Tuesday, January 26, 2016

Facebook, Lebih banyak Manfaat atau Mudaratnya?

Kalau pertanyaan ini ditanyakan kepada Bung Jonru tentu saja jawabannya Facebook (FB) itu banyak manfaatnya. Apalagi kolaborasi ketika Jokowo Presiden dan dia punya akun FB. Entah karena kritik pedasnya yang membuat dia sendiri kepedasan atau cerita ngawurnya yang jadi hiburan rakyat seperti saya, yang jelas FB-lah yang membuat Jonru menjadi tenar.

Bang Jonru yang katanya penulis ini (penulis status FB mungkin ya) memiliki lebih dari 700.000 pengikut di laman FB-nya. Gimana ga berguna itu FB buat dia. Jangankan jualan seprei, sekalian jualin se kasur-kasurnya juga bisa tuh! Penikmat iklannya lebih dari setengah juta gitu.

Halah, kenapa malah bahas urusan ranjang begini sih! Now back to the topic..

Belakangan saya perhatikan di FB, para pengguna tidak lagi banyak menulis status seperti dulu di awal kemunculannya. FB kini menjadi ajang untuk membagikan segala hal yang sedang booming dan bombastis.

Sebenarnya tidak salah kalau yang dibagikan adalah foto-foto tentang alam, design, makanan, maupun kerajinan tangan. Pun halnya jika yang dibagikan adalah resep masakan, tips untuk kehidupan sehari—hari, video lucu, ataupun berita terbaru. Hal-hal itu malah menurut saya cukup menghibur dan kadang membantu. Kalau mau tau kejadian yang sedang hangat sepintas lalu, tak usah baca berita, cukup buka FB dan lihat apa yang dibagikan teman-teman kita.

Tetapi yang sangat mengganggu adalah ketika FB digunakan sebagai media untuk membagikan cerita yang belum tentu kebenarannya seperti:
  •             Foto-foto korban kecelakaan yang masih berdarah-darah
  •      Screen capture status atau percakapan oknum yang mengaku-aku sebagai pejabat atau polisi atau sejenisnya yang menyebarkan isu yang meresahkan (seperti isu produk berbahaya atau merek-merek makanan beracun)
  •     Ada juga foto penampakan dewa-dewa, kadang makhluk gaib, kadang bahkan putri duyung!!! dengan caption harap like atau share -_-
  •   Foto-foto yang tidak jelas kebenarannya kemudian dibagikan untuk memicu ketegangan SARA (belakangan banyak beredar banyak postingan foto dan narasi panjang yang mencapur aduk urusan agama, cara berpakaian, terorisme dan kebencian)
  •     Membagikan postingan dari berbagai sumber yang belum bisa dipercaya terutama tentang pengobatan alternatif untuk mengobati berbagai penyakit kronis. Contoh: “Hanya Dengan Rebusan Air Garam Bisa Menyembuhkan Kanker!!” yang dikutip dari sehatceriasentosa.com (artikel apa pula ini).
  •    Melontarkan komentar-komentar kasar, mengujat, menghina dan merendahkan orang lain.
  •   Lebih parah lagi tentu saja mereka yang tanpa berpikir panjang langsung membagikan konten-konten pornografi dan kekerasan. Yang paling menjijikkan: video mesum pelajar, video perkelahian antar siswa dan sebangsanya!!! Arrrggghhh!!! Kalau bagian ini pasti saya langsung tumpas dia dari daftar teman virtual saya.

Dari hasil pembahasan ngalor ngidul dengan adik saya , Wika, saya berkesimpulan mungkin alasannya adalah sebagian besar dari kita para pengguna Sosial Media ini masih “gegar budaya”. Menggabungkan hawa kebebasan yang baru satu dekade (lebih 8 tahun) ini kita rasakan, berpikir bahawa kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Terlebih lagi melakukannya di balik anonimitas yang mereka kira mereka bisa dapatkan dari Sosial Media.

Sayangnya, sekarang pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Mencakup di dalamnya penyalahgunaan informasi yang disebarluaskan dalam media elektronik termasuk sosial media. Ditengan berbagai kelebihan dan kekurangan peraturan ini, setidaknya kita harus tahu bahwa kita boleh melakukan apapun yang kita mau, asalkan masih dalam koridor hukum. Untuk informasi lebih jelasnya silakan cari dengan Internet anda J

Terlepas dari bergesernya tren di FB, saya tetap adalah salah satu pengguna setianya. Ketika begitu banyak anak muda kekinian yang bilang bahwa FB sudah ketinggalan jaman, saya tidak merasa seperti itu. Karena yang paling penting FB menjadi pengingat ulang tahun teman-teman saya! Hahaha…

Selain itu, dengan FB juga saya bisa membagikan artikel ini untuk teman-teman yang bersedia untuk membacanya J



Pesan saya: jangan langsung percaya dengan apa yang anda lihat di Internet, banyak dari mereka adalah penipu!


