laut sedang surut. Kalau kami bilang, hanya takdir dan pasang surut air laut yang menentukan apakah kami bisa ke pulau ini. Hahaha..

Pulau Pasir, antara Takdir dan Pasang Surut Air Laut
Pulau Lengkuas – Paling besar diantara pulau-pulau sebelumnya. Di pulau ini ada sebuah mercusuar peninggalan jaman Belanda. Literally, karena Mercusuar ini dibangun pemerintah Kolonial tahun 1882 setinggi 65 meter dengan 16 lantai dan 313 anak tangga. Harus naik, karena dari atas, kita bisa melihat keindahan yang sebenarnya.

Pemandangan dari atas mercusuar


Pulau Kelayang – Pulau terakhir, hanya mampir untuk makan siang. Tetapi pulaunya cukup indah dan berpasir putih. Kalau cukup beruntung seperti saya, akan ketemu bintang laut berwarna putih (ini baru pertama kali saya lihat)

Bintang Laut Pulau Kepayang


Pasar Ikan Tanjung Pandan
Saya suka pasar, dan selalu suka pasar. Jadi, dengan sedikit dukungan dari Dje, pagi terakhir kami memutuskan ke Pasar Ikan Tanjung Pandan. Ini pertama kali saya berkunjung ke Pasar Ikan yang besar dan ramai!

Tapi pasar ini tak melulu ikan, seperti pasar pada umumnya, dibagian depan adalah pasar biasa yang menjual berbagai keperluan dari sayur hingga ember. Bagian belakang baru khusus bagian ikan.

Jualannya bermacam-macam. Mulai ikan tuna yang bisa ditemukan dimana-mana, udang, kerang, remis, kepiting, sampaaaiii…. Ikan Pari!! Telur Penyu!!! dan Hiu!!! Sedih sekali sebenarnya hewan2 terlindungi ini dijual bebas begitu saja.

Belum puas menikmati pesona indah pulau ini. Saya belum sempat ke Manggar, belum mampir ke pasar ikan di Manggar. Belum coba warung kopi di Manggar, belum ke lokasi Gedong, belum bertemu Bang Ikal.

Saya pasti kembali, beberapa tahun lagi.
Terimakasih Belitung, terimakasih menyambutku dengan cinta, membuat mimpi-mimpiku nyata.


Pasti akan kembali lagi

Tuesday, May 17, 2016

Yuk, Liburan ke Belitung!! Ini Tipsnya

Akhirnya, setelah bertahun-tahun bermimpi (dari tahun 2008 ketika pertama kali membaca novelnya), kesampaian juga mimpi besar saya untuk liburan ke Belitung! Ya, Belitung! Negeri Laskar Pelangi.

Seperti biasa, setiap perjalanan kami (saya dan dia), kami pasti mempersiapkannya jauh-jauh hari. Begitu pula dengan Belitung. Kami sudah memutuskan untuk mengunjungi Belitung dari setahun yang lalu. Persis ketika perjalanan Komodo berakhir.

Kami mulai serius merencanakan dan menyiapkan perjalanan bulan Februari 2016. So, here we go with the preparation details untuk trip yang kami lakukan di tanggal 7 – 10 Mei 2016:

FLIGHT
Tidak ada direct flight dari Bali ke Belitung. Pilihannya ya harus transit dulu di Jakarta. Awalnya kami tetap mencoba search langsung dari Bali ke Tanjung Pandan, hasilnya, harga tiket PP per orang sekitar 3.5 juta rupiah. Kemahalan sih untuk kami. Dengan segala gaya dan taktik akhirnya kami coba-coba beberapa alternative dan mendapat tiket dengan detail:
Description
Details
Price
Flight Ticket
JKT - TJQ: 11.35 with Sriwijaya 7 May
                 4,553,903 (harga untuk dua orang)
TJQ-JKT : 12.20 with Garuda 10 May
DPS - JKT: 06.30 with Lion 7 May
JKT - DPS: 18.15 with Air Asia 10 May

Tiket kami booking bulan February. Lumayan sih bisa menghemat jadi sekitar 2.5 juta rupiah. Kelemahannya adalah harus ngetem beberapa jam di Bandara Soekarno Hatta.

Sebenarnya tidak terlalu masalah, pastikan saja kita punya cukup air minum. Kalau mau lebih hemat lagi bawa makanan, sehingga selama di bandara tidak perlu keluar uang untuk beli makanan dan cemilan selama menunggu di Bandara.

Tapi kadang-kadang agak susah mengekang hawa nafsu, apa lagu turunnya di terminal 3, begitu keluar langsung disambut Bakmi GM, sudah luntur semua pertahanan. Hahahaha...

TRANSPORT
Di Belitung, public transport sangat jarang ditemukan. Katanya sih ada taksi argo, tapi jumlahnya sangat terbatas (kata driver kami, jumlahnya tak sampi 10 buah mobil sajo!!). Kami lihat sih bus Damri lagi parkir di dekat pelabuhan penyebrangan Tanjung Kelayang, tapi entahlah trayeknya kemana.

Jadi saran saya, kalau mau harus sewa mobil atau kalau mau irit sewa motor saja. Kami memesan transport (mulai dari mobil + driver, motor, dan boat) dari travel yang sama, satu minggu sebelum berangkat. Harganya sih mirip-mirip satu sama lain. Kalaupun berbeda tak akan lebih dari 50ribu rupiah saja.

Saya memesan dari Travel Belitung Cantik dengan kontak personnya adalah Bang Ferdi. No Hpnya (bisa WA juga) adalah +62 819-4925-5430. Satu hal yang membuat nyaman kalau ngobrol sama Bang Ferdi, biarpun lewat WA, adalah responnya yang super cepat. Jadinya kita tidak merasa terkatung-katung tanpa informasi memadai. Selain itu, yang membuat saya cukup terkejut adalah kami boleh melunasi pembayarannya setelah semua trip selesai dengan hanya membayar tanda jadi 100ribu rupiah saja!

Berikut detail pemesanan transport saya selama di Belitung:
Description
 Price
Destination
Remarks
Mobil + Driver + BBM
      550,000
Laskar Pelangi Trip (Belitung Timur), Pantai Tanjung Tinggi
Durasi 12 jam, sudah tinggal duduk manis dan beritahu sopirnya mau kemana
Motor
      100,000
Belitung Barat
Durasi 24 Jam, sudah termasuk harga pengantaran dan pengambilan motor di hotel tempat kita menginap
Boat
      500,000
Island Hoping
Trip dimulai jam 10 Pagi dan berakhir jam 3 sore, boat muat untuk 6-8 orang.
Transport Bandara
      100,000
Hotel - Bandara
Karena kalau taksi freelance di Bandara juga harganya segitu

Nah, yang seru dari transport ini adalah Driver kami. Bang Jaka namanya, orang asli Palembang yang sudah sekitar 11 tahun merantau ke Belitung. Bang Jaka orangnya ramah, enak diajak ngobrol dan kocak!! Beliau bercerita pada kami tentang penambangan timah illegal (dia pernah bekerja disana), tentang truk pengangkut sawit, tentang buaya, tentang harga tanah, macam-macam pokoknya! Kalau mau kenalan sama Bang Jaka, boleh PM saya ya.. soalnya saya tidak yakin dia mau nomor hpnya diumbar-umbar. Hehehe…
Saya dan Bang Jaka di Danau Kaolin


Nah diluar transport yang kami sewa dari Bang Ferdi, ada additional 100 ribu lagi untuk transfer Bandara – Hotel di hari kami tiba seharga 100.000. Plus bensin untuk motor 15.000.
Sehingga total pengeluaran untuk transport adalah: 1.365.000

AKOMODASI
Meski pulaunya masih tergolong sepi, cukup banyak hotel yang bisa dipilih di Belitung. Mulai dari harga 150 ribuan.

Saran kami, menginaplah di Belitung Barat. Di kota Tanjung Pandan. Karena akses ke Bandara dan kepantai lebih dekat. Tapi di kota Manggar Belitung Timurpun ada hotel, hanya saja perlu perjalanan 1,5 jam untuk ke kota Tanjung Pandan dan Manggar jauh lebih sepi.

Sama halnya dengan pesawat, kamar hotel juga kami sudah pesan dari bulan Februari ,ini saja masih kehabisan 1 malam di hotel yang kami inginkan karena masih long weekend. Akhirnya kami memutuskan menginap di 2 hotel berbeda dengan rinciannya adalah:
Description
Details
Price
Remarks
Hotel
Grand Orion
500,000
1 night incl. breakfast
BW Suites Belitung
1,616,560
2 night incl. breakfast

Kedua hotel tempat kami menginap masih relatif baru. Sehingga kamarnya masih baru dan bersih. Hanya saja di kedua hotel ini saya tidak merasakan personal and intimate service dari para staffnya (maybe I just bit too much), tapi overall keduanya oke. Terutama BW Suites, breakfastnya lumayan cakep dengan pilihan makanan yang cukup beragam.

Pojokan BW Suites yang ada Bridalnya!


MAKAN
Kalau kata Bang Bayu Suteja “Orang Sumatra memang pintar masak!”
Aseli deh, selama di Belitung tidak ada sekalipun makanan kami mengecewakan!! Bahkan jajan pasarnya . Mau makanan di hotel, di warung, di restoran, semuanya enaaaakkkk…. Termasuk semua jenis kerupuk ikannya juga membuat ketagihan.

Warung Kopi Kong Djie – Tanjung Pandan
Orang Belitung memang doyan ngopi. Bahkan Manggar dijuluki kota 1000 warung kopi. Salah satu warung kopi yang cukup terkenal dan melegenda adalah Warkop Kong Djie di Tanjung Pandan. Saking terkenalnya, Kong Djie punya beberapa cabang.

Kami cukup beruntung pernah mencicipinya di kedai aslinya di perempatan dekat Pasar Ikan Tanjung Pandan. Memang aseli warkop ini menjadi tempat nongkrongnya semua kalangan mulai dari bang ojek, turis, pejabat kelurahan sampai pejabat polisi dan TNI! Kejadian lucunya, pagi itu banyak petinggi polisi dan TNI yang ngopi pagi, dan kami duduk di dekat mereka. Nah tetiba ada anggota mereka yang baru datang, dia salaman deh sama semua org disana termasuk kami!! Hahaha…

Selain itu kami juga pernah mencoba yang di Pantai Tanjung Pendam. Kalau yang ini tempatnya lebih gaul, tempat nongkrong kekinian. Tetapi rasanya konsisten. Karena saya bukan penikmat kopi, jadi saya memesan teh susu di dua kesempatan itu. Rasanya Nampol!! Susu kental manisnya super banyak!! Harga segelas hanya 15.000 saja. Mereka tidak menyediakan makanan. Hanya Kopi, Teh, dan cemilan-cemilan untuk menemani minum kopi. Wajib coba!

Waekop Kong Djie - Sejak 1943.

Unique Café – Pantai Tanjung Pendam
Café ini satu lokasi dengan salah satu cabang Warkop Kong Djie di Pantai Tanjung Pendam. Mungkin karena lokasinya itu, jadi kafe ini memang paling ramai dibanding yang lain. Cukup banyak pilihan makanan yang mereka punya, rata-rata masakan Indonesia.

Kami tidak berharap banyak sebenarnya. Namanya juga golongan café unyu, ya rasanya juga mesti unyu. Kami memesan ikan goreng terasi, tumis tauge ikan asin dan nasi putih. Dan ternyata kami salah, rasanya tak hanya sekedar unyu, tapi dahsyat!! Tidak menyesal samasekali. Semuanya tandas. Blas habis tak bersisa!!
Cafe Unique & Cabang Warkop Kong Djie


Cukup membayar 103.000 untuk semua makanan termasuk minuman yang kami pesan dari Warkop Kong Djie.

Rumah Makan Rudi Fakistan – Pantai Serdang, Manggar
Agak ajaib sih memang namanya. Dengar-dengar dari Bang Jaka, si Pak Rudi masih ada keturunan Pakistan dari nenek moyangnya. Tapi saya belum cek kebenarannya ya.. yang jelas mereka menyediakan menu seafood.

Berlokasi di pinggir Pantai Serdang, Bang Jaka merekomendasikan tempat ini pada kami. Sekali lagi kami tidak berharap apapun. Kami memilih untuk mencoba masakan khas Belitung yaitu Gangan Ikan (Sop kepala ikan dikuah kuning dengan potongan nanas), Udang Bumbu Belitong (mirip udang saos Padang), dan tumis Genjer (sayuran sejenis pelepah talas).
Porsi Jumbo Semua


Rasanya?! Juara Kelas!!! Pantas saja tempat ini direkomendasi Bang Jaka. Saat kami kesana ada juga rombongan dari Jakarta makan disana. Bahkan orang asli Manggar juga makan disana. Harganya menurut kami masih make sense, dengan porsi serba besar plus traktir nasi goreng seafood Bang Jaka kami hanya membayar 245.000 saja.

Mi Atep – Tanjung Pandan
Nah, kalau yang ini sudah di rekomendasi oleh beberapa teman sebelum kami berangkat.

Jadi expektasi kami agak tinggi. Datang ke warungnya yang ada di Kota Tanjung Pandan sudah cukup malam, sehingga suasana tak begitu ramai. Kami beruntung sempat dilayani oleh Encik pemilik warung yang sudah sepuh tetapi tetap cekatan menyiapkan setiap porsi.
Yumm!!


Pada dasarnya Mi Atep adalah home made mie yang disiram dengan kuah tauco ebi dan disajikan dengan rebusan tauge, irisan timun, kentang, udang, dan emping melinjo. Rasanya?! Kami ketagihan dan besoknya nekat kesana lagi naik motor dengan nyasar-nyasar sedikit!

Sekarang saja saya ngiler! Harganya murah meriah! Seporsi 20.000 sudah termasuk es teh!! Pokoknya belum sah ke Belitung kalau belum coba Mi Atep!

Rumah Makan Seafood Fantasia – Pulau Kepayang
Island Hoping kami tutup dengan Pulau Kepayang. Dimana dari semua pulau yang menjadi tujuan Island Hoping, hanya pulau ini yang ada rumah makannya.

Rumah makannya pun hanya satu. Jadi saat masuk ke Pulau Kepayang kita diwajibkan membayar 15.000 per peserta. Entrance fee ini sudah termasuk gratis teh dan kopi sepuasnya serta penggunaan kamar bilas dan toilet sepuasnya. Saya pikir ini juga termasuk makanan gratis yang mereka siapkan untuk para pengemudi boat yang mengantar kami.

Kami memilih menu aman: Ikan Bakar, Kangkung tumis bumbu terasi (ya saya penggemar terasi!), dan cumi goreng tepung. Setelah menunggu hampir sejam akhirnya makanan kami datang (kalau mau lebih cepat sih bisa pesan dulu sebelum berangkat, bisa lewat boat yang disewa).

Alamaaakkk, memang orang Belitung pintar masak semua ya!! Rasanya mak poll! Tak bersisa! Ikan bakarnya separo dibumbu kuning yang sedap separo lagi dibumbu kecap yang gurih. Kangkung terasinya Juara! Cuminya?! Dje yang ga suka cumi aja bisa jadi suka coba! Hahaha…
Tandas tak bersisa!


Untuk ukuran makanan di tengah pulau di negeri antah berantah, harga makanannya menurut kami cukup masuk akal. 250.000 untuk semua yang kami pesan.

Oh iya jangan lupa mimumnya es jeruk kunci ya!! Pokoknya wajib coba :p

Jajanan Pasar di Pasar Ikan Tanjung Pandan
Selalu, kemanapun saya jalan-jalan pasti saya sempatkan untuk mengunjungi pasarnya. Karena menurut saya pasar tradisional adalah tempat segala keaslian suatu daerah bertumpah ruah.

Dan kami sempat mengunjungi pasar Ikan Tanjung Pandan. Disini, banyak penjual jajan pasar. Mirip lah dengan pasar-pasar pada umumnya yang pernah saya kunjungi. Jajan pasarnyapun mirip-mirip. Tapiii… jangan kecewa dulu, saya mencoba beberapa jajanan yang special yaitu otak-otak dan sate ikan (lebih seperti perkedel ikan menurut saya). Dan ini benar-benar membuat saya menyesal! Menyesal karena saya tidak membeli lebih banyak!!
Otak-otak yang membuat menyesal

Otak-otak saya hanya beli 2, sate ikan hanya 4 tetapi rasa-rasanya 10 bijipun saya masih kurang!! Ah, tapi beruntung saya menyesal, karena ini menjadi tambahan alasan lagi kenapa saya harus kembali ke Belitung!! Ahaayyy…

JALAN-JALAN
Nah, untuk topik yang satu ini saya bahas dalam tulisan terpisah ya. Ditunggu tulisan selanjutnya.

OLEH-OLEH
Oleh-oleh khas Belitung adalah berbagai jenis kerupuk Seafood. Mulai dari ikan, udang, hingga cumi! 
Beli di Pasar Saja!

Selain itu, Belitung juga merupakan daerah penghasil merica. Jadi, saya oleh-olehi Ibu saya merica!! Jangan ketawa dulu, coba saja tanya para Ibu yang rajin masak, pasti tau kalau sekarang banyak beredar merica abal-abal yang dibuat dari semen putih!! Ya saudara-saudara, semen yang untuk bangun rumah! Jadi merica Belitung ini masih asli!

Ada beberapa toko oleh-oleh di seputaran kota Tanjung Pandan. Tapi saran saya kalau mau lebih murah, belanja oleh-oleh dipasar saja. Harga kerupuk ikan kisarannya adalah 15.000 – 20.000 per bungkus (ini kalau di pasar ya, di toko lebih mahal lagi)

Satu lagi yang selalu berusaha saya kumpulkan dari tiap daerah yang saya kunjungi adalah kain tradisionalnya. Nah, kain asli Belitung adalah Songket Cual. Kebetulan saya nemu di toko kecil pinggir jalan kea rah Pantai Tanjung Tinggi. Nama tokonya Sempiak. Kisaran harganya adalah 300.000 – 3.500.000.
Songket Cual yang Cantik


TOTAL PENGELUARAN
Kalau di total, inilah gambaran rincian pengeluaran kami di Belitung selama 4 hari 3 malam untuk dua orang:
Description
Details
 Price
Hotel
1 night Grand Orion, 2 nights BW Suites
                 2,116,560
Flight Ticket
Bali-Jakarta-Tanjung Pandan-Bali
                 4,553,903
Transport
Car+Driver+BBM, Motor, Boat, Airport Transfer
                 1,350,000
Meals
All inclusive
                 1,000,000
Total
For two, Not include oleh-oleh
                 9,020,463

Angka-angka itu masih bisa dihemat lagi lho!!

Jadi tunggu apa lagi?!?! Ayo ke Belitung!!

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates