Bapak saya guru
Mengajar matematika siswa berseragam abu
Di sekolah yang siswanya miskin melulu
Bayar uang sekolah mereka tak mampu
Apalagi untuk bayar les sabtu minggu
Tapi tak juga kapok beliau
Demi mereka punya ijazah SMU
Kalaupun mereka tak lanjut kuliah menuntut ilmu
Lulus sekolah mereka bekerja di Indomaret dan orang tuanya terbantu
Betapa mulia tugas bapak untuk ditiru
Mendidik anak-anak jadi lebih berilmu.
Ibu saya wanita tangguh
Jualan di kantin sekolah mulai sejak subuh
Menemani murid SMU bertumbuh
Tempat mereka menumpahkan keluh
Mengingatkan agar mereka jangan sembarangan bersetubuh
Lalu mengijinkan mereka makan siang ngutang tak bayar penuh
Membantu beberapa anak bayar uang sekolah barang sepuluh duapuluh
Agar ujian nasional bisa mereka tempuh
Ibu mengajarkan saya tetap teguh
Menjalani hidup yang biasanya banyak berpeluh
Betapa hebat beliau sungguh
Membuat kami punya hidup yang tak rapuh.
Pacar saya pegawai negeri
Di lembaga yang dengarnya saja biking ngeri
Karena banyak orang pasti menyangka dia korupsi
Tugasnya menghitung kewajiban perusahaan hingga pribadi
Agar mereka mau mebayar negara dengan semacam upeti
Karena telah menimba laba di bumi pertiwi
Untuk membangun Indonesia cantik berseri
Meskipun tak jarang dia dan lembaganya dicaci maki
Karena dianggap birokrat yang bergaji terlalu tinggi.
Sahabat saya dokter
Terlahir memang sudah jadi orang pinter
Sekarang bekerja di Rumah Sakit yang namanya saja sudah bikin keder
Digaji dengan angka yang bikin ngiler
Dia mengobati pasien yang keblinger
Menjawab keluh kesah mereka untuk menjadi lebih seger
Menyehatkan umat tak hanya dengan sekedar puyer
Bangga saya berteman dengan manusia yang jasanya meluber.
Apalagi Dahlan Iskan
Mulai dari urusan bangsa, listrik, koran hingga iklan
Membantu membukakan jalan
Hingga kita menjadi terheran
Saat dia membuktikan semua bisa membaik dengan perubahan
Meski dia tak lagi tampan
Pak Dahlan tetap menjadi idaman.
Lalu saya?
Tak perlu rima untuk bercerita saya yang biasa
5 hari seminggu saya bekerja
Dalam kantoran dan jarang melihat senja
Bekerja untuk membuat bos tambah kaya
walaupun saya dibayar lebih dari cukup juga, hahaha...
Tapi tak juga saya berguna bagi umat manusia
Berkutat untuk urusan pribadi saja
Taklah sempat memikirkan masalah di Teluk Persia
Bahkan mahasiswa saja memikirkan urusan negara
Kesana kemari mengkritisi pejabat jumawa
Yang biasanya hanya jalan-jalan ke negara tetangga
Manusia Tak Berguna?? Mungkin Saya
Karena saya tak mampu mengubah dunia
Tapi setidaknya saya tak terlalu menyusahkan mereka
Taman Giri, 24 Sep 2013, 11.00pm
Thursday, September 26, 2013
Tuesday, September 24, 2013
Tuhanku Bukanlah Tuhanmu
Maaf, aku menghancurkan warungmu
Sebab Tuhanku tak sama dengan Tuhanmu
Maaf, aku harus membakar rumah doamu
Sebab rumah Tuhanku tak boleh bersanding dengan rumah Tuhanmu
Maaf, aku tak bisa mengucap selamat hari raya padamu
Sebab Tuhan yang aku puja bukan Tuhanmu
Maaf, aku tak boleh menjabat tanganmu
Sebab Tuhanku tak kenal Tuhanmu
Maaf, aku tak lagi mencintaimu
Sebab Tuhanku bukanlah Tuhanmu
Saat Tuhanku ada di mana-mana
Lalu dimana Tuhanmu berada?
Tak ada lagi tempat untuknya.
Saat Tuhanku maha segalanya
Lalu Tuhanmu bisa apa?
Tak akan bisa ditandinginya.
Saat hanya Tuhanku yang bisa membuka pintu surga
Lalu Tuhanmu membuka pintu apa?
Sayangnya Tuhanku bukanlah Tuhanmu
Kalau menjadi sama, baru aku jadi cinta.
Sayangnya Tuhanku bukanlah Tuhanmu
Jika saja sama, pasti kita tetap cinta.
Sebab Tuhanku tak sama dengan Tuhanmu
Maaf, aku harus membakar rumah doamu
Sebab rumah Tuhanku tak boleh bersanding dengan rumah Tuhanmu
Maaf, aku tak bisa mengucap selamat hari raya padamu
Sebab Tuhan yang aku puja bukan Tuhanmu
Maaf, aku tak boleh menjabat tanganmu
Sebab Tuhanku tak kenal Tuhanmu
Maaf, aku tak lagi mencintaimu
Sebab Tuhanku bukanlah Tuhanmu
Saat Tuhanku ada di mana-mana
Lalu dimana Tuhanmu berada?
Tak ada lagi tempat untuknya.
Saat Tuhanku maha segalanya
Lalu Tuhanmu bisa apa?
Tak akan bisa ditandinginya.
Saat hanya Tuhanku yang bisa membuka pintu surga
Lalu Tuhanmu membuka pintu apa?
Sayangnya Tuhanku bukanlah Tuhanmu
Kalau menjadi sama, baru aku jadi cinta.
Sayangnya Tuhanku bukanlah Tuhanmu
Jika saja sama, pasti kita tetap cinta.
Monday, September 23, 2013
What Heaven Is?
Kita semua pasti sesekali pernah
berpikir dan berkeinginan utuk pergi ke surga, akan tetapi kita tidak ingin
mati. Aneh bukan? Kalau konsep surga adalah after life period dimana segala hal
baik berkumpul dan kita semua ingin kesana, lalu kenapa kita tidak mau mati?
Menurut saya tidak aneh, kenapa? Sederhana saja, sesederhana bernapas. Secara
alamiah tubuh kita sudah merespon bahwa ada surga yang sangat sering kita alami
selagi kita masih hidup. Hanya konsep di kepala saja yang belum sinkron dengan
kenyataan yang kita alami.
Bingung? Tidak usah, surga itu
sangat sederhana dan bisa anda rasakan sepanjang hidup anda. Ini beberapa
contohnya:
1. Saat
anda sangat haus, panas terik, tenggorokan kering, bibir pecah-pecah (ini udah
macam iklan saja), kemudian anda diberikan sebotol air putih segar. Apa yang
anda rasakan? Nikmat luar biasa bukan? Tak jarang beberapa orang sampai berseru
“surgaaaa….!” Lihat, hanya sebotol air putih lho, bukan ice lemon tea, bukan jus
buah, dan bukan pula bir dingin. Tetapi walaupun anda ditawari macam-macam
minuman itu anda akan tetap memilih air putih sepertinya. Sederhana bukan?
2. Saat
anda berada dalam perjalanan di siang terik, macet, dan anda harus menyalakan
AC dalam mobil untuk menghindari asap dari knalpot kendaraan lain, eh tiba-tiba
teman seperjalanan anda kentut yang baunya naujubilah! Apa yang anda inginkan?
Cepat-cepat buka jendela mobil dan mengusahakan sesegera mungkin bau busuk itu
menghilang. Dan saat baunya sudah hilang lega bukan rasanya? Surga rasanya menghirup
udara tanpa bau kentut itu walaupun jadi harus merasakan panas di tengah ke
macetan daripada pusing berkalang kentut.
3. Saat
anda sangat pengen BAB dan anda masih dalam perjalanan mobil atau motor.
Menahan rasa ajegile itu dengan muka yang sudah berubah warna menjadi
mejikuhibiniu. Betapa leganya kita saat melihat pompa bensin dan secepat kilat
kita berlari ke toiletnya. Tak peduli lagi sebau apa, tidak ada tisu, engsel
pintu rusak, selama ada jamban dan air, hajar…..! Jangan tanya saya, kalau saya
tidak usah menunggu pompa besin, saya pernah numpang pup di warung, toko, rumah
orang, di kali, dsb. Dan rasanya memang surgaaaa... hahaha…
4. Selain
3 hal sederhana tadi, ada beberapa hal lain yang sifatnya lebih personal. Saya
misalnya, surga saya adalah membuka novel baru dan membaui setiap halamannya.
Atau ketika saya bisa bermalas-malasan dan bangun siang tanpa berkewajiban
mandi saat weekend itu adalah surga tertinggi.
See, sebenarnya surga itu sangat
sederhana. Terlepas dari pembicaraan agama bagi saya surga adalah apapun itu,
asal kita mendapatkannya di saat yang paling kita butuhkan. Tambahan jaket saat
menggigil kedinginan di kaki gunung Agung, sepotong lilin saat mati lampu di
malam hari, senyuman dari gebetan, pelukan erat saat sedih, obrolan saat bersama,
dan banyak hal sederhana lainnya.
Tak perlulah saya bisa
jalan-jalan ke universal studio di Singapore, tak perlulah saya makan malam di
St. Regis dan tak pula saya perlu mati dulu.
Surga bagi saya adalah
kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang mau saya sadari, semakin saya mau menyadari
hal-hal kecil itu, semakin hidup saya disurga. Saat ini, saat saya menulis ini,
inipun surga bagi saya…
Apa Surgamu?
Wednesday, September 11, 2013
Nak, Ibu Titip Kamu di TPA
Nak, ayo bangun pagi dan gosok gigi
Mari bersiap-siap menyambut hari yang baru
Mari bersiap-siap ke Tempat Penitipan Anak di depan rumah
Karena Ibu harus segera ke kantor
Nak, ayo segera berkemas
Usiamu memang baru dua setengah,
tapi kamu sudah harus mengerti artinya susah.
Ayo nak, jangan manyun
Ibu bisa terlambat memulai briefing
Nak, maaf karena kamu akan ibu titip di sepupu
Karena ibu baru pulang setelah jam sepuluh
Ibu masih harus mengerjakan ini itu
Nak, semua ini Ibu lakukan demi kamu.
Agar kamu bisa ikut les di Kumon
Ibu bekerja keras
Agar kamu bisa kuliah kedokteran
Nak, maaf karena kamu harus sendiri memasak menggoreng nugget
Pembantu kita pergi entah kemana, dan ibu belum menemukan
penggantinya
Kalau kamu terlalu lelah dari sekolah, ibu bisa telponkan McD untuk
kamu makan siang
Nak, maaf karena Sabtu dan Minggu kita tidak bisa bersama
Ibu ke pernikahan saudara
Kamu boleh menunggu di rumah dan menonton Spongebob sepuasnya
Nak, Ibu sangat sayang kamu
Makanya Ibu banting tulang untuk masa depanmu
Agar saat kamu besar nanti kamu bisa punya sepatu Nike
Nah,
Sekarang kamu sudah tau semua alasan kenapa kamu harus bergegas
Nanti jam 8 malam Ibu jemput kamu dari TPA
Ibu sayang kamu.
Inspired by: ibuku, ibu JC,
dan ibu-ibu hebat lainnya
Sanur,
5 September 2013, 6.05pm
Yulia Windayani
Wednesday, September 4, 2013
Cuma Boleh Satu Doa Tok!
Seberapa sering kita berdoa?
- Setiap saat setiap waktu
- Kalau sedang kesusahan
- Kalau ada maunya
- Kalau sedang hari raya
Apa sih isi doa kita?
- Minta keinginannya dikabulkan
- Bersyukur keinginannya dikabulkan
- Mengadu kalau keinginannya tidak dikabulkan
Yang sangat enak tentang berdoa adalah kita
boleh berdoa sepuasnya, kapanpun, dimanapun, benar-benar tanpa batas. Tuhan dan
alam semesta dengan sangat murah hati memberikan paket unlimited untuk doa-doa kita. Dijamin pasti sampai. Tapi kalau
urusan dikabulkan atau tidak, itu yang harus sabar.
Hitungannya, dari kira-kira 7,2 miliar penduduk
bumi, paling tidak 7 miliar diantaranya pasti pernah berdoa, memohon, atau
meminta pada Tuhan dan semesta alam. Nah, tidak mungkin kan semua doa pasti terkabul?!
Karenaaaaa … secara logita itu tidak memungkinkan.
Contoh sederhana: dalam sebuah kelas, ada 30 orang anak kelas 1
SD. Ada 10 orang anak di kelas itu yang
setiap hari berdoa yang isinya kira-kira adalah “Ya Tuhan, semoga saya rangking
1 di semester ini”. Mungkin tidak mereka semua juara 1?
Pada
akhirnya tetap saja juara 1 di kelas itu hanya 1 orang entah yang berdoa entah
yang tidak.
Kenapa Tuhan tidak mengabulkan segalanya? Ayolah
kawan… Tuhan yang menciptakan manusia dengan akal dan logika, itu berarti Tuhan
maha selain maha esa, maha kuasa, maha mengetahui, dsb, Tuhan juga maha logika
bukan? So, that simple kok. Tentang bagaimana caranya si juara 1 bisa jadi
juara lain lagi pembahasannya.
Nah lanjut…
Dari
jaman dahulu kala, bahkan dari jaman sebelum Aladin, sangat sering muncul
pertanyaan dan pernyataan tentang 3 keinginan yang pasti dikabulkan oleh jin
yang dikeluarkan dari lampu ajaib, botol ajaib dan apapun itu asal ajaib.
Bagaimana kalau hal diatas kita ubah sedikit menjadi:
“Winda, kalau kamu hanya diijinkan berdoa 1 kali tok! Apa doamu?
Mulalah
saya membuat list panjang yang berisi kandidat doa yang akan saya panjatkan.
Semakin lama list itu semakin panjang sehingga sayapun menjadi semakin pusing.
Beberapa doa besar itu adalah:- Kasi saya rejeki yang banyak – nah ukuran banyak ini sangat relative, bagaimana kalau ternyata menurut Tuhan Rp. 100.000,- itu sudah sangat banyak? Mati saya!
- Kalau begitu kasi saya uang minimal 50juta tiap hari – ngeri juga sebenarnya, kalau dikabulkan trus saya jadi incaran rampok gimana? Atau dikabulkan asal saya mau ngepet?! Bahaya nih, bisa dibakar massa!
- Kasi saya umur yang panjang – tapi kalau umurnya kepanjangan trus tua renta dan hanya bisa bengong? Gawat juga tuh!
- Kasi saya pacar yang super ganteng – lagi-lagi ini relative, kalau menurut Tuhan Aziz Gagap aja udah ganteng sedangkan menurut saya yang ganteng itu Christian Bale?!
- Jadikan saya artis ngetop, jauh lebih ngetop daripada Sule atau Olga Syahputra – missal nih dikasi sama Tuhan, tapi terkenalnya model Nikita Mirzani gimana? Amit-amiiiit!
Dan masih banyak doa-doa absurd lainnya yang
jika dipikirkan lebih jauh semakin janggal rasanya. Setelah saya pikirkan lagi
dengan lebih serius, kemudian doa saya berubah menjadi: “berikanlah hamba
kehidupan yang penuh kebahagiaan”.
Seketika
saya sadar – lha sekarang saja saya sudah bahagia.
Lalu bagaimana nasib tawaran 1 doa itu?
Oke, setelah saya pikir dengan sangat manusiawi
ada 2 pilihan doa yang harus saya ambil.
- Saya kembalikan jatah itu ke Tuhan dan bilang “Tuhan, nih saya kembalikan jatah satu doanya. Kalau boleh itu jatah tolong dikasikan ke orang yang lebih perlu. Kalau tidak boleh ya wis simpen sendiri”.
- Saya akan menggunakan jatah itu dan bilang “Tuhan, biarkanlas semua berjalan senormalnya dan sesuai dengan yang seharusnya”
Dan saya putuskan saya panjatkan doa yang ke-2,
biarlah semua berjalan dengan sepatutnya, senang sedih, susah bahagia, tidak
perlu ada yang ditunda atau diperpanjang J
Selamat Berdoa….
Taman Giri,
29
Augustus 2013
Yulia Windayani