Monday, January 11, 2016

It’s not easy being Justin Beiber

Justin Beiber (JB), satu-satunya artis debutan YouTube yang masih hits dan laris manis hingga hari ini. Berbeda dengan artis dadakan lainnya yang ngetop via YouTube (semacam Sinta Jojo kalau di Indonesia) yang hanya bertahan semusim rambutan, JB dengan gagah perkasa masih ngetop hingga saya menulis tulisan ini.

Memang banyak cerca terhadap laki-laki yang lahir tahun 1994 ini (ga beda jauh kok sama lahiran saya). Terutama ketika dia mengginjak remaja. Banyak sekali yang membencinya (haters). Mereka mengkritik bagaimana JB berpakaian yang tidak pantas, menato tubuhnya, bahkan berteman dengan Miley Cyrus-pun dianggap salah. Belum lagi JB pernah di-polisi-kan karena tingkah polahnya yang suka nyleneh. Mulai dari vandalisme, menyetir dengan SIM yang expired sampai terakhir di tahun 2014 dia benar-benar masuk penjara karena nyetir dalam keadaan mabuk (akibat alcohol dan Marijuana).

Saking banyaknya orang yang membenci JB, sampai-sampai di tahun yang sama di Amerika sana ada petisi untuk men-deportasi dia dari Amerika. Jumlah orang yang tanda tangan di petisi itu lebih dari 270.000!! Ngeri gak tuh, segitu banyak orang yang ingin mengusir dia.

Belum lagi kisah cintanya dengan Selena Gomes yang penuh drama sejak umurnya baru 16 tahun. Kalau di Indonesia ada artis segitu muda sudah jor-jor an pacaran pasti sudah bolak balik dibacakan doa pengusir setan oleh para penggiat anti dosa.

Bayangkan repongnya jadi JB. Umur baru belasan, tetapi harus sudah mengalami begitu banyak tekanan. Tekanan untuk selalu tampil ceria, sehat, dan atraktif. Kemudian semua orang berharap kita bertingkah sempurna, ramah, bahagia dan prima. Belum lagi tuntutan menyanyi yang luar biasa padat: latihan menyanyi, latihan menari, menghapal lirik, menghapal gerakan, rekaman, tur keliling dunia, salaman dengan fans, tanda tangan album, dsb, dst.

Waduuhh… kapan leyeh-leyehnya. Sekalinya santai-santai direcoki paparazzi.

Orang bilang, itulah resiko menjadi terkenal. Sebanding lah dengan uang yang didapat. Bisa suka-suka dan foya-foya. Dipuja wanita dan waria (ups..). Tapi kembali lagi ke usianya JB yang masih sangat muda. Memulai karir dari umur 14 tahun, dan selalu berkibar hingga hari ini.

Mengorbankan semua waktu luang yang biasanya dipunyai anak belasan tahun. Menebalkan kuping dan hati untuk mendengar segala caci. Menguatkan mental agar tau caranya bersenang-senang tetapi tidak membahayakan nyawa. Saat masih belasan tahun.

Memang sudah resikonya menjadi orang terkenal, sudah resiko punya banyak uang. Dan entah kenapa, banyak orang berharap kalau sudah tekenal dan banyak uang harusnya tidak usah aneh-aneh. Jarang sekali mereka memahami bahwa sang idola ini adalah manusia biasa. Manusia remaja tempatnya labil, tempatnya alay.

Nah, yang saya salut dari JB adalah kemampuannya untuk membalikkan keadaan. Iya, setahun lalu dia sangat dibenci. Iya, setahun lalu dia nyaris dideportasi. Tetapi lihat yang dia lakukan di penhujung tahun 2015. Dia mengeluarkan album baru yang berjudul PURPOSE. Dan album ini menjadi pembuktian bahwa, JB belum tergantikan dan masih menghasilkan karya-karya yang membuat para penikmat musik jatuh cinta lagi dan lagi.



Nah, jadi Justin Beiber aja susah, apalagi jadi Presiden!!

Note: tulisan akibat sedang suka dengan lagu-lagu barunya JB.

A Piece of Mind . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